BAB 9

1383 Kata
   Camilla dan Danieru baru saja tiba di salah satu butik terkenal. Tempat ini khusus untuk menjual gaun pengantin, dan sudah menjadi langganan dari keluarga Malaike. Semua orang tentu mengenal Danieru, ia dulu sering pergi ke tempat tersebut, dan memiliki beberapa urusan bisnis di sana.    “Ini hanya pernikahan kontrak, kenapa mencari gaun di tempat seperti ini?” tanya Camilla. Wanita itu baru saja keluar dari mobil, mini dress berwarna merah melekat begitu pas pada tubuhnya. Pada kakinya stiletto dengan senada sudah terpasang sangat rapi. Wanita itu menatap sekitar, banyak orang yang mencuri pandang.    “Pernikahanku sudah menjadi sorotan publik, jelas aku harus memberikan yang terbaik bagi media.” Sesudah mengatakan hal tersebut, Danieru segera meraih tangan Camilla, ia melirik wanita itu dan mengembuskan napasnya pelan.    “Apa?” tanya Camilla bingung. Ia belum bergerak dari tempatnya, dan yang lebih parah, Camilla belum bisa mencerna ucapan Danieru.    “Apa kau ingin mencoba gaun pengantin di depan pintu?” tanya Danieru.    Camilla menatap aneh. “Mencoba gaun pengantin di depan pintu? Apa kau gila? Aku tak akan membiarkan orang rendahan melihat tubuhku.”    Danieru yang tak tahan berdebat segera menggendong tubuh Camilla.    “Hei ... apa yang kau lakukan? Cepat ... turunkan aku!” tegas Camilla sambil memberontak di gendongan Danieru.    “Kau sangat merepotkan,” komentar Danieru.    Camilla terus memberontak, tetapi dengan sengaja Danieru melepaskan tubuh Camilla.    “Akh ... bo-doh!” Camilla meringis saat bokongnya sukses menghantam lantai. Wanita itu mengelus bagian pinggangnya, ia kemudian menengadahkan kepala dan menatap Danieru.    Danieru yang mendapat tatapan itu segera tersenyum, awalnya ia tak tega, tetapi Camilla sendiri yang minta untuk dilepaskan.    “Kenapa kau melepaskanku? Akh ... pria gila ini,” ujar Camilla. Wanita itu masih mengelus bagian pinggangnya, ia benar-benar tak menyangka jika otak Danieru terkadang tidak berfungsi dengan baik.    “Bukankah kau meminta aku melepaskanmu?” tanya Danieru dengan wajah polosnya yang sangat menyebalkan.    Mendengar pertanyaan dari calon suami kontraknya, membuat Camilla membelalakkan mata. “Aku tak menyangka jika ka-”    “Kau tak perlu mengatakannya, aku memang sangat tampan dan romantis.” Danieru sengaja memotong ucapan Camilla, ia ingin melihat wanita itu semakin kesal padanya.    Setelah mendengar jawaban Danieru, Camilla langsung bangkit berdiri, ia kehilangan kata, ia benar-benar tak tahu harus bagaimana membalas pria sialan itu.    “Ah!” Camilla mengepalkan tangannya seerat mungkin. “Kita masuk sekarang!”    Danieru tertawa kecil, kemudian meraih tangan Camilla dan membawa wanita itu memasuki butik. Beberapa orang pegawai yang melihat keributan mereka tadi segera menundukkan kepala, entah apa yang mereka pikirkan, yang jelas mereka merasa sangat aneh.    “Selamat datang, Tuan Muda Malaike.” Seorang pelayan segera membungkuk, ia adalah salah satu orang yang bertugas khusus untuk melayani keperluan anggota keluarga Malaike.    “Aku ingin gaun pernikahan paling mahal dan terbaru,” ujar Danieru.    “Anda akan menikah?” tanya pelayan itu.    “Tidak, aku akan menghadiri acara pemakaman. Apa kau puas?” Danieru menatap Camilla, ia kemudian mengalihkan tatapannya kepada sang pelayan.    “Ah ... maafkan saya, Tuan. Saya hanya sedikit terkejut,” jawab pelayan itu.    Camilla memalingkan wajahnya, sungguh ... jawaban yang baru saja Danieru berikan pada pelayan itu cukup menohok. Sindiran secara tak langsung bagi pelayan tersebut. Ia ingin tertawa, tetapi ia sadar jika Danieru sedang kesal.    Camilla mati-matian menahan diri untuk tidak tersenyum, jika ia berada pada posisi Danieru, dirinya juga akan menjawab hal yang sama. Seseorang membeli gaun pengantin jelas saja akan segera menikah, dan ... dengan bodohnya pelayan itu bertanya.    “Apa yang lucu?” tanya Danieru.    Camilla mengalihkan tatapannya, ia cukup kaget saat wajah Danieru begitu dekat dengannya. “Ti-tidak ada yang lucu.”    Para pelayan yang melihat kedekatan dua orang itu kembali menundukkan kepala, mereka jelas saja menganggap tingkah laku keduanya begitu manis.    “Kau yakin?” tanya Danieru lagi.    Camilla memutar bola matanya jengah, sepertinya Danieru ingin memulai drama picisan mereka. Sekilas Camilla cukup tahu apa yang Danieru inginkan, ia juga paham jika peraturan yang ada dalam kontrak harus dirinya penuhi.    “Kitty, apa kau akan terus diam?” tanya Danieru dengan nada yang sangat lembut.    Camilla yang mendengar itu cukup merinding, pria bernama Danieru benar-benar pintar mengatur mimik wajah, intonasi suara, bahkan bahasa tubuh.    “Kau masih marah karena kejadian tadi?” tanya Danieru.    Camilla membelalakkan mata, pria itu masih saja mengingatkan dirinya dengan kejadian sial beberapa menit lalu. Tetapi sekali lagi, Camilla mencoba untuk tersenyum.    “Doggie, bagaimana aku bisa marah dalam waktu yang lama padamu?” tanya Camilla. Ia melirik sekitar, semua orang sepertinya sedang memasang telinga dan mata dengan sangat baik.    “Benarkah, kenapa kau tidak memberikan bukti?”    Sejenak Camilla menatap Danieru tajam, bukti? Bukti apa yang pria itu maksud?    “Berikan aku ciuman,” bisik Danieru.    Camilla ingin menolak, tetapi jika ia melakukan itu maka ia keluar dari skenario Danieru.    “Kitty,” tegur Danieru.    Wanita itu segera maju, ia mengecup pipi Danieru. Rasa malu tiba-tiba bersorak, dan membuat wajah Camilla bersemu. Ketika ia ingin menjauh, Danieru langsung memeluknya, dan kembali melumat bibirnya.    Cekrek ...    Cekrek ...    Cekrek ...    Suara-suara itu terdengar cukup berisik, kilatan blitz kamera menghujani tubuh Camilla dan Danieru beberapa kali. Dan Camilla sadar, jika Danieru sengaja melakukan segala hal agar paparazi mengabadikan momen seperti sekarang. Pria itu ingin kabar pernikahan mereka berembus kencang, dan membuat semua orang terkaget-kaget.    “Tuan Muda Kedua, apa  benar Anda dan Nona Muda Alistair akan menikah?”    “Apakah benar kalian lama menjalin hubungan asmara?”    “Sejak kapan kalian berkencan?”    “Kapan pernikahan kalian akan diadakan”    “Nona Alistair, apa benar gosip jika Anda hamil di luar nikah dan kalian akhirnya memutuskan untuk memublikasikan hubungan kalian ke publik?”    “Nona Alistair, bagaimana Anda dan Tuan Muda Kedua bisa bertemu?    Camilla menutup matanya erat, pertanyaan demi pertanyaan terus terlontar dan sudah berserakan. Wanita itu merasa jengkel saat Danieru belum juga mengakhiri ciuman mereka, ia memukul pelan bagian d**a Danieru sebagai sebuah kode.    Mengerti dengan kode Camilla, Danieru segera menyudahi aksinya. Ia menatap ke arah para paparazi dan mengumbar senyum.    “Tuan Muda Kedua, tolong jawab pertanyaan kami.”    “Nona Alistair, saya mohon berikan kami semua jawaban.”    Danieru menggenggam erat tangan Camilla, ia segera membawa wanita itu duduk pada sofa di tengah-tengah ruangan.    “Tuan Muda Kedua, tolong jawab pertanyaan kami.”    Danieru menatap. “Baiklah, tapi biarkan calon istriku mencoba beberapa gaun terlebih dahulu.”    “Apa kami boleh mengambil beberapa gambar saat Nona Muda Alistair mencoba gaun pengantin?” tanya salah seorang dari mereka.    Camilla menatap Danieru.    “Tentu saja, asal jangan mengambil gambar saat ia mengganti pakaiannya.”    ‘BODOH!’ maki Camilla di dalam hatinya. Ia menatap Danieru, tersenyum lebar padahal hatinya sedang sangat kesal.    “Baik, terima kasih.” Para paparazi terlihat sangat puas, sedangkan Camilla sangat ingin menyingkirkan orang-orang itu sesegera mungkin.    Setelah beberapa menit berlalu, seorang wanita keluar dari ruangan penyimpanan gaun pengantin khusus. Ia membawa beberapa gaun, dan tersenyum saat bertatap mata dengan Danieru.    “Rachel, senang bisa melihatmu lagi,” sapa Danieru.    Camilla menatap wanita bernama Rachel, ia tidak pernah bertemu wanita itu. Jika dilihat, wanita itu memiliki usia yang tidak terpaut jauh darinya.    “Huh ... kau mungkin sibuk dengan Nona Alistair beberapa waktu lalu, dan baru sempat mengunjungiku sekarang.” Rachel menatap Camilla, ia tersenyum.    Mendengar hal itu, semua orang terlihat sangat tertarik. Mereka mulai mengarahkan bidikan kamera pada Rachel.    “Nona Rachel, bukankah dulu Anda dan Tuan Muda Kedua hampir menikah?” tanya salah satu orang paparazi.    “Ha?” Camilla tak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Ia menatap Danieru, meminta penjelasan dari pria itu.    “Ya, dan kami merasa hubungan persahabatan lebih penting daripada pernikahan. Jadi, aku turut senang saat Danieru menggambariku tentang kunjungannya hari ini.” Rachel menghampiri Camilla, ia kemudian tersenyum.    “Camilla,” tegur Rachel.    “Y-ya?”    “Salam kenal,” ujar Rachel lagi.    “Salam, kenal.” Camilla tak bisa bereaksi lebih, ia menelan ludahnya kasar. Demi Tuhan ... Danieru semakin menyebalkan sekarang. Pria itu membawa dirinya masuk ke sarang seorang wanita yang tak lain, dan tak bukan mangan kekasih sendiri.    “Kau sangat beruntung, Danieru adalah pria yang baik. Jadi ... ayo kita segera mencoba beberapa gaun untukmu.”    Camilla menatap ke arah Danieru, sekilas ia melihat tatapan pria itu begitu lembut saat melihat Rachel. Apa Danieru masih mencintai Rachel?    “Camilla, ayo.” Rachel segera menarik tangan Camilla, ia melangkah ke arah ruang ganti.    Sedangkan Camilla, dirinya hanya bisa menuruti keinginan Rachel. Wanita itu mengalihkan tatapannya saat Danieru memerhatikannya.    ‘Dia korban patah hati,’ ujar Camilla di hatinya. 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN