Sikap Aneh

3078 Kata
“Who, tenanglah. Terlalu emosi seperti ini tidak akan baik bagi kondisi jantungmu. Selain itu, kandunganmu juga berada dalam bahaya,” ucap Gaal berusaha untuk menenangkan Clara untuk menenangkan dirinya. Namun, hal tersebut membuat Clara malah semakin menjadi. Ia kembali menepis nampan makanan yang di bawa oleh Gaal dan membuat keadaan menjadi kacau balau. Ekspresi yang menghiasi wajah Clara pun terlihat sangat buruk. “Apa kau pikir, aku bisa tenang? Aku masih gadis, dan secara tiba-tiba sekarang aku dinyatakan tengah mengandung. Terlebih, aku tengah mengandung benih yang berasal dari musuhku. Apa kau pikir, aku bisa merasa tenang dan menerima semua itu? Apa kau gila?!” tanya Clara lalu pada akhirnya menyerang Gaal. Tentu saja serangan yang dilakukan oleh Clara tersebut bukanlah serangan yang mematikan. Bahkan sangat mudah bagi Gaal untuk menghindarinya. Gaal memang terbilang lebih lemah daripada Ostra dan Riolo, tetapi jika dibandingkan dengan kekuatan pria dewasa dari kalangan manusia, dia tetap saja lebih kuat. Jika dibandingkan dengan Clara, tentu saja Clara bukan apa-apanya bagi Gaal. Hanya saja, Gaal saat ini tengah berusaha berhati-hati. Karena dirinya harus memastikan kandungan Clara tidak berada dalam bahaya. Jadi dia pun menahan serangan Clara dengan kening mengernyit. “Ayolah! Aku datang baik-baik, dan berniat untuk membantumu. Tapi kenapa kau malah menyerangku seperti ini?” tanya Gaal sembari menahan serangan Clara yang sangat liar. Sungguh, Gaal tidak menyangka bahwa Clara yang bertubuh mungil ini bisa bertingkah seliar itu. Padahal, tubuhnya mungil dan lemah, tetapi serangan yang ia berikan cukup lumayan untuk seukuran orang yang selama ini hidup dengan tubuh lemahnya. Secara alami, Gaal pun berpikir jika sepertinya hal ini dipengaruhi oleh emosi Clara yang meningkat. Tentu saja hal ini sangat menyenangkan untuk diamati lebih jauh. Namun, Gaal tidak bisa melakukan hal tersebut untuk saat ini. Mengingat emosi yang terlalu berlebihan akan membuat kondisi jantung Clara dalam bahaya. Clara sendiri tidak mendengarkan apa yang dikatakan oleh Gaal. Satu-satunya hal yang memenuhi benaknya saat ini adalah menyerang Gaal dan melampiaskan kemarahannya terhadap bangsa yang menurutnya sangat tidak beradab ini. Clara tidak tahu darimana asalnya keberaniannya menyerang makhluk mengerikan ini, tetapi Clara memikirkan satu hal yang masuk akal. Gaal terlihat sangat mudah untuk diserang karena ekspresinya terlihat lebih lembut daripada Ostra. Ia juga bisa diajak bicara, dan mau mengajaknya bicara terlebih dahulu. Setidanya, Clara bisa mengambil kesempatan saat ada celah untuk menyerangnya. Karena itulah, Clara menggigit pergelangan tangan Gaal yang keras dengan sekuat tenaga. Walaupun terasa sangat menyakitkan bagi gigi-giginya karena menggigit sesuatu yang terasa sangat keras tersebut, Clara tetap tidak peduli dan terus menggit dan mencakar Gaal. Ia sama sekali tidak akan berhenti jika kemarahannya belum mereda. Ia akan memanfaatkan Gaal untuk menjadi tempat pelampiasan kemarahannya, karena Clara yakin Gaal tidak akan melukainya sebab ia sendiri yang berkata bahwa Clara adalah bahan penelitian yang penting baginya. “Aish, berhenti menggigitku seperti itu!” teriak Gaal tiba-tiba panik, karena sebelumnya memang belum pernah diserang denga cara seperti itu. Tentu saja Clara tidak mendengarkan apa yang diteriakkan oleh Gaal dan terus melakukan apa yang ia inginkan. Gaal sendiri mulai merasa kebingungan, harus seperti apa dirinya bersikap pada Clara yang bertindak sangat keras kepala itu. Namun, sebelum Gaal melakukan apa pun, Ostra yang rupanya sudah sejak awal mengawasi apa yang terjadi di antara Clara dan Gaal, tidak lagi bisa menahan diri. Ia pun bergegas menuju ruangan tersebut dan membuat Clara tidak sadarkan diri dengan memukul titik pada leher Clara yang membuatnya seketika jatuh tidak sadarkan diri. Ostra tentu saja dengan sigap menahan tubuh Clara agar tidak jatuh menghantam lantai ruangan yang terbuat dari batu khusus yang mereka bawa dari planet mereka sebelumnya. Batu tersebut terlihat mengkilap dan terlihat sangat mewah, dan tentu saja juga sangat kuat. Sembari memperbaiki posisi Clara dalam pelukannya, Ostra pun memberikan tatapan tajam pada Gaal. “Sebenarnya apa yang tengah kau lakukan? Bukankah sebelumnya kau berkata jika ingin membujuknya makan dan memeriksa kondisinya? Tetapi kenapa kau malah memprovokasinya seperti itu?” tanya Ostra dengan nada tajam dan penuh intimidasi. Mungkin, Ostra tidak menyadarinya, tetapi saat ini Gaal menyadari jika ada hal yang aneh di sana. Gaal merasa jika Ostra sudah memiliki ikatan dengan Clara dan janin yang berada dalam kandungannya. Hal tersebut membuat dirinya menaruh perhatian sekaligus rasa cemas terhadap kondisi Clara. Sebenarnya, hal seperti ini bukanlah hal yang aneh. Mengingat kaum mereka memang dikenal juga memiliki sifat yang setia. Namun, sifat itu muncul ketika mereka memiliki ikatan emosional dengan pasangan mereka. Saat ini, Ostra dan Clara tidak memiliki ikatan semacam itu. Bahkan latar belakang keduanya saling bertolak belakang, dan Clara memiliki kebencian yang mendalam pada bangsa mereka. Satu-satunya hal yang menghubungkan keduanya adalah fakta bahwa saat ini Clara tengah mengandung benih Ostra yang tertanam karena hasil eksperimen yang dilakukan oleh Gaal sebelumnya. Tentu saja hal baru yang kembali terjadi di depan matanya ini terasa sangat menarik untuk diperhatikan lebih jauh. “Tenang saja, dia baik-baik saja. Sepertinya karena terbiasa menahan lapar dalam persembunyiannya, meskipun tidak makan lebih dari dua hari pun, ia tetap bisa menyerangku dengan liar seperti tadi. Kondisi kandungannya juga baik-baik saja. Kau tidak perlu cemas. Calon penerusmu baik-baik saja,” ucap Gaal setelah dirinya menganalisis kondisi Clara. Tentu saja dirinya tidak hanya memperhatikan dan mengajak bicara Clara, ia juga menjalankan tugasnya dengan baik. Saat memegang tangan Clara tadi, ia juga memeriksa detak jantungnya dan semuanya berada dalam ambang batas normal. Meskipun mendengar penjelasan yang postifi mengenai kondisi kesehatan Clara dan janinnya, Ostra masih terlihat sangat jengkel. Namun, ia tidak mengatakan apa pun dan memilih untuk membaringkan Clara di atas ranjang dan berkata pada Gaal, “Panggilkan seseorang untuk membersihkan semua kekacauan ini.” Gaal pun mengangguk, ia menghidupkan komputer tablet yang ia bawa dan beberapa saat kemudian seorang wanita dari bangsa manusia datang untuk membersihkan kekacauan di sana. Tentu saja, wanita itu melakukan semua hal tersebut karena dikendalikan oleh Gaal. Sebelumnya, Gaal sudah melakukan eksperimen kembali dengan manusia-manusia yang dibawa kembali bersama dengan Clara oleh Ostra dan Riolo. Dan hasilnya, kini Gaal tegah menguji coba cip tersebut, apakah sudah berfungsi dengan baik atau tidak. Ostra membenarkan letak selimut Clara dengan kening mengernyit. Merasa tidak mengerti karena repot-repot melakukan hal yang biasanya tidak pernah ia lakukan. Ostra pun segera berbalik dan melihat Gaal yang terlihat mencatat sesuatu pada komputer tabletnya dan berkata, “Jika kau sudah menyelesaikan penelitian dan menyempurnakan cip yang sudah kau ciptakan itu, kita bisa menangkap manusia lebih banyak dan menanamkan cip itu di otak mereka. Jika seperti itu, selain kita menguasi bumi, kita juga memiliki banyak b***k yang bisa dimanfaatkan sebagai pelayan dan membantu banyak hal.” Karena mereka semua terlahir sebagai prajurit, kebutuhan mereka mengenai pelayan dan pembantu tentu saja sangat tinggi. Sebab mereka tidak memiliki kemampuan untuk mengurus hal-hal semacam itu. Hal tersebut semakin menjadi ketika mereka bahkan sudah tidak memiliki wanita yang bisa mengatur keperluan di dalam rumah. Selama ini, Gaal hanya menggunakan robot untuk membantu mereka. Namun, jika cip yang ditemukan oleh Gaal selesai untuk dikembangkan, jelas akan sangat menguntungkan bagi mereka karena mereka bisa memanfaatkan para manusia yang mereka manfaatkan. “Tentu saja, kita bisa melakukannya. Aku juga penasaran apakah cip ini juga bisa berfungsi jika kutanamkan pada otak manusia yang sudah berubah menjadi mhonyedt,” ucap Gaal sembari mengamati wanita yang sudah pergi karena telah selesai membersihkan apa yang diperintahkan oleh Gaal sebelumnya. Ostra yang mendengar hal itu pun menatap Gaal dengan tajam dan berkata, “Tidak. Jangan memulai penelitian terhadap hal itu terlebih dahulu. Selesaikan saja penelitian yang tengah kau lakukan dengan menanamkan cip itu di dalam kepala manusia normal. Lalu fokus untuk memastikan kondisi calon penerusku. Ingat, itu yang harus kau prioritaskan untuk sekarang.” Gaal pun melirik Clara yang sudah dibaringkan di tengah ranjang. Ini jelas-jelas perlakuan yang sangat tidak biasa dari Ostra. Gaal belum pernah melihat Ostra bertindak sedemikian peduli dengan seorang wanita. Sungguh, sepertinya Gaal harus melakukan penelitian terpisah mengenai masalah ikatan emosional nantinya. Sebab dirinya merasa hal ini sungguh menarik, karena Ostra saja ternyata menunjukkan fenomena yang sangat berbeda daripada biasanya. Gaal pun tersenyum dan kembali menatap Ostra sebelum mengangguk. “Baik, aku mengerti. Aku akan melakukannya sesuai dengan apa yang sudah kau arahkan, Jenderal,” ucap Gaal membuat Ostra mengernyitkan keningnya. Sebab Ostra merasa ada yang janggal di sana. Ostra berkata, “Jangan melakukan hal yang macam-macam atau merencanakan sesuatu yang tidak masuk akal, Gaal. Jika sampai aku menangkap tangan kau melakukan sesuatu yang sangat sensitif tanpa mendapatkan izin terlebih dahulu dariku, aku tidak akan berpikir jika aku bisa kembali memberikan toleransi dan pengampunan padamu. Kali ini, tidak akan ada lagi kata maaf bagimu.” Gaal mengangguk. “Aku paham, tidak perlu terlalu cemas. Aku tidak akan melakukan hal yang tidak kau sukai, sebab aku sendiri tidak senang dengan fakta bahwa aku harus menerima konsekuensi yang tidak terlalu menyenangkan,” ucap Gaal lalu memilih untuk melangkah pergi dari ruangan tersebut. Sementara Ostra yang ditiggalkan di ruangan tersebut pun menatap Clara yang sudah terlihat tenang. Ostra mengamati gerakan d**a dan perut Clara, memastikan napasnya apakah sudah normal. Saat melihat jika semuanya sudah normal, ia pun mengusap wajahnya dengan kasar. “Sungguh menjengkelkan, kenapa aku terus saja menaruh perhatian lebih pada makhluk lemah ini?” tanya Ostra pada dirinya sendiri. Ostra pun kembali menatap wajah Clara yang memang mungil, cukup berbeda dengan fitur wajah wanita bangsa Draconian. Lalu Ostra pun bergumam, “Aku rasa sepertinya aku bukan perhatian