"Mama, maaf baru bisa datang," ucap Moza mendekat pada ranjang tempat Prameswari berbaring, lalu ia mencium punggung tangan sang mertua dengan takzim. "Moza, duduklah," pinta sang mertua. Moza menurut. Duduk di samping ranjang mama mertuanya. Sementara Sakha, pria itu memilih duduk di sofa. Memperhatikan interaksi antara mama dengan istrinya. "Mama jangan sakit-sakit lagi. Moza sedih jika melihat mama seperti ini. Maafkan Moza yang belum bisa membahagiakan mama." "Kenapa berbicara seperti itu, sayang. Justru seharusnya mama yang minta maaf padamu. Karena mama yang telah menyeret Moza masuk ke dalam hidup Sakha kembali. Mama memang egois tak memikirkan kebahagiaan Moza." "Mama jangan khawatir. Moza bahagia, Ma." Padahal Moza sendiri tidak yakin apakah dia bahagia atau tidak dapat meni