Clara terlihat muntah dan menguras isi perutnya yang padahal pada kenyataannya sama sekali terisi. Kondisi Clara memang sekarang sangat buruk. Ia bahkan tidak makan sedikit pun setelah tiga hari lamanya dirinya berada di tangan para bangsa Draconian. Clara pun tidak makan apa pun, karena dirinya sama sekali tidak memiliki nafsu makan. Selain itu, dirinya juga tidak ingin makan apa pun yang diberikan oleh bangsa yang menurutnya sangat kejam dan berbahaya. Clara tidak ingin memakan sesuatu yang bahkan tidak ia ketahui apa bahannya dan apa niatan mereka memberinya makanan seperti itu.
Clara masih saja tersiksa karena rasa mual dan menghabiskan waktu cukup lama di dalam kamar mandi. Air mata bahkan menetes secara alami karena rasa kesulitan yang tengah dialami oleh Clara tersebut. Saat Clara tersiksa di dalam sana, Ostra pun memasuki kamar baru yang memang ditempati oleh Clara. Kini, Clara sudah dipindahkan oleh Ostra untuk berada di kamar yang lebih dekat dengan ruang kerjanya. Agar Ostra bisa lebih mudah untuk mengaksesnnya dan tidak membutuhkan waktu lama untuk menemuinya saat sewaktu-waktu ingin menemuinya.
Ostra pun mengernyitkan keningnya saat mendengar suara muntahan dan melihat ke arah kamar mandi. Ia pun melihat Clara yang duduk di depan closet dan terlihat masih berusaha untuk muntah. Ostra tampak ragu untuk melangkah mendekat, tetapi pada akhirnya dirinya pun melangkah mendekat dan menyentuh tengkuk Clara untuk memijatnya dengan sangat pelan. Sebab ini adalah instruksi yang diberikan oleh Gaal padanya. Gaal sudah menjelaskan beberapa hal yang perlu ia lakukan saat Clara tersiksa oleh rasa mualnya.
Ternyata, apa yang diajari oleh Gaal benar-benar bermanfaat. Sebab apa yang dilakukan oleh Ostra sangat membantu Clara, dan membuat gadis itu merasa lebih tenang. Setelah itu, Ostra pun membantu Clara yang tampak lemas untuk menyeka dagunya dari sisa muntahan. Ostra pun menggendong Clara yang terlihat sangat lemas dan kelelahan untuk ke luar dari kamar mandi dan membaringkannya di atas ranjang. Tak lama, datang beberapa manusia yang sudah dikendalikan oleh cip yang ditanamkan oleh Gaal sebelumnya.
Sebagian manusia yang sudah dijadikan sebagai pelayan tersebut, membawakan berbagai makanan yang terlihat mengguggah selera serta obat mual. Sementara sisanya bergegas untuk membereskan kamar mandi. Ostra pun mengambil sendok, dan mengambil sesendok penuh sup hangat yang harum dan menyodorkannya ke bibiri Clara sembari berkata, “Makan!”
Clara yang mendengar perintah tersebut jengkel bukan main, dan menepis sendok tersebut dengan sangat kasar lalu mendorong d**a Ostra dengan kuat, hingga membuat sup yang mengisi mangkuk di tangannya tumpan membasahi pakaian atasnya. Ostra tentu saja mengernyitkan keningnya jengkel bukan main dengan tingkah Clara yang sangat tidak tahu diuntung menurutnya. Padahal, ia sudah berusaha bersikap baik, bahkan melayaninya. Ostra juga menarik perkataannya yang sebelumnya, mengenai dirinya yang tidak akan memberikan Clara makan, sebelum dirinya memohon padanya.
Ostra sadar, bahwa Clara sangat keras kepala dan tidak mungkin mau memohon padanya. Karena itulah, pada akhirnya Ostra yang mengalah dan memaksanya untuk makan. Tentu saja ini semua tidak terlepas dari Ostra yang mencemaskan kondisi janin yang berada dalam kandungan Clara. Mengingat, jika janin tersebut berasal dari benihnya dan akan terlahir sebagai calon penurus dari jabatan Jenderal Besar yang ia duduki. Ostra benar-benar tengah berusaha untuk bersikap sebagai seorang pria baik-baik yang lembut, walaupun jelas itu sangat berbeda dengan karakter dirinya. Namun, ia malah kembali melakukan hal yang sangat kurang ajar seperti ini padanya. Bukankah ini sungguh kurang ajar?
“Apa kau pikir, aku bisa makan ketika tengah berada dalam kondisi seperti ini?” tanya Clara dengan kecamuk emosi yang membuat dadanya terasa sangat sesak.
Sebenarnya, Clara tidak mau percaya dengan apa yang dikatakan oleh Gaal sebelumnya mengenai dirinya yang tengah mengandung. Namun, kondisi tubuhnya benar-benar mendukung pernyataan yang diberikan oleh Gaal. Ia merasa sangat muak, nafsu makannya menurun, dan emosinya sangat mudah berubah. Semuanya benar-benar mendukung pernyataan Gaal yang menyebutkan dirinya bahwa ia tengah hamil benih dari Ostra. Tentu saja itu sangat membuat Clara sangat frustasi sekaligus merasa sangat bingung dengan apa yang harus ia lakukan.
Clara bahkan belum pernah memiliki perasaan yang berkembang untuk lawan jenis, tetapi kini dirinya dinyatakan tengah hamil bahkan kehamilannya tersebut tidak berjalan dengan normal. Clara tiba-tiba hamil, tentu saja itu lebih dari cukup untuk membuat dirinya terguncang. Ditambah dengan fakta bahwa dirinya hamil benih milik Ostra sang Jenderal Besar dari bangsa Draconian yang tak lain adalah musuh dari kaum manusia. Semuanya benar-benar membuat dirinya tertekan dan membuat kondisi tubuhnya semakin menurun saja. Hanya saja, karena emosinya Clara masih bisa memberikan perlawanan pada Ostra.
Karena pakaiannya terkena tumpahan sup, ia pun membuka pakaiannya. Lalu karena sendok sudah ditepis dan sudah jatuh ke lantai, ia pun mengambil alat makan baru yang ternyata memang sudah dipersiapkan sebelumnya. Ostra yang memang ahli strategi, memang sudah memperkirakan apa yang akan terjadi di masa depan. Karena itulah, dirinya juga sudah memperkirakan apa yang akan dilakukan oleh Clara. Jadilah, dirinya menyiapkan beberapa hal, untuk memastikan jika dirinya tidak akan repot ketika menghadapi Clara yang keras kepala. Benar saja, apa yang ia perkirakan terjadi. Beberapa hal yang ia persiapkan pun kini terpakai.
“Kubilang makan, Clara. Apa kau mau mati kelaparan?” tanya Ostra mengabaikan kemarahan yang ditunjukkan oleh Clara saat ini. Tentu saja hal itu membuat Clara semakin marah saja. Ia pun kembali menepis sendok yang disodorkan oleh Ostra yang memang masih berusaha untuk menyuapinya. Terlihat sangat jelas, bahwa saat ini Clara benar-benar sangat keras kepala. Hingga membuat orang yang menghadapi sakit kepala, tetapi Ostra masih berusaha untuk bersabar menghadapi tingkah Clara ini.
“Aku tidak mau makan! Apa kau tuli?!” tanya Clara dengan nada yang sangat menjengkelkan di telinga Ostra. Habis sudah kesabaran Ostra untuk menghadapi Clara. Selain itu, ia juga mendengar suara ketukan pintu dan suara Riolo yang berkata ingin menemuinya. Pada akhirnya, Ostra pun meletakkan alat makan dan makanan yang ia bawa untuk Clara di meja.
Ostra pun bangkit dari posisinya lalu berkata, “Berhenti bertingkah keras kepala. Makanlah makanan yang sudah kubawakan ini. Jika kau masih bertingkah seperti ini, aku tidak memiliki pilihan lain, selain memberimu pelajaran. Habiskan makananmu itu, karena nanti akan ada orang yang memeriksanya.”
Setelah mengatakan hal itu, Ostra pun ke luar dari kamar tersebut dan bertemu dengan Riolo yang memang sudah menunggunya untuk memberikan laporan atas tugas yang sudah ia lakukan sebelumnya. Sembari berjalan menuju ruangan kerjas Ostra, keduanya pun berbincang karena Ostra memang sudah tidak sabar untuk mendengar apa yang akan dilaporkan oleh Riolo. “Bagaimana? Apa kau menemukan banyak manusia di tempat yang sudah kutandai?” tanya Ostra.
“Sayangnya, aku sama sekali tidak menemukan manusia. Aku juga tidka menemukan jejak yang bisa kugunakan untuk memperkirakan ke mana mereka pergi. Namun, aku menemukan hal lain yang tak kalah menarik,” ucap Riolo lalu memberikan sebuah laporan yang kebetulan sudah ia susun. Tentu saja laporan tertulis tersebut tidak serapi buatan Gaal, sebab Riolo hanya mengedepankan efisiensi daripada kerapian. Dirinya juga tidak terbiasa dengan hal yang berkaitan dengan tulisan seperti itu. Jika berkaitan dengan senjata dan adu hantam, Riolo lah yang palling andal dan ia akan dengan senang hati untuk direpotkan jika berkaitan dengan hal tersebut.
“Mereka terlihat berubah?” tanya Ostra saat dirinya sudah duduk di kursi kerjanya dan membaca laporan Riolo mengenai gerombolan mhonyedt. Riolo yang mendengar pertanyaan tersebut pun mengangguk sebagai jawabannya.
“Benar. Mereka berubah, terlihat sangat liar dan bahkan memiliki kekuatan yang tidak masuk akal menurutku. Karena aku merasakan semua perubahan yang sangat aneh, maka aku pun membawa salah satu mhonyedt untuk menjadi bahan penelitian bagi Gaal,” ucap Riolo menjelaskan situasi dengan lebih detail. Tentu saja apa yang dilakukan oleh Riolo tersebut membuat Ostra mengangguk, setuju dengan langkah yang diambil oleh Riolo. Meskipun begitu, terlihat jika Ostra masih tidak puas dengan apa yang sudah terjadi.
“Sepertinya aku akan sibuk untuk menyusun strategi selanjutnya. Selain untuk memburu para manusia, kita juga akan sibuk untuk menyusun strategi untuk melakukan pembersihan pada gerombolan mhonyedt yang tampaknya berkembang cukup liar ini,” ucap Ostra. Karena mereka sudah menetapkan rencana untuk segera menguasai bumi. Jadi, mereka harus memastikan bahwa tidak ada masalah besat yang muncul, di saat mereka sudah semakin dekat dengan keinginan dan tujuan mereka menguasai bumi.
Ostra tentu saja tidak keberatan dengan tugas tersebut, sebab hal tersebut memang tugas yang termasuk ke dalam kewajibannya. Namun, sekarang ada hal lain yang Ostra cemaskan. Yaitu kondisi Clara. Jika Gaal juga disibukkan dengan penelitiannya dengan mhonyedt yang terlihat berubah, maka kini Ostra tidak memiliki seseorang yang bisa ia percayai untuk menjaga Clara. Riolo yang melihat Ostra terlihat sibuk dengan pikirannya sendiri, ia pun bertanya pada Ostra, “Apa yang mengganggumu? Kenapa kau terlihat seperti menghadapi situasi yang sulit seperti itu?”
Ostra mendengkus dan menjawab, “Saat ini, aku tengah mencemaskan Clara. Dia masih saja keras kepala dan tidak makan walaupun sudah kelaparan. Gaal mengatakan jika situasi ini akan berbahaya jika terus diteruskan. Aku akan sibuk untuk menyusun strategi, dan sepertinya akan memeriksa langsung ke lapangan, tetapi tidak ada orang yang bisa mengawasi kondisi Clara. Gaal sendiri juga tengah sibuk dengan bahan penelitiannya yang sepertinya semakin mendesak.”
Mendengar kecemasan Ostra yang menurut Riolo tidak terlalu penting itu pun mengernyitkan keningnya. Namun, Riolo pun mendapatkan sebuah ide yang menarik. Lalu dirinya pun bertanya, “Kalau begitu, bagaimana denganku? Untuk saat ini, aku memiliki waktu luang, karena aku akan menjalankan tugasku di dalam markas, sembari memberikan pelatihan pada para prajurit yang kulihat tengah memiliki penurunan performa.”
Ostra pun mengernyitkan keningnya. Sebenarnya tidak ada salahnya mempercayai Riolo. Walaupun terkesan bertingkah seenaknya, tetapi Riolo adalah orang yang bisa dipercayai untuk menjalankan tugasnya. Hanya saja, Ostra juga tidak bisa sepenuhnya percaya pada tingkah Ostra tersebut. Namun, pada akhirnya Ostra mengangguk dan berkata, “Kalau begitu, selama aku menjalankan tugasku, tolong awasi dan jaga Clara. Aku harap, kalian bisa akur dan kuharap kau jangan membuat ia terlalu emosi karena kondisi jantungnya terlalu lemah untuk menghadapi sikap menjengkelkanmu.”
Riolo yang mendengar hal itu pun mengangguk-angguk lalu menjawab, “Ya, ya, akan kuusahakan aku bersikap baik padanya. Sebab dia akan memberiku seorang keponakan”
**
Seperti apa yang sudah dibicarakan, ternyata Riolo mengambil peran untuk mengawasi Clara menggantikan Ostra dan Gaal. Hal tersebut terjadi karena mereka harus memastikan bahwa Clara makan dengan benar, dan kondisi kesehatannya tidak memburuk. Sebab hal itu bisa sangat berdampak pada janin dalam kandungannya. Sebagai calon penerus bagi pemimpin bangsa, tentu saja janin dalam kandungan Clara sangat penting. Hingga membuat Riolo yang biasanya akan masa bodoh dengan hal-hal yang membuatnya repot, kini menawarkan diri untuk membantu. Karena tidak ada yang bisa dipercaya lagi, Ostra pun tidak memiliki pilihan selain memberikan tanggung jawab tersebut pada Riolo.
Saat ini Riolo pun masuk ke dalam kamar Clara yang memang selalu terkunci, dan melihat jika makanan yang sebelumnya dibawa oleh Ostra masih utuh. Riolo pun mengganti makanan tersebut dengan makanan baru yang dibawa olehnya. Clara sendiri tampak berbaring di atas ranjang dengan posisi meringkuk dan membelakangi posisi Riolo saat ini. Melihat tingkah Clara tersebut, Riolo pun berdecak dan berkata, “Bangun, dan makanlah makanan yang kubawa ini.”
Clara sama sekali tidak bergerak atau menjawab perkataan Riolo tersebut. Clara mengabaikannya, dan menganggap jika Riolo tidak ada di sana. Tentu saja apa yang dilakukan oleh Clara tersebut benar-benar sangat menjengkelkan bagi Riolo. Ia tidak senang diabaikan seperti ini. Terlebih oleh orang yang lebih lemah daripada dirinya. Riolo pun berkata, “Berhenti bertingkah. Sekarang, semua orang yang memperlakukanmu dengan baik tengah sibuk. Jadi, akulah yang bertugas untuk mengawasimu. Tapi, jangan samakan aku dengan mereka, karena aku tidak memiliki sifat baik seperti mereka. Aku tidak senang direpotkan.”
Clara yang mendengar perkataan Riolo tersebut pun beranjak dari posisinya dan mengahadap Riolo. Lalu dengan tajam Clara berkata, “Memangnya siapa yang mau kau urus? Jika memang repot, maka kau hanya perlu melepaskanku. Bukankah kalian semua bertingkah bodoh dengan menahanku di sini, saat kalian berkata bahwa aku sangat merepotkan?”
Riolo pun melipat kedua tangannya di depan d**a, saat dirinya sadar bahwa Clara benar-benar sangat keras kepala dan berlidah tajam. Ia mengingatkan Riolo pada sosok Ostra. Lidah tajam wanita ini benar-benar mirip dengan Ostra, mungkin bisa dianggap sebagai versi wanita dari Ostra. Riolo menggeleng dan menjawab, “Kau masih berguna sekarang, kau tengah mengandung calon penerus dari Jenderal Besar kami. Tentu saja, walaupun repot, kami akan tetap menjagamu di sini. Namun, berbeda hal jika kau sudah melahirkannya.”