padanya, tetapi aku perhatian pada janin yang berada dalam kandungannya.” Lalu Ostra pun mengangguk. “Benar, itulah yang paling masuk akal. Aku tidak mempedulikan dirinya, tetapi mempedulikan janin yang akan menjadi calon penerus posisi Jenderal Besar yang kududuki ini,” ucap Ostra menarik kesimpulan yang pada akhirnya berhasil membuat dirinya merasa lebih tenang daripada sebelumnya. ** “Aku membutuhkan pakaian tempur baru sekitar seratus buah,” ucap Riolo pada Ostra yang tengah bersiap untuk melaporkan hasil penelitiannya yang sudah sempurna pada rapat yang memang di adakan secara berkala ini. Tentu saja Ostra yang ada di sana juga mendengar apa yang dikatakan oleh Riolo tersebut dan mengernyitkan keningnya, merasa jika apa yang dikatakan oleh Riolo sangat aneh. “Untuk apa kau membutuhkannya? Bukankah pakaian tempur sebelumnya masih bagus?” tanya Ostra. Gaal yang mendengarnya juga ikut menimpali, “Aku rasa harusnya masih bagus dan sangat layak untuk dikenakan. Sebab aku sendiri yang merancangnya. Bahan yang digunakan juga adalah bahan yang sangat berkualitas, dan tidak mudah untuk di dapatkan. Untuk saat ini, aku bahkan sudah tidak memiliki bahan asli yang sama dengan bahan yang telah kugunakan sebelumnya, karena bahan tersebut hanya bisa kita dapatkan dari planet kita sebelumnya.” Seharusnya, dengan bahan tersebut pakaian tempur tersebut benar-benar tidak akan mudah dihancurkan, ditembus, bahkan rusak. Sebellumnya Gaal sudah berulang kali melakukan pemeriksaan dan uji coba, semuanya sesuai dengan harapannya. Karena sudah lolos uji coba yang berstandar tinggi, Gaal pun memiliki keyakinan yang tinggi bahwa pakaian tersebut akan bertahan dalam waktu yang lama. Bahkan setelah digunakan dalam perang yang berkepanjangan dan situasi yang sulit. Jadi, saat dirinya mendengar apa yang dikatakan oleh Riolo ini, ia merasa bingung. “Memang benar, tidak ada yang rusak atau pun malfungsi. Tapi, aku membutuhkan seragam cadangan untuk saat ini, mengingat jika aku ingin menguji coba senjataku. Karena skala senjataku ini berbeda dengan sebelumnya, kita harus berjaga-jaga. Aku takut jika senjataku ini bisa menembus pakaian tempur kita yang sangat kuat,” ucap Riolo membuat Ostra dan Gaal memasang ekspresi masam mereka. Sebab sadar jika saat ini Riolo tengah menyombongkan diri mengenai senjata baru yang sudah berhasil ia rakit. “Aku sibuk, aku tidak memiliki waktu untuk membuatnya. Sebab aku harus memulainya dari awal, dengan menciptakan bahan tiruan yang mirip dengan bahan yang sebelumnya sudah kita gunakan. Pakai saja yang ada, toh aku rasa sangat mustahil serangan dari senjatamu itu bisa menembus atau bahkan merusak pakaian tempur prajurit kita. Jika pun iya, kau jelas harus bertanggung jawab. Berikan saja pakaian tempurmu pada mereka yang kehilangan pakaian mereka karena ulahmu,” ucap Gaal lalu memberikan laporan pada Ostra. Saat Ostra fokus membaca laporan yang dibawa oleh Gaal tersebut, maka Riolo pun mendengkus dan berkata, “Mana mungkin aku memberikan pakaian tempurku pada mereka. Kalau begitu, aku bisa-bisa tidak akan memiliki pakaian tempur saat aku membutuhkannya.” Mendengar hal itu, Gaal pun balas mendekus dan bertanya, “Memangnya apa yang terjadi hingga kau menggunakan pakaian tempur, Riolo? Para manusia sudah tidak memiliki kemampuan untuk melakukan perlawanan, terlebih hingga memaksamu mengenakan pakaian tempurmu.” Ostra dan Riolo memang selalu ikut dalam pertempuran atau setidaknya ikut untuk melakukan pembersihan. Namun, keduanya tidak pernah mengenakan pakaian tempur lengkap seperti apa yang dikenakan oleh para prajurit. Hal itu terjadi, karena keduanya sama-sama tidak membutuhkan pakaian tempur untuk melindungi mereka di kondisi normal seperti ini. Sebab senjata yang dimiliki oleh para manusia, dan perlawan yang mereka lakukan tidak akan bisa melukai tubuh mereka. Jadi, keduanya pun berpikir tidak perlu repot mengenakan pakaian tempur yang berat tersebut. Berbeda dengan para prajurit yang memang wajib mengenakannya saat mereka bertugas. “Ya, siapa tau nanti ada perang menyenangkan yang terjadi,” ucap Riolo terlihat mengerling nakal membuat Ostra memukul meja karena jengkel. “Tidak ada perang yang menyenangkan, Riolo. Jika ada peperangan, memang besar kemungkinan kita menang dan bisa menaklukan lawan kita. Tapi, aku sama sekali tidak menginginkan peperangan yang melelahkan dan pada akhirnya menyisakan kerusakan. Kita bisa menguasai bumi tanpa perlu melakukan peperangan yang sia-sia yang pada akhirnya akan merusak tempat tinggal baru ini. Jadi, jangan mengatan omong kosong, dan tutup mulutmu itu,” ucap Ostra tegas membuat Riolo seketika menutup bibirnya rapat-rapat. Setelah situasi terkendali, Ostra pun menatap Gaal dan berkata, “Cip yang kau ciptakan sudah sempurna. Jika seperti ini, bukankah kita bisa mulai menanamkan cip pada manusia yang kita tangkap.” “Semua manusia yang sudah kalian tangkap sebelumnya sudah sepenuhnya dikendalikan oleh sistem melalui cip yang kutanamkan pada batang otak mereka. Kalian sendiri bisa melihat bahwa mereka membantu pekerjaan semacam bersih-bersih dan sejenisnya. Terutama para wanita bertugas untuk membantu menangani Clara,” ucap Gaal terlihat senang karena dirinya sudah selesai dengan penelitiannya dan hasilnya bahkan terasa sangat memuaskan. Lebih dari apa yang ia bayangkan sebelumnya. Karena itulah, dirinya tidak mau kalah untuk memamerkan pencapaiannya terhadap Riolo. Tentu saja saat ini Gaal dan Riolo saling berpandangan. Melemparkan tatapan tajam satu sama lain, karena merasa lebih unggul daripada satu sama lain. Ostra sendiri terlihat tenang dan berkata, “Jika seperti itu, maka sekarang tugas Riolo untuk mencari dan memburu manusia yang tersisa. Kemarin, aku yakin jika banyak manusia yang berhasil melarikan diri melalui ledakan yang terjadi tepat saat kita akan mendarat di tempat persembunyian para manusia itu. Karena itulah, ada kemungkinan jika mendapatkan lebih banyak manusia yang bisa kita manfaatkan.” Ostra pun menunjukkan peta yang menunjukkan area persembunyian dan reruntuhannya. “Aku menyadari hal yang aneh saat tiba-tiba ada ledakan saat kita menyergap area persembunyian ini. Lalu aku pun membaca jika ternyata para manusia memiliki jalur evakuasi. Kini sulit untuk melacak jalur evakuasi yang digunakan untuk melarikan diri, dan ke mana mereka pergi. Namun, aku bisa memperkirakan kecepatan mereka dalam melarikan diri. Aku sudah menyusun strategi yang sangat rapi, kau hanya perlu mempelajarinya dan menjelaskannya pada tim yang akan kau bawa.” Riolo tentu saja mengangguk saat mendapatkan perintah tersebut. Ia sama sekali tidak keberatan saat dirinya mendapatkan perintah untuk melakukan perburuan yang menurutnya sangat menyenangkan tersebut. Namun, di sisi lain dirinya merasa sangat aneh. Riolo pun bertanya, “Apa kau tidak akan ikut? Padahal biasanya jika mengenai perburuan kau akan ikut karena ingin memastikan pergerakan yang kami lakukan sesuai dengan strategimu atau tidak. Kenapa kau tidak ingin ikut?” Ostra yang mendengar pertanyaan tersebut pun menggeleng dan menjawab, “Tidak. Ada yang harus kulakukan di markas.” Jawaban tersebut pun mengundang rasa penasaran Riolo dan Gaal. Keduanya pun menatap Ostra dengan tatapan penuh rasa ingin tau, hinga membuat Ostra yang merasakan tatapan tersebut merasa sangat jengkel. “Berhenti menatapku seperti itu. Jika kalian ingin menanyakan sesuatu, kalian bisa mengatakannya,” ucap Ostra ingin mengakhiri rasa tidak nyaman yang ia rasakan. “Apa hal yang harus kau lakukan hingga memilih untuk meninggalkan kebiasaanmu? Aku merasa jika sepertinya kau memiliki sesuatu yang lebih penting daripada kebiasaanmu,” ucap Gaal tidak ingin menyembunyikan rasa penasarannya. Tentu saja rasa penasaran yang dirasakan oleh Gaal sama dengan apa yang dirasakan oleh Riolo. Jadi, Riolo pun menunggu jawaban yang akan diberikan oleh Ostra, mengenai pertanyaan yang sudah diajukan tersebut. Ostra terdiam untuk beberapa saat, membuat Gaal dan Riolo merasa sangat tidak sabar. Selain itu, mereka juga merasa semakin aneh. Mengingat jika Ostra saat ini bertingkah berbeda daripada biasanya. Ia terlihat seperti seseorang yang tengah ragu-ragu, dan itu jelas tidak pernah terjadi sebelumnya. Sebagai seorang pemimpin, Ostra selalu melakukan semuanya dengan sangat tepat. Baginya tidak ada ruang dan waktu untuk bertindak gegabah dan tanpa perhitungan. Namun, itu juga berarti bahwa dirinya tidak boleh bertindak ragu-ragu saat mengambil keputusan sebab itu bisa menjadi bahaya yang membuat keamanan bangsa yang ia pimpin berada dalam bahaya. Ostra berdeham terlihat agak gugup sebelum dirinya menjawab, “Aku harus tinggal untuk memastikan keadaan wanita yang tengah mengadung calon penerusku. Dia belum patuh, karena itulah aku harus tinggal untuk membuatnya paham posisinya saat ini dan mematuhi perintah yang sudah kuberikan padanya.” Mendengar perkataan Ostra tersebut, Gaal hanya tersenyum tipis. Sebabdirinya merasa jika sangat wajar bagi Ostra untuk merasakan keterikatan seperti itu. Namun, Riolo tentu saja merasakan hal yang berbeda. Ia bahkan mengernyitkan keningnya dalam-dalam. Sebab tidak mengerti dengan apa yang sudah dilakukan oleh Ostra tersebut, dan merasa jika tingkah Ostra benar-benar tidak masuk akal bagi dirinya. “Aku memang paham jika kau ingin membuatnya mematuhi perkataanmu. Tapi, kurasa kau tidak perlu tinggal dan mengabaikan kebiasaanmu, Ostra. Bukankah kau bisa mengurungnya di penjara untuk membuatnya merasa ketakutan dan pada akhirnya secara alami menurut padamu?” tanya Riolo. Ostra yang mendengar ide yang diusulkan oleh Riolo untuk mengurung Clara di penjara tentu saja mengernyitkan keningnya dalam-dalam. Terlihat sangat tidak senang. “Apa kau pikir, aku akan merasa senang saat aku mengurung ibu dari calon penerusku di penjara bawah tanah dengan para kriminal dan para calon b***k?” tanya Ostra dengan nada dingin yang membuat Riolo tersentak. Tentu saja Riolo tidak pernah membayangkan jika dirinya akan mendapatkan respons seperti itu dari Ostra. Gaal juga sama tidak menyangkanya, tetapi dibandingkan dengan Riolo, Gaal terlihat lebih santai dan malah menikmati kemarahan yang ditunjukkan oleh Ostra saat ini. Ostra pun memungkas, “Pertemuan berakhir. Ingat, lakukan semuanya seperti apa yang sudah kuarahkan sebelumnya. Kita harus bergegas menguasai bumi ini, sebab kin kita sudah menemukan solusi atas ancaman kepunahan kita, yang artinya kita sudah bisa memulai untuk membangun peradaban kita yang sesungguhnya. Tunjukkan pada semuanya, siapakah penguasa sesungguhnya di sini.” 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN