"WOIIIII.... LIHAT PR KALIAN!!" Seru Reiza saat sampai di depan kelas .
Krikk... Krikk..
Tak ada satupun yang merespon.
Semuanya terlihat begitu sibuk. Mereka sedang membentuk lingkaran ditengah-tengah kelas,dengan buku bersebaran di atas meja. Reiza pun langsung menerobos mereka dan terkejut sewaktu semuanya lagi sibuk menulis. Ternyata mereka lagi ngadain acara 'NYONTEK BERSAMA DEMI KEMAKMURAN KELAS'.
Reiza langsung berlari heboh. Dia pun membanting tasnya dan mengeluarkan buku biru. Dia berlari kesana-kemari mencari jawaban.
Begitulah hebohnya anak SMA,datang pagi-pagi bukan untuk piket,melainkan mengerjakan tugas. Mencontek punya teman pulak itu. Pada saat seperti ini juga mereka tau mana kawan dan mana lawan . Eh,kok gak nyambung gitu yah?
Saat ada maunya,wajah cowok yang paling bandel sekalipun bakalan berubah menjadi seperti gelandangan belum makan tujuh minggu. Matanya memelas dengan wajah kasihan,membuat semua orang yang melihat langsung memberikan bukunya tanpa ada perlawanan. Salah satunya,Ciko.
Baru kali ini dia datang cepat dan mau mengerjakan tugas, meskipun menyontek. Alasannya karna minggu lalu dia buat perjanjian untuk berubah dan udah ditandatangani di depan Bu Endang.
Semua orang tampak sibuk. Ada yang berlari kesana-kemari,memfoto jawaban,melempar tipeks,pokoknya serba sibuk.
Termasuk anak kost yang satu ini. Biasanya dia bakalan ribut kalau ada orang yang memakai alat tulisnya,tapi karna waktunya gak sempat,dia terlihat 'pasrah' aja.
"Woiiii.. halaman lima ikut juga? Loh,ini jawabannya bukannya yang halaman satu?"
"Udah, tulis aja. Tinggal nyontek aja pun masih ribut. Bising lo,"
"Guys, pinjem tipeks!"
Nah,begini nih. Padahal waktu dirumah jauh lebih banyak daripada pagi-pagi di sekolah. Tapi,ajaibnya,siswa masa kini dengan prinsip 'The power of kepepet' mampu menyelesaikan tugas lima lembar dengan waktu yang sangat mepet. Sungguh ajaib!!
Semua siswa serentak bernafas lega sewaktu mereka sudah menyiapkan tugas itu. Dan terakhirnya,mulailah seseorang membuka pembicaraan.
"WOI,tipeks anak kost mana? Pulpen warna gue juga hilang, penggaris besi gue juga. Ayo,mana,mana? Balikin atau gue bakalan menggeledah tas Lo satu persatu." Baru saja dipuji,nih anak kost udah ribut lagi.
Semua orang mulai memeriksa mejanya. Satu persatu mereka memberikan barang itu ke meja Geby. Dia terlihat seperti seorang preman minta umpeti.
Bel berbunyi,Devany baru datang. Semua pasang mata melihat Devany dari arah pintu sampai dia duduk di bangkunya.
"Lo udah siap tugas biologi?" Tanya Suji.
"Udah,cuma itu doang kan?" Balas Devany lagi.
Suji hanya menganggukkan kepalanya. Lalu Bu Endang pun masuk. Tugas dikumpulkan. Dan ajaibnya,Ciko and the gengs gak ada yang gak siap. Mereka semua mengumpul dengan gagahnya.
"Baiklah,ibu bangga karena kalian semua mampu mengerjakan tugasnya dengan baik. Apalagi perusuh kelas kita juga telah mengumpulkan tugasnya. Ini adalah suatu kejadian langka. Beri tepuk tangan buat Ciko dan teman-temannya." Ucap Bu Endang.
Mereka semua bertepuk tangan sambil bersiul heboh. Kecuali Devany.
"Oke,kita mulai pelajaran kita. Buka halaman..." Bu Endang mulai menjelaskan.
Dari belakang ini,tampak Ciko sedang memikirkan sesuatu. Dia mengetuk-ngetukan pulpennya ke mejanya. Entah apa yang sedang dipikirkannya .
Tiba-tiba dia turun kebawah meja dan jongkok sambil berjalan ke bawah meja Reiza. Ketepatan Ciko sebangku dengan James,didepannya ada Nessa sebangku dengan Reiza.
Dengan tangan pelan dia membuka tali sepatu milik Reiza dan juga milik Nessa lalu dia mengikatnya di kaki meja miliknya. Setelah dia mengikatnya kuat,baru dia kembali duduk di kursinya. James yang melihat itu hanya tersenyum sambil geleng-geleng kepala.
Bu Endang yang melihat keganjalan dari belakang langsung memanggil Ciko.
"Ciko,apa yang kamu lakukan?" Tanyanya.
Ciko hanya tersenyum manis.
"Gak ada Bu,cuma merasa senang aja karna Ciko bisa ngerjain tugas ibu." Jawabnya santai.
Bu Endang kembali menjelaskan. Lalu dia menanya kepada Devany.
Devany menjawabnya dengan baik. Kembali lagi Bu Endang bertanya,
"Siapa yang bisa menghafalkan mekanisme pernapasan manusia, maju kedepan."
Dengan cepat Reiza angkat tangan. Lalu Bu Endang menyuruhnya maju.
Ciko mulai gelisah. Ketika Reiza berdiri, lalu keluar dari mejanyadan hendak berjalan,dia langsung terjatuh dengan kaki terangkat. Nessa yang tali sepatunya juga diikat,spontan ikut tertarik. Sedangkan meja Ciko bergeser kedepan.
Buku paket dan beberapa pulpen berjatuhan di lantai. Semua pasang mata mengarah kepada seseorang yang sedang tersenyum konyol.
"CIKKKKKOOOOOO!!" Teriak Bu Endang.
"Saya Bu," jawab Ciko sambil tersenyum lebar.
???
"Lo taukan,kalau Ciko itu anak paling bandel di kelas? Mungkin aja udah sampai tingkat nasional." Ucap Suji kepada Devany. Mereka sedang berjalan di lapangan sekolah hendak pergi ke kantin.
Devany hanya menganggukkan kepalanya.
"Iyah,gue tau kok. Emangnya selama ini yang digangguin sama tuh mahluk siapa? Kan gue," Balas Devany dengan ekspresi seperti istri tertekan batin.
Suji kembali mengangguk pelan,Devany memang korban pelampiasan kegilaan Ciko selama ini.
Mereka berdua pun sampai di kantin,lalu mereka memesan dua mangkuk bakso kosong.
"Lo masih ingat,waktu Ciko pernah mengganti spidol white board dengan spidol permanen? Kalau gak salah waktu pelajarannya Bu Suci." Tanya Suji dengan wajahnya yang sedikit condong ke depan Devany.
Devany mendorong jidat Suji,
"Lo kok kayak cacing gatel gitu sih? Jijik banget gue. Iya gue ingat,mana mungkin gue lupa. Satu harian kita gak belajar karena tuh tinta susah dihapus. Trus Bu Suci nyuruh si Ciko nyuci wc sampai bersih. Kasihan banget tuh orang," Ucap Devany dengan santai.
Seketika mereka berdua tertawa.
Ingat banget sama Ciko yang dikasih puding sama komplotan James sewaktu baru siap cuci toilet. Ciko dikipas-kipas sambil dibuka seragamnya. Keringat mengalir deras dan wajahnya juga pucat. Selain itu, aroma tubuh Ciko yang sangat menyengat membuat seisi kelas mengejeknya.
Tetapi, tiba-tiba saja Ciko berjalan santai ke arah meja Devany lalu mengambil tissue miliknya tanpa permisi.
Flashback on
"Loh,kok Lo ngambil sesuka udel Lo deh. Balikin tissue gue. Dasar maling Lo,"Berontak Devany tak terima.
Tak tanggung-tanggung, Cikomengambil tissue Devany seperti mengambil tissue miliknya sendiri. Diambil,dipake sedikit lalu dibuang,begitu seterusnya.
Devany langsung merampas tissue itu.
"Balikin tissue gue. Enak banget Lo ." Ucapnya gak terima.
Ciko melihat Devany dengan ekspresi datar. Lalu dia mau mengambil tissue itu lagi dengan diam. Tak bersuara namun bertindak.
Devany memeluk tissue itu,mencoba menyelamatkannya.
"Lo kasih,atau gue bakalan meluk Lo." Ucap Ciko.
Devany langsung membesarkan matanya.
"OGAH!! Lo udah banyak banget memakainya. Bisa-bisa rugi gue. Kalau mau,beli sendiri." Devany bersikeras.
Ciko menyeringai lebar.
"Gue peluk nih,gue peluk yah.." Ucapnya sambil melebarkan tangannya. Dia berjalan seolah-olah hendak memeluk Devany beneran.
Devany berpikir keras. Ciko itu kalau udah pengen dapetin suatu barang harus dapat. Gimana pun caranya,dan orangnya nekatan banget. Daripada dipeluk sama Ciko,udah bau toilet, keringatan lagi, ah...
"Yaudah,pake aja. Kalau mau sama Lo aja." Ucap Devany pasrah lalu memberikan tissue itu kepada Ciko.
Ciko tersenyum puas lalu menerimanya.
"Nah,gitu dong. Jangan susah-susah jadi orang. Kan kalau pelit kuburannya sempit. Kalau murah hati gue tambah sayang," ucap Ciko sambil mencubit pipi Devany.
Devany sontak terkejut.
Tetapi Ciko malah mengacak rambutnya lagi,
"Jangan murah marah,nanti gue sering kangen sama Lo." Ucapnya lalu pergi kembali kekursinya.
Devany hanya diam mencoba menenangkan diri .
Dasar sinting!
Flashback off
***