Sakha tertawa. Bersama Moza rasanya segala beban di pundaknya hilang sudah. Lupa jika beberapa hari ini selalu saja bertengkar dengan istri pertamanya. Sakha pun seolah tak lagi menjadikan beban ketika semalam tak berhasil meniduri istrinya sebab terlalu mencemaskan wanita yang berdiri dihadapannya ini. "Sudah siap berangkat, kan?" Kembali Sakha bertanya yang justru dibuat bingung oleh Moza. "Sudah. Tapi saya masih nungguin Pak Hadi." "Pak Hadi libur, jadi pagi ini kamu berangkat bareng saya." "Kok bisa libur? Kenapa Pak Hadi nggak ada ngomong apapun sama saya?" "Saya yang menggaji Pak Hadi. Jadi ngomongnya dengan saya. Ayo, berangkat. Keburu siang." Moza yakin sekali jika ini hanya akal-akalan Sakha saja. "Pak!" "Kenapa lagi, Moz! Ada yang ketinggalan?" Moza gelengkan kepalanya