"Res."
Fares yang baru memarkirkan motornya di parkiran cafe menoleh menatap cewek yang baru memanggilnya. "Tessa, sejak kapan disini?." Tanya Fares pada Tessa, mantan nya beberapa tahun yang lalu.
Tessa yang sedari tadi menunggu Fares di cafe tersenyum melihat kedatangan cowok itu. "Belum lama, gue pengen minum kopi."
"Kenapa nggak didalem?."
"Sengaja sekalian nungguin lo dateng."
"Didalem aja Sa, gue buatin hot latte buat lo."
Ajak Fares, Tessa langsung mengangguk dan mengikuti cowok itu masuk kedalam cafe yang sudah lumayan rame di jam sembilan pagi.
Tessa duduk di kursi depan bar menunggu sambil memperhatikan Fares yang sedang bersiap untuk membuat kopi nya. Senyumannya terlihat begitu jelas melihat Fares yang fokus membuat latte-art dikopi nya.
"Silahkan."
"Keren juga latte-art nya, jago lo." Puji Tessa.
"Mau sekalian makan?." Tessa menggeleng menolak.
"Gue udah makan tadi, iseng aja pengen ngopi ketempat lo udah lama." Ucap nya meminum kopi nya sedikit demi sedikit.
"Terlalu sibuk lo nya."
"Ya lo tau sendiri segimana obses nya mamah gue tantang pendidikan."
Fares manggut-manggut. Dari jaman SMP Tessa memang selalu menjadi juara dikelas mereka karna tuntutan orang tua nya, pernah sekali Fares memergoki Tessa sedang ditampar oleh mamah nya saat pembagian raport hanya karna mendapatkan juara 2.
Perlu kalian ketahui keduanya pernah menjalin hubungan selama dua tahun di masa SMA namun sayangnya hubungan mereka harus berakhir bukan karna selingkuh atau pertengkaran lain tapi karna Tessa harus pindah ke US ikut bersama orang tua nya melanjutkan pendidikan nya disana.
Putus secara baik-baik memang terasa lebih berat dibandingkan putus karna masalah, rasa yang harus dipaksakan berhenti karna keadaan membuat Fares sempat galau karna itu.
Ingat itu dulu, karna setelah menikah dengan Firna tidak sedikitpun Fares mengingat masalalu nya karna bagi nya itu semua hanya lah kisah lalu yang tidak harus diingat.
"Istri lo gimana?." Tessa bertanya sambil mengaduk pelan cangkir kopi nya.
"Lebih baik."
Tessa tersenyum, senyuman pahit yang sama saat dirinya pertama kali mengetahui Fares sudah menikah dengan cewek lain dan lebih parahnya bahkan sudah memiliki seorang bayi.
Sakit? Tentu saja, Tessa kembali ke Indonesia untuk menemui Fares dimasa libur kuliah nya tapi apa yang dirinya dapat setelah kembali ke Indonesia hanya lah kabar buruk yang menyakiti hati nya.
Tessa tidak akan berkecil hati.
*****
Firna melihat suami nya yang baru datang langsung mencium tangannya menyambutnya dengan hangat. "Rame ya kak?." Tanya Firna melihat wajah Fares yang sangat lesuh.
"Iya."
"Alhamdulillah."
"Gue mandi dulu ya." Firna mengangguk membiarkan Fares untuk bersih-bersih terlebih dahulu sedangkan dirinya menyiapkan pakaian Fares.
Setelah selesai menyiapkan pakaian Fares Firna langsung keluar kamar untuk menyiapkan makan malam mereka, tadi dirinya sudah sempat memasak beberapa menu masakan yang baru dipelajarinya dari YouTube.
Menu masakan yang Firna buat ada Ikan pepes kemangi, tumis tahu kecap dan juga sambal. Meskipun menu yang sederhana tapi Firna membuatnya dengan sungguh-sungguh agar rasanya enak.
Fares datang sudah dengan pakaian santai yang Firna siapkan, rambut cowok itu masih basah dan berantakan. "Resep baru?." Firna mengangguk mengambilkan nasi putih dan kedua lauk nya kepada Fares.
Fares duduk dengan tenang membiarkan Firna yang melayani nya. "Lo makan sedikit banget." Ucap Fares melihat porsi makan Firna yang jauh lebih sedikit dari porsi nya.
"Aku tadi udah makan."
Fares yang hendak menyuapkan nasi kedalam mulutnya berhenti menggantung di udara. "Kalo udah makan jangan dipaksain nanti eneg perut lo." Ujar Fares menengur.
"Gak sopan ngebiarin suami makan sendirian." Ucap Firna sambil tersenyum manis.
Fares terdiam dan tidak banyak bicara lagi memilih untuk fokus pada makanannya begitu pun dengan Firna yang memakan nasi sedikit demi sedikit hingga habis.
Selesai makan seperti biasa Firna langsung membereskan meja makan mencuci piring dan merapihkan nya kembali.
Fares sedang duduk santai didepan tv melihat berita yang sedang diliput secara langsung. "Ngeri juga jaman sekarang masih ada penculikan." Gumam Fares menyaksikan tv nya dengan serius.
Firna membawa segelas s**u untuk Fares, saking fokus nya pada tv Fares sampai tidak sadar jika istrinya sedang memperhatikannya.
"Ada berita apa sih kak?." Firna penasaran ikut duduk di samping Fares melihat berita yang disiarkan secara langsung di tv.
"Itu bukannya anak aktris yang lagi naik daun sekarang ya?." Tanya Firna merasa tidak asing dengan si korban.
"Iya."
"Jahat banget."
"Namanya orang iri." Firna geleng-geleng.
"Kak Fares mau nyusu gak?."
"Hah?" Fares spontan langsung melihat kearah Firna.
Firna berdecak. "Itu aku udah buatin s**u, mau diminum gak kalo ngga mau aku minum aja." Ucap nya menunjuk segelas s**u di meja yang sudah dirinya buat.
"Astaga, gue kira..." Fares meraup wajah nya pelan lalu mengambil segelas s**u itu meminumnya hingga habis.
"Kira apa?."
"Bukan apa-apa." Fares memberikan gelas yang sudah kosong pada Firna agar menaruh nya ke dapur.
Setelah Firna pergi ke dapur Fares menghela nafasnya berat. Ucapan Firna tadi terkesan sangat ambigu ditelinga nya, jadi wajar jika pikirannya langsung lari ke arah sana tapi untungnya Firna tidak sadar dengan hal itu.
*****
"Kak Fares."
Fares mengerang dalam tidur nya perlahan membuka kedua matanya dengan sangat berat melihat Firna yang sudah duduk disebelah nya.
"Apa, Na?."
"Tadi ada yang pencet bell rumah beberapa kali." Ucap Firna.
Fares melihat jam yang di kamar mereka. "Siapa yang bertamu di jam setengah tiga? Lo mimpi kali." Ujar Fares tidak habis pikir.
"Serius kak."
"Udah tidur lagi aja, Na. Gue ngantuk." Fares hendak memejamkan matanya kembali tapi Firna terus mengguncang-guncang badannya.
"Liat dulu kak." Fares mengusap wajah nya kasar kemudian bangun dari tempat tidur nya.
Firna mengikuti dibelakang Fares memegang ujung baju belakang suami nya. "Kalo maling gimana?." Tanya Firna takut.
"Maling mana ada sih, Na, yang mencetin bell."
"Kalo rampok?."
"Gak usah aneh-aneh, gak mungkin."
Fares memutar kunci membuka pintu utama rumah mereka kemudian langsung membelalakkan matanya kaget dengan apa yang dilihatnya.
Firna penasaran mengintip dibalik punggung Fares lalu melotot lebar. "Kak Jino?!." Kaget nya melihat Jino sahabat Fares berbaring dilantai rumah mereka tanpa alas apapun bahkan cowok itu hanya mengenakan kaos dalam putih dan juga celana pendek.
Mendengar namanya dipanggil cowok itu langsung bangun. "Broo."
Fares berkedip. "Lo ngapain b**o?." Tanya Fares masih bingung dengan apa yang sahabatnya itu lalukan dini hari begini didepan rumahnya.
Jino tidak menjawab, cowok itu langsung memeluk Fares lalu menangis dengan drama. "Gue ditodong, sialan."
"Ditodong?!."
To be continude