Tubuh Giana menggeliat pelan, merasakan suara benda bergerak di atas nakas. Matanya masih terasa berat dan enggan terbuka. Semalam ia baru bisa tidur ketika waktu menunjukkan pukul sebelas malam. Alasannya adalah ia terlalu asik ngobrol dengan Erlan lewat sambungan video call. Bukan Erlan yang minta tapi Giana yang beralasan belum bisa tidur sehingga meminta Erlan untuk menemaninya. Tangan Giana bergerak malas, menggapai ponsel di atas nakas. Matanya terbuka pelan dan melihat kalau ada panggilan telepon dari Erlan. Giana pikir tadi adalah getar dari alarm tapi dugaannya salah. “Erlan?” gumam Giana terkejut. “Halo,” sapanya dengan suara serak khas bangun tidur. “Good morning sweet heart.” Sapa Erlan dengan nada semangat. “Morning, aku kira suara alarm.” “Kamu baru bangun?” “Hhmm, ngan
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari