Telur Ceplok Kecap Manis

1019 Kata
Aisyell berjalan kaki menuju kost nya, di rogo nya kantong celana hanya tersisa uang lima ribu rupiah, sedangkan Mizya seperti biasa sudah di jemput oleh Om Pram. Keringat membasahi pelipis hingga ke wajah nya, sinar matahari yang begitu terik menghujami kulit nya yang putih mulus, belum lagi debu yang beterbangan akibat kendaraan yang berlalu lalang. "Apes banget sih hidup gue!" batin nya sambil menghentak kan kaki nya berulang kali. Selama ini Aisyell selalu menggunakan mobil bila ingin pergi kemana saja, namun sekarang jangan kan naik mobil, ingin naik ojek online saja diri nya berpikir ratusan kali. Karena terlalu letih, Aisyell pun berhenti sejenak di sebuah warung, diri nya memesan minuman coklat dengan es yang harga nya sesuai dengan sisa uang yang ada di kantong nya. "Ini neng es nya," ucap seorang wanita paruh baya memberikan es coklat dengan es batu yang seobrak itu. "Makasih bu," jawab Aisyell yang langsung mengambil es coklat itu. Aisyell langsung meneguk nya sekali tegukan, rasa nya dahaga nya langsung terpuaskan. Namun tiba-tiba saja Prisya dengan Arlan turun dari mobil pajero hitam. Arlan sebelum nya adalah playboy kampus yang selalu mengejar Aisyell, namun selama ini Aisyell selalu mengabaikan nya, tetapi ketika Papa Aisyell di beritakan telah melakukan korupsi, Arlan langsung berusaha menjauhi Aisyell. "Enak nya minum es di pinggir jalan begini," ucap Prisya tersenyum mengejek. Aisyell hanya diam dan terus menikmati es coklat yang ada di tangan nya. "Ayok la Pris, ngapain sih kita disini!" sahut Arlan menarik tangan Prisya. Namun seperti biasa Prisya memang sengaja ingin terus meledek dan membully Aisyell. "Memang enak jadi anak KORUPTOR !!! " tegas Prisya dengan suara yang keras. Aisyell yang sudah tidak tahan lagi langsung berdiri dan menatap Prisya dengan tajam. "Belum puas elo ngebully gue, apa yang bakal bikin loe puas dan berhenti ganggu gue!" ucap Aisyell berusaha menahan air mata nya. Arlan yang melihat ketegangan kedua wanita itu berusaha menarik tangan Prisya yang seminggu lalu menjadi kekasih nya. "Please Pris, ayok pergi dari sini!" pinta Arlan berusaha memujuk kekasih nya itu. "Gue gak mau, gue gak bakal puas sebelum lihat elo hancur berkeping-keping," pekik Prisya berusaha melepaskan pegangan Arlan. Aisyell menggeleng kan kepala nya, Aisyell tidak habis pikir kenapa Prisya begitu sangat membenci nya, padahal selama ini Aisyell tidak pernah merasa bersaing dengan diri nya, apa karena Arlan, bukan kah kini Arlan sudah sah menjadi milik nya. "Jadi segitu benci nya elo sama gue, cuma gara-gara cowok kayak dia!" teriak Aisyell menunjuk ke arah Arlan. Prisya pun sedikit kikuk karena Aisyell bisa menebak nya dengan benar. "Apa maksud loe! gue benci sama elo karena selama ini loe selalu merasa ratu di kampus!" umpat nya berusaha menutupi kegugupan nya di depan Arlan. Aisyell menarik nafas nya lalu menutup mata nya. "Percuma gue disini, lebih baik gue pergi!" ucap Aisyell meninggalkan kedua anak manusia itu. Prisya hanya bisa bergeming, sedangkan Arlan sedikit kebingungan, namun Prisya pun langsung menarik tangan Arlan dan mereka pun meninggalkan tempat itu. Sesampainya di kost yang sudah sebulan di tempati nya, Aisyell langsung memasuki kamar berukuran 4x6 itu, ada satu buah kasur dengan bantal yang tergeletak di lantai, sebuah lemari plastik kecil dan dapur yang isi nya sebuah kompor dan magic com, namun beruntung nya Aisyell karena kamar ini di lengkapi dengan kamar mandi kecil di dalam nya. Aisyell merasakan rasa lapar di perut nya, hanya ada telur dan kecap manis di meja dapur, Aisyell berjalan menuju lemari plastik untuk mengecek ada berapa lagi sisa uang nya, sayang nya uang nya hanya tersisa lima ratus ribu saja. "Ya Tuhan, bagaimana ini, dua hari lagi aku harus membayar sewa kost sebesar empat ratus ribu," tangis nya pecah sambil terduduk di lantai. Air mata nya tidak berhenti mengalir, mengingat keadaan sang Papa di penjara dan melihat kehidupan nya yang begitu miris. Sambil tersedu-sedu Aisyell berjalan menuju kompor lalu memasak telur ceplok, setelah itu di ambil nya nasi dari magis com dan menaruh nya di piring lalu meletakkan satu biji telur ceplok yang di baluri kecap manis. Aisyell duduk di pinggir ranjang sambil menyantap nasi dan lauk yang begitu sederhana, namun dirinya masih saja tersedu-sedu. "Apa aku coba lagi saja ya pergi ke rumah Om Ridwan, mana tahu Om Ridwan dan Tante Olla mau membantu aku," ucap nya pada diri sendiri. Ridwan adalah adik sang Papa, selama ini Papa nya Aisyell selalu membantu sang adik, namun setelah sang kakak di penjara, Ridwan dan Istri nya malah mengabaikan Aisyell, bahkan untuk menampung Aisyell saja mereka tidak mau. Aisyell menyakinkan diri nya untuk mencoba pergi ke rumah Om nya itu, bagaimana pun hanya Ridwan saja yang di miliki oleh nya saat ini. Setelah menyelesaikan makan nya, Aisyell beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh nya, rasanya tubuh nya sudah sangat lengket karena keringat. Dengan tanktop putih dan hotpants, Aisyell membaringkan tubuh nya di kasur yang sudah tidak empuk itu, malah kasur itu terasa keras seperti tidur di atas batu. Mengingat kembali kebahagiaan nya dengan sang Papa membuat Aisyell berlinang air mata, apalagi ketika sang Papa di borgol di depan mata nya, rasanya Aisyell ingin mati saja saat itu. Tanpa sadar akhirnya Aisyell pun tertidur. Beberapa jam tertidur, Aisyell pun bangun, ternyata matahari perlahan mulai tenggelam ke habitatnya, Aisyell merenggangkan tubuhnya yang terasa sakit karena kasur yang begitu keras. Aisyell kembali mengingat kalau diri nya akan pergi ke rumah Om nya malam itu, Aisyell pun bersiap-siap, dengan dress bermotif polkadot Aisyell menyisir rambutnya, bibirnya yang ranum di hiasi sedikit liptint agar tampak lebih segar. Setelah selesai waktu Magrib, Aisyell langsung mengambil ponsel nya yang memang keluaran terbaru itu, hanya itu lah barang mewah yang tersisa pada diri nya, Aisyell mencari aplikasi ojek online yang akan membawa diri nya menuju rumah Om nya itu. Tidak lama menunggu, ojek online pesanan nya pun tiba, Aisyell menaiki motor itu lalu menggunakan helm, dengan kaki di silang, ojek online itu membawa Aisyell menuju ke tempat tujuan nya. Namun saat lampu merah, Aisyell beserta abang ojek online terpaksa berhenti, tetapi tidak sengaja Aisyell yang merasakan kaki nya mulai pegal merenggang kan kaki nya itu dan langsung menyenggol mobil sport bewarna hitam di samping mereka. "Mampus gue!" pekik Aisyell ketika melihat kaca mobil itu mulai turun.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN