Moza duduk di samping Sakha yang menguasi semangkok mie instan miliknya. Bahkan aroma yang menguar semakin membuat perut Moza keroncongan. Moza memundurkan kepala lalu melirik pada Sakha karena lelaki itu menyodorkan satu sendok mie di depan mulutnya. Rupanya, pria itu tadi meniup-niup satu sendok suapan untuk diberikan kepadanya. Ah, kenapa Moza merasa perlakuan Sakha ini manis sekali. "Buka mulutmu, Moza!" titah pria itu. Moza membuka mulutnya dan menerima satu suapan lalu mengunyahnya. Melirik Sakha yang juga menyuap sendiri ke dalam mulut pria itu. Tanpa disadari jika satu sendok berdua, seolah meremang berdua tak ambil peduli akan hal itu. Bertukar saliva melalui alat makan yang mereka gunakan bergantian. "Pak Sakha kenapa harus ikut-ikutan makan di sini bersama saya? Nanti dicar