Mendengar hal tersebut, Clara pun mengernyitkan keningnya. Ia merasakan firasat bahwa dirinya mungkin bisa lepas jika memanfaatkan hal yang ia miliki. “Apa itu artinya aku akan lepas jika janin ini tidak ada?” tanya Clara membuat Riolo memicingkan matanya.
“Apa kau saat ini tengah memikirkan untuk membunuh janin itu sebelu ia lahir ke dunia? Jika benar, maka kau sangat bodoh sekaligus sangat kejam. Memang benar itu adalah benih milik Ostra, tetapi itu juga darah dagingmu. Bukankah terlalu kejam jika kau mengharapkan kematian darah dagingmu sendiri? Kami memang dikenal sebagai kaum yang kejam, tetapi kami bukan bangsa biadab yang bahkan tega hati membunuh darah daging kami sendiri,” ucap tajam Riolo tersebut menampar Clara yang memang sempat memikirkan hal yang gila tersebut saking dirinya benar-bena frustasi dengan situasi yang tengah ia hadapi ini. Sungguh, Clara sudah tidak tahan berada di tangan para Draconian yang menurutnya sangat kejam ini. Ia ingin segera kembali bertemu dengan saudaranya.
Lalu Riolo pun melanjutkan perkataannya dengan berkata, “Selain itu, jika kau tidak melahirkan anak itu, atau dia mati karena kecelakaan, kau berarti dianggap sudah tidak berguna. Barang yang sudah tidak berguna, maka akan kami buang. Namun, apakah kau pikir jika kau sudah tidak berguna, kau bisa kembali ke pelukan orang-orang yang kau sayangi? Jika benar, maka kau benar-benar naif. Jika kau sudah tidak berguna, maka kau akan mati di tangan kami.”
Tentu saja hal tersebut membuat Clara menipiskan bibirnya. Ia sangat sadar, bahwa ia sangat bodoh sudah berpikir bahwa dirinya bisa menang melawan bangsa yang sangat keji seperti ini. Selain itu, Clara juga merasa sangat terganggu karena kini sosok yang kemungkinan besar akan tumbuh menjadi sama-sama kejinya seperti orang di hadapannya ini, kini tengah tumbuh di dalam rahimnya. Memikirkannya saja sudah membuat Clara merasakan mual yang teramat parah. Namun, Clara berusaha untuk menahan diri. Mengingat jika dirinya tidak ingin sampai terlihat lemah di hadapan musuh yang sangat ia benci.
“Sudah cukup pembicaraan kita. Lebih baik sekarang kau makan saja. Berhenti melakukan ulah yang hanya akan membuat dirimu sendiri rugi, Clara. Karena saat orang lain sibuk, dan aku menjadi pengawasmu, aku memiliki kuasa untuk memberimu sebuah pelajaran,” ucap Riolo yang membuat Clara yang mendengarnya seketika merasa marah. Ia tahu, jika dirinya saat ini berada dalam kondisi yang sangat terpojok dan berbahaya. Namun, itu tidak berarti bahwa dirinya bisa tinggal diam di saat dirinya diinjak-injak oleh musuhnya seperti ini.
“Kau pikir, aku akan merasa takut sat mendapatkan ancaman seperti itu darimu? Sepertinya kalian benar-benar sudah sangat besar kepala karena berpikir, kalian memegang kuasa di sini. Padahal, kenyataannya, kalian tidak lebih dari pencuri yang tidak tahu malu yang berpura-pura beradab,” ucap Clara tajam membuat Riolo seketika meledakkan tawanya. Tawa keras yang membuat Clara seketika merasa tubuhnya merinding bukan main. Respons alami tubuhnya saat dirinya berhadapan dengan musuh yang sangat berbahaya, yang jelas mengancam keselamatan jiwanya.
Riolo pun menghentikan tawanya dan melemparkan tatapan penuh kejengkelan pada Clara dan berkata, “Akhirnya aku sadar mengapa Ostra memberikan peringatan padaku untuk akur denganmu, dan tidak terpancing olehmu. Hal itu terjadi, karena ternyata kau benar-benar sangat menyebalkan untuk kuhadapi. Kupikir, aku tidak akan kalah menghadapi wanita lemah sepertimu. Namun, ternyata aku benar-benar tidak memiliki kesabaran sebanyak yang dimiliki oleh kedua saudaraku. Jadi, biarkan aku memberikan pelajaran padamu. Jangan berpikir, kau bisa makan atau minum sebelum kau memohon ampun padaku.”
Setelah mengatakan hal itu, Riolo pun meninggalkan kamar tersebut dan membuat Clara mengejek dan berteriak, “Memangnya kau pikir aku akan kalah atas dirimu! Aku tidak akan memohon pada kalian!”
Namun, sedetik kemudian Clara berteriak terkejut karena ruangan yang terang benderang tersebut tiba-tiba menjadi sangat gelap karena lampu yang tiba-tiba padam. Tentu saja itu adalah ulah yang dilakukan oleh Riolo. Clara sebenarnya sudah terbiasa dengan keadaan gelap, karena cahaya akan sulit ditemukan saat dirinya berada di tempat persembunyian di masa lalu. Namun, kali ini berbeda. Dirinya terjebak di tengah kegelapan dan di dalam ruangan yang asing baginya. Kegelapan ini terasa sangat mencekik bagnya, dan benar-benar terasa sangat menyiksa bagi Clara.
Ia pun dengan susah payah mencoba untuk melangkah dan meraba-raba menuju area pintu yang sudah dipastikan terkunci dan berteriak, “Apa kau gila?! Nyalakan lampunya!”
Karena Riolo sama sekali tidak beranjak dari depan pintu kamar tersebut, tentu saja dirinya bisa mendengar teriakan Clara tersebut dan ia pun menyeringai tipis. Ia bisa menangkap ketakutan pada suara Clara tersebut, karena itulah dirinya pun berkata, “Kalau kau tidak ingin terkurung dalam kegelapan, maka cobalah memohon dan bujuk aku untuk kembali menyalakan lampunya. Jika kau melakukannya dengan sopan, maka aku mungkin saja akan memberikan apa yang kau minta itu.”
Sayangnya, ego Clara sama sekali tidak mengizinkan dirinya untuk melakukan hal tersebut. Clara sama sekali tidak ingin tunduk di hadapan seseorang seperti Riolo. Entah itu Ostra, Gaal, atau Riolo, semuanya adalah musuh yang dibenci oleh Clara dan tidak mungkin akan mendapatkan hormat atau pun perkataan sopan darinya. Bahkan caci maki darinya dan semua perkataan tajamnya selama ini, sama sekali tidak cukup untuk diberikan pada mereka. “Dasar Bajinga*n! Jangan pikir aku akan melakukan apa yang kau minta itu!”
Riolo terlihat bersandar pada daun pintu dan mengendikkan bahunya. Merasa jika dirinya sama sekali tidak keberatan jika Clara masih ingin bersikeras seperti itu. Toh, baginya itu sama sekali tidak merugikan. Malah Clara yang akan terdesak dan dirugikan karena keras kepala dirinya sendiri. Malah, ini akan menjadi keuntungan bagi Riolo. Sebab dirinya bisa mendisiplinkan Clara yang terus saja bertingkah kurang ajar, dan membuatnya kesal. Setidaknya tindakannya ini juga bisa membuat stress Riolo lepas, karena dirinya memberikan sedikit pelajaran pada orang yang sudah membuat dirinya stress seperti ini.
“Kalau kau ingin terus bersikeras dan bertahan dengan prinsip konyolmu itu, maka kau hanya perlu melakukannya, sebab aku sama sekali tidak akan merugi di sini, Clara. Kalau begitu, silakan menikmati waktumu di tengah kegelapan. Semoga kau bisa mendapatkan apa yang kau inginkan,” ucap Riolo lalu pergi dari sana sembari bersiul, terlihat sama sekali tidak mempedulikan teriakan dan jeritan Clara yang terdengar begitu jernih di lorong yang sangat sepi tersebut.
“Wah, ternyata cara ini bisa sedikit mengurangi stressku. Sekarang, apa yang akan kulakukan, ya? Sepertinya aku akan pergi ke tempat berlatih saja. Mari melepas stress di sana,” ucap Riolo lalu melangkah dengan riang, tetapi terlihat sangat menyeramkan dengan auranya yang tentu saja sangat tidak biasa sebagai salah satu petinggi dari bangsa Draconian.