"Halo Angel, masih gak enak badan?" tanya Eliza lewat telpon.
"Iyahh beb... Sorry gak bisa temanin kamu,” balas Angel.
"It’s ok beb... Jangan lupa minum obat!"
"Iyah siap... Tapi, gak apa gak masalah kamu pergi sendiri beb?" tanya Angel khawatir. Karena dia tahu acara yang di adakan oleh Aldi berada di club malam.
"Tenang aja, Kak Aldi orang baik kok," jawab Eliza menenangkan sahabatnya.
"Baiklah kalau begitu, have fun sayangkuh!" seru Angel di balik telpon.
Eliza pun bersiap dengan mini dress hitamnya yang selutut. Rambut hitamnya dengan sengaja dia geraikan bergelombang, lalu memakai riasan tipis.
"Ok! I’m ready!!" serunya sendiri setelah puas menatap pantulan dirinya di cermin dan melakukan selfie untuk upload ke insta.
Baru saja dia upload ke feed instanya, sudah begitu banyak love dan komentar memuji kecantikannya.
"Ma... pa... Eliza pergi dulu ya!" pamit Eliza kepada papa dan mamanya yang sedang santai menonton drama korea.
"Ok sayang... Hati-hati!"
"Siap ma."
Eliza pun mengambil kunci mobilnya dan segera melesat, a gar tidak terkena macet.
Di Club X...
"Bagaimana? Semua sudah siap?" tanya Aldi ke salah satu karyawannya.
"Sudah Tuan..."
"Good!" ujar Aldi tersenyum smirk.
"Dari mana Al?" tanya Rikki melihat Aldi yang baru saja keluar dari lorong ruang VVIP.
Aldi memainkan kedua alisnya naik turun, "Mengatur ruangan khusus!" serunya lalu mengedipkan mata.
"Ck dasar!” celutuk Rikki.
Tiba-tiba seorang gadis yang dia tunggu-tunggu pun datang.
Aldi dengan senyum sumringah menyambut Eliza.
"Hai Eliza... Kamu sungguh cantik malam ini!" gombal Aldi.
"Terrimakasih kak."
"Aku kenalin dengan sahabat-sahabatku, ya?" ujar Aldi dan merangkul bahu Eliza.
Eliza risih ingin melepaskan tangan Aldi, tapi karena banyak mata melihat ke arah mereka. Eliza mengurungkan niatnya dan membiarkan Aldi.
"Bro, kenalin Eliza!" seru Aldi bangga kepada kedua sahabatnya.
"Rikki."
"Eliza."
"Leon."
"Eliza."
Eliza pun duduk di samping Aldi.
"Permisi, ini minumannya nona, Tuan Aldi," ujar seorang pelayan dan memberikan Eliza segelas minuman dan untuk Aldi.
"Bukan alkohol ‘kan kak?" tanya Eliza ketika mengambil minuman.
"Bukan dong cantik," jawab Aldi dengan senyuman penuh perhatian.
"Ok thank you..." tanpa rasa curiga sedikitpun, Eliza menegak minuman itu.
Eliza mengobrol dengan Leon dan Rikki. Aldi tak pernah sekalipun meninggalkan Eliza.
"Kevin mana nih... Kenapa belum datang?" ujar Leon.
"Entahlah..." jawab Aldi santai, karena fokusnya malam ini adalah Eliza harus menjadi miliknya.
"Jadi Kak Leon dan Kak Rikki juga kenal Kak Kevin?" tanya Eliza.
"Lohh kamu kenal Kevin juga ?" Rikki yang balik bertanya.
"Hehehe iyah kak... Kebetulan sahabat aku kakaknya itu Kak Kevin," Eliza menjelaskan.
"Oh, Angel ya?" Tanya Leon lagi.
"Yupsss betul kak!"
"Aku, Leon, Aldi dan Kevin tuh sudah bersahabat sejak SMA..." terang Rikki.
Eliza mengangguk kagum, "Keren banget kak!"
Eliza tiba-tiba merasa sedikit pusing.
"Kak izin bentar ke Toilet ya," pamit Eliza.
"Oke!" jawab Leon dan Rikki.
"Aku temanin kamu ya Eliza," tawar Aldi.
"Gak perlu kak, kak Aldi duduk saja," tolak Eliza.
"Tetap aku antar ya, aku takut kamu di gangguin," bela Aldi lagi, berusaha meyakinkan Eliza.
"Hmm ok kak, thank you..." pasrah Eliza, karena ada benar kata Aldi, tempat ini sangat asing baginya.
Ketika Aldi dan Eliza menjauh. Leon pun menatap curiga dengan tingkah Aldi.
"Anak gadis orang gak di apa-apain sama si Aldi ‘kan?" tanya Leon ke Rikki.
"Entahlah bro, tadi aku lihat dia nyuruh asistentnya nyiapin ruang VVIP," jawab Rikki dengan polos.
"s**t! Kelewatan tuh anak kalau rusakin gadis baik-baik seperti Eliza!" umpat Leon.
"Sudahlah, kita gak perlu campur." Rikki mencegah Leon berdiri.
"Tapi..." namun Rikki menyuruh Leon kembali duduk.
"Hmm, ok lah!" jawab Leon.
"Kenapa kepala ku tiba-tiba sakit banget ya?" gumam Eliza di toilet.
Eliza pun keluar dari toilet dan berniat untuk pulang. Karena berisiko kalau kepalanya tambah sakit padahal dia harus menyetir.
"Kak, maaf banget. Sepertinya Eli harus pulang lebih awal," ujar Eliza tidak enak hati.
"Loh kenapa Eliza?" tanya Aldi. "Hmmm obatnya mulai bekerja." gumam Aldi.
"Gak tahu ini kak, kepala Eliza tiba-tiba sakit banget,” jawab Eliza sambil memijit pelipis kepalanya.
"Ya sudah, kamu istirahat aja dulu di ruang VVIP, aku belikan obat sakit kepala. Bisa bahaya kalau kamu pulang dengan keadaan seperti ini," ujar Aldi dan membawa Eliza ke ruang VVIP yang memang sudah dia siapkan.
Eliza masuk tanpa curiga sedikitpun.
"Kamu istirahat aja dulu, aku suruh orang beliin kamu obat, ya?" ucap Aldi yang terdengar sangat perhatian.
"Makasih kak, maaf malah ngerepotin," ujar Eliza tidak enak hati.
"It’s ok Eli," Aldi pun menutup pintu dan meninggalkan Eliza seorang diri.
Aldi menuju meja dimana Rikki dan Leon duduk.
"Bro, aku di VVIP room dulu sama Eliza!" Seru Aldi ke Leon dan Rikki.
"Kau gak apa-apain anak orang ‘kan Al??" tanya Leon lagi.
"Di apa-apain juga gak masalah, sama pacar sendiri, hhhehehe!" ngaku Aldi. Dia terpaksa berbohong ke Leon, karena tahu sifat Leon yang tidak akan mungkin setuju dengan ide gilanya ini.
"s**t!" Leon hanya bisa geleng-geleng kepala.
"Ok gue masuk dulu, selamat menikmati pesta bro..." seru Aldi dan mengambil clutch Eliza.
"Woii...! Kevin belum ada ini, maen room aja..!" seru Rikki.
"Santai... bentaran doang!" ucap Aldi lalu mengedipkan matanya, meninggalkan Leon dan Rikki.
Kevin yang baru saja masuk melihat Rikki dan Leon.
"Sorry telat..." seru Kevin begitu duduk disamping Leon.
"Santai aja bro," jawab Leon.
"Mana Aldi si birthday boy?" tanya Kevin dan tertawa.
"Dia lagi di Room VVIP sama pacarnya," jawab Leon.
"Ohhh... biarin aja dia nikmatin, hahahha!" jawab Kevin santai.
"Yoi, katanya kenal sama kamu juga Kev!" imbuh Rikki.
Deg!
Perasaan Kevin tiba-tiba tidak enak.
"Ehh?? Siapa ??" tanya Kevin penasaran, mengerutkan keningnya.
"Namanya Eliza, mana cantik banget! Asem tuh Aldi beruntung banget!" cerocos Rikki.
Duaarrrrr!
"Eliza??" tanya Kevin memastikan, tanpa sadar menaikkan oktaf suaranya.
"Iyah Eliza, katanya sahabat Angel" ujar Leon.
Duaaarrrrrrr! Kevin benar-benar terluka dan kecewa.
Pada saat dia baru menemukan penyembuh luka dihatinya, namun itu harus tergores sekali lagi.
Kerongkongannya terasa kering. Membayangkan apa yang akan Eliza dan Aldi lakukan di dalam. Bagaimana dia sangat tahu tabiat Aldi kalau sudah bersama seorang wanita.
Dia mengambil minuman yang ada didepannya dan langsung menegakknya habis.
Diroom VVIP...
"Eliza.. Ini tas kamu," seru Aldi dan memberikannya ke Eliza.
"Thank you kak."
"Gimana? Masih sakit?" tanya Aldi basa-basi dan duduk disamping Eliza.
"Masih kak, obatnya mana?"
"Belum datang, minimarketnya di seberang jalan, jadi orang kaka harus mutar," Aldi menjelaskan. Padahal dari awal dia tidak ada menyuruh orang untuk membelikan Eliza obat.
Mata Eliza sedikit terpejam dan menyandarkan dirinya disofa.
Aldi membelai pipi Eliza.
"Kak jangan..." Eliza sontak kaget mendapatkan sentuhan di pipinya.
"Kenapa??" tanya Aldi dengan suara berat yang tidak mampu menahan hasratnya. Melihat tubuh Eliza yang begitu menggoda.
"Jangan macam-macam kak!!" seru Eliza sedikit berteriak.
"It’s ok Eliza, aku sayang banget sama kamu," ucap Aldi. Dan meraih dagu Eliza dan mencium Eliza dengan paksa.
Plaaakkkk!
Eliza dengan keras menampar pipi Aldi.
Mendapatkan tamparan dari Eliza. Membuat Aldi menarik paksa Eliza dan tambah agresif menciumi wajah Eliza.
Eliza dengan sisa tenaga menendang bagian bawah Aldi. Beruntung dia ahli beladiri yang di latih oleh kedua kakak laki-lakinya.
"Aoccch!!!" Aldi merintih kesakitan.
Eliza tidak puas langsung menendang tulang kering Aldi.
"Dasar bajingannn!!" teriak Eliza lalu berusaha dengan sekuat tenaga untuk keluar dari ruangan.
Eliza segera berlari dengan tertatih-tatih karna sakit kepalanya semakin menyerangnya.
"Brengsekkk!!" Umpat Aldi lalu berdiri mengejar Eliza, saat rasa sakitnya mulai mereda.
Eliza terus berlari, tanpa di duga ia melihat Kevin sedang duduk bersama Leon dan Rikki.
"Kak Kevin...!! Kak Kevin...!! KEVIN!!!” Eliza berteriak sekuat tenaga merasa dirinya sudah di ambang batas. Tiba-tiba penglihatannya gelap.