Malam pertama

1402 Kata

Sasya melebarkan matanya yang tampak sembab, dia menatap langit-langit kamar yang terdesign mewah dengan segala ornamen yang menghias di atasnya. Lalu dia mengedarkan pandangan ke sekeliling dan mendapati wanita yang duduk dengan posisi siap tapi mata terpejam, mungkin karena lelah. Ya, wanita yang menyebut dirinya sebagai pengawal pribadi yang di siapkan untuk dirinya. Ada rasa iba terlintas di hati Sasya melihat wanita itu dengan keras bekerja, bahkan tidur saja sulit hingga harus mencuri-curi waktu hanya untuk sekedar tidur. Haruskah aku merasa bersyukur dengan hidup yang aku miliki ya Tuhan?! Melihat wanita itu dengan keras bekerja hingga dia bahkan tak lagi memiliki waktu tidur. Tuhan…apakah pernikahan ini adalah yang terbaik? Aku benci dengan semuanya, aku ingin menjalani kehidupan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN