Erlan meletakkan ponsel yang baru saja ia gunakan untuk mengirim pesan kepada Giana. Sebuah pesan singkat untuk memberikan semangat pada wanita itu dan berharap kalau Giana akan membalasnya. Erlan tidak terburu-buru, ia akan mendekati Giana dengan sabar sehingga wanita itu tidak akan berpikir bahwa ia hanya modus dan tidak serius.
“Gini banget suka sama cewek, kudu slow biar dia nggak ilfeel. Mana dari awal udah dicap jelek lagi sama Giana,” gumam Erlan penuh sesal. “Biasanya cewek yang datang sekarang aku yang harus berjuang. Nggak masalah, Giana wanita yang tepat untuk aku perjuangkan.”
Tok Tok Tok
Ketukan pintu membuat Erlan mendongak dan melihat Dara datang dengan kopi kesukaan Erlan. Tidak ada yang bisa membuat kopi seenak Dara dan hanya Dara yang bisa memenuhi selera Erlan terhada
