Bab 3. Keinginan

1642 Kata
Fernando dan Yozico pun mengendari motor masing-masing, menuju toko elektronik. Yozico hanya merasa penasaran, seperti apa sih bedanya laptop game dan laptop biasa itu. ---- Laptop gaming pada umumnya dibekali kapasitas baterai yang cukup besar ketimbang laptop biasa pada umumnya untuk memberikan masa penggunaan yang lebih lama. Namun, kebanyakan laptop gaming hanya bisa bertahan sekitar tiga jam untuk bermain game tanpa dicharge. Laptop gaming adalah tipe laptop yang ditujukan khusus untuk bermain game. Laptop gaming punya spesifikasi tinggi yang membuatnya berbeda. Umumnya, laptop gaming mengandalkan dapur pacu kelas atas agar bisa memainkan banyak game berat dengan lancar. Laptop gaming, umumnya punya bentuk desain yang gahar. Bodinya tampak lebih kokoh dan lebih berat dibanding laptop tipis atau ultrabook dan notebook. Karena desain bodi yang kokoh, spesifikasi tinggi, wajar saja bila laptop gaming dibanderol dengan harga yang mahal. Keunggulan utama laptop gaming adalah kemampuannya dalam memproses data-data grafis. Hal tersebut tentu tidak bisa dibandingkan dengan laptop biasa. Karena spesifikasinya yang tinggi, laptop gaming adalah pilihan ideal untuk mengedit video yang berat atau membuat software. Lalu Apa Bedanya Dengan Laptop Biasa? Dari segi fungsi, enggak ada perbedaan antara laptop biasa dan juga gaming laptop. Hanya saja memang tidak semua laptop memiliki spesifikasi mumpuni untuk menjalankan game-game dengan kebutuhan khusus. Apalagi game-game terbaru sekarang yang menuntut spek hardware gila-gilaan. Laptop yang tidak memiliki embel-embel ‘gaming’ sebenarnya bisa saja kok dibuat untuk bermain game. Hanya saja spesifikasi kebutuhan dari game itu sendiri yang perlu diperhatikan. _____ Ternyata, tempat penjualan eletronik tak jauh dari kampus mereka. Fernando dengan penuh semangat, bergegas melepas helmnya dan berjalan terlebih dahulu. Fernando pun segera memesan apa yang menjadi tujuannya di sana. Harga yang tertera di setiap barangnya pun tak ada yang murah, semua di atas rata-rata jika kegunaannya untuk bermain game saja. Tak hanya itu, Yozico hanya mampu terpaku kala melihat kelebihan apa yang ditunjukan oleh pegawai toko itu. Dia yang semua menganggap laptop barang yang sama, tetapi justru baru ia ketahui saat ini. Spek dewa yang ditawarkan, harga dewa pula yang mereka suguhkan. "Gila, lo. Beli laptop mahal cuma main game doang?" tanya Yozico. "Kalau untuk hobi, kenapa enggak? Sudahlah, diam aja. Kalau kamu tahu lebih jauh tentang pengunaannya, saat itu juga kamu mendambakannya," jawab Fernando dengan enteng. Tak heran, jika Fernando membeli barang dengan menggunakan uang puluhan juta dalam waktu sekejap. Anak konglomerat tetapi selalu memilih jalan sesuai keinginannya. "Okelah," jawab Yozico. Dia memutuskan memutari toko ini, sembari melihat barang-barang yang dijual di sini. Hingga, dia melihat satu barang yang seolah-olah diasingkan. Dia yang tertarik melihatnya pun mendekat. "Ada yang bisa kami bantu?" tanya salah satu pegawai di sana. "Kak, maaf. Kenapa laptop itu ditaruh di kotak yang berbeda dan bahkan disendirikan?" tanya Yozico tampak penasaran. "Oh, itu laptop istimewa. Hanya orang istimewa yang dapat memilikinya. Nggak bisa sembarang, Kak. Barang kali ada barang lain yang perlu di tanyakan, silakan," ujar pegawai itu. "Oh, mahal, ya?" tanya Yozico yang masih merasa penasaran. Entah kenapa dia merasa tertarik dengan barang itu. "Ada yang bisa saya bantu?" tanya pegawai itu lagi. "Enggak, Kak. Makasih, ya," ujar Yozico lalu dia menghampiri Fernando. Setelah apa yang diperlukan Fernando terpenuhi, mereka berdua bergegas untuk pulang. Dia tak menceritakan apa yang barusan dia lihat. Entah Fernando sudah mengetahui barang itu terlebih dahulu, atau enggak, yozico juga kurang mengerti. Sesampainya di rumah, Yozico masih terbayang akan laptop yang ia lihat. Di dalamnya seakan-akan memiliki daya tarik sendiri untuk memikat siapa saja yang melihatnya. "Ma," panggil Yozico, saat dia menghampiri Mamanya yang sedang menonton televisi. "Iya," jawab mamanya masih fokus ke arah televisi. "Ma, aku minta laptop, dong." Yozico langsung ngomong tanpa basa-basi ke ibunya. Mama Yozico menoleh saat mendengar perkataan anaknya. "Terus laptop di kamar itu kenapa lagi? Di kamar juga ada komputer, kurang lagi kah?" tanya mamanya. Yozico menyeringai seraya menggaruk kepala. "Ma, aku jelaskan kegunaannya ya, kan. Tapi, Mama nggak bakal paham. Nah, laptop sama komputerku itu, nggak bisa dibuat menyelesaikan tugasku. Harus yang kapasitasnya tinggi baru bisa." Mama Yozico mengenyitkan dahinya. "Bau-bau kebohongan sepertinya ini. Nanti, setelah beli lagi nggak bisa ini lagi nggak bisa itulah. Nggak usah kuliahlah, Nak. Kau putus sekolah jadi tukang cari barang bekas aja." Mama Yozico menghela napas. "Mama selalu begitu kalau di mintai anaknya. Boleh ya, Ma," rengek Yozico lagi. "Dulu, yang kamu pikir pas beli itu apalah, Nak? Kenapa nggak cari yang bagus sekalian? nggak cari yang apalah katamu itu tinggi. Kalau Mamamu ini geregetan sekalian cari laptop yang bisa bawa mamamu naik haji, bawa mamamu liburan dalam sekejap mata. Ada-ada aja kamu itu. Ngomonglah sama Papamu nanti, Mama nggak ada duit," jawab mamanya. "Yaelah, Ma. Dari tadi kek ngomongnya, pasti panjang-panjang buntutnya," ujar Yozico. Kemudian dia memilih masuk ke dalam kamar dan menyiapkan keberanian untuk bilang ke papanya soal ini. Bagi Yozico dimarahin Mamanya memang hal lumrah dan bahkan dianggap sebagai nyanyian dalam hidupnya. Dia tanya sepatah dua patah kata, mamanya bicara segudang kalimat. Justru, hal itu yang membuat Yozico merasa sepi jika seharian tak mendapat omelan dari mamanya. Dia merebahkan tubuhnya di atas kasur, lalu kembali memainkan ponselnya. Dia yang saat ini lagi suka main game, hanya itu yang ia sibukkan selama di rumah saat ini. Dia lupa dan lupa segalanya. Bahkan, mamanya sering banget marah-marah dengan perubahan sikap yang tunjukan Yozico akhir-akhir ini. *** Sore harinya, Yozico keluar kamar saat menjelang magrib tiba. "Ma," panggil Yozico mencari mamanya . Tak ada sahutan dari mamanya, dia yang lupa akan waktu tak menyadari jika sudab memasuki waktu magrib. Dia hanya mengira dia bermain baru sebentar dan saat ini waktu ashar. "Kok gelap, ya? Mau hujan kali, ya?" gumam Yozico masih belum menyadarinya. Dia sembari memegang ponsel, memilih untuk duduk di sofa ruang taku sembari nunggu ibunya yang entah pergi ke mana. Tak berselang lama dari itu, pintu utama perlahan terbuka. "Assalamualaikum." Yozico menoleh ke arah mamanya. "Sudah sholat belum?" tanya mamanya. "Belum. Bentar lagi deh, Ma," jawab Yozico. Mama Yozico tanpa banyak kata spontan menjewer anaknya. "Jawab terus kalau di suruh, Mama. Tadi sholat Ashar atau enggak? Ini dah magrib. Ya Allah, mau gadain anak. Tukar tambah aja dah, aku nggak apa-apa. Nombok nggak apa-apa sumpah, yang penting rada nurut emaknya. Dah tua, masih suruh ngeingetin, capek," gumam mama Yozico. "Mama, jangan gitu kenapa? Doai Ibu itu mujarab, yang baik-baiklah. Mama mah gitu, mainnya ngadu sama yang maha kuasa." Yozico sembari cemberut berjalan menuju kamarnya. Dia melakukan apa yang diminta mamanya. Dia meletakkan ponsel itu di atas kasur, tanpa dia sadari ada suatu keanehan yang mana gamenya login dengan sendirinya. Yozico yang biasa memainkan game tanpa mengaktifkan suara tak menyadari akan hal itu. Hingga mandi dan sholat selesai, dia masih tak memegang ponsel itu. Dia berjalan menghampiri papanya yang terdengar sudah pulang. "Pa," panggil Yozico seraya duduk di samping beliau. "Apa?" tanya papanya. Yozico yang tak pernah dekat dengan ayahnya, tetapi tiba-tiba mendekat menimbulkan kecurigaan tersendiri ke papanya. "Mau beli apa lagi?" papanya menduga-duga terlebih dahulu. "Hehehe, beliin laptop lagi dong, Pa. Cari yabg lebih canggih, aku baru tahu tadi dari temenku. Bisa muat banyak," ujarnya. "Apanya yang muat banyak? Sama aja kali, sama laptop kamu. Kan ada komputer, kalau nggak cukup di pindah ke komputer," jawab papanya. "Beliin laptop gaming, Pa. Tapi, aku buat ngerjain tugas, kok. Lebih canggih, komplit fasilitasnya tuh," bujuk Yozico lagi. --- Apa perbedaan antara laptop gaming dan laptop biasa? Spesifikasi yang diberikan tentu kelas gaming, dengan prosesor dan perangkat VGA yang mendukung. namun lebih jelasnya berikut beberpa pointnya. Prosesor: untuk part ini diberi seri tinggi yang bisa di paksa bekerja tanpa memperdulikan daya tahan baterai, bahkan pernah beberapa pabrikan memasangkan laptop kelas dekstop untuk beberapa jajaran laptop gaming kelas atasnya. VGA: dengan tugasnya yang sangat berat part ini juga di isi dengan part yang memiliki kemampuan mengolah grafis yang tinggi, memastikan game dapat dijalankan dengan lancar. Panel Monitor: Sudah banyak teknologi yang tersedia untuk part yang satu ini, namun untuk membuat pengalaman gaming yang maksimal,layar dengan refresh rate yang tinggi selalu dipasangkan saat biasanya diangka 144hz. resolusi pun sudah jelas di 1080p dan 4k untuk beberapa pilihan. Keyboard: pilihan keyboard dengan berbagai teknologi serta fitur RGB light akan menambah serta membedakan laptop gaming dengan laptop biasa. Main Design. terakhir tentu desain keseluruhan laptop, bukan hanya tampilan, dengan berbagai aksen gaming. tapi lebih dari itu desain utama laptop gaming dibuat agar mendukung seluruh kinerja part yang dipasangkan, terutama bagian pendinginan (cooler). laptop gaming di atur supaya bekerja dengan maksimal tentu harus dibarengi dengan teknologi pendinginan yang mumpuni juga. disinilah pabrikan laptop meracik desainnya masing-masing.agar menghasilkan kinerja yang diharapkan. Mungkin itulah beberapa point yang biasanya membedakan laptop biasa dengan laptop gaming. ____ Yozico mencoba menjelaskan melalu data riset yang ia baca. Dia memberikan pengertian ke papanya, guna agar papanya mengiyakan permintaannya. "Terus, mahal nggak?" tanya papanya lagi. "Mahalnya laptop gaming ya relatiflah, Pa. Dia bagus dan lebih unggul. Jadi ya astinya lebih mahal dari pada laptop biasanya. Ayolah, Pa. Sekali ini aja," rengek Yozico. "Kenapa lebih mahal? Nanti ajalah, Papa pikir-pikir lagi," jawab papanya. Yozico memang seperti itu. Dia tipikal anak yang mana jika memiliki keinginan harus kebeli secepatnya. Harganya relatif mahal Tentunya hal tersebut dikarenakan laptop tersebut memiliki spesifikasi yang tinggi, dibekali fitur khusus gaming serta riset dan pengembangan untuk memastikan performa dan pengalaman pengguna yang maksimal dari laptop tersebut. "Beliin ya, Pa. Iyain dong, Pa," rengek Yozico lagi. "Iya, tapi nggak janji. Sudah sana, Papa mau istirahat dulu. Jangan resek," ujar papanya. Yozico pun sembari tersenyum melangkah pergi menuju kamarnya. Sedangkan mamanya yang berada di samping beliau menatap dengan sorot mata yang tajam. "Kenapa, Mama mau juga?" ejek suaminya. "Turutin terus, biar nanti kebiasaan kalau begitu. Jangan suka dimanja kenapa sih, Pa. Mama nggak suka dengan cara Papa seperti ini." Mama Yozico memilih pergi ke kamar meninggalkan suaminya yang masih berada di ruang tamu. "Serba salah. Susahnya jadi Bapak-bapa ya gini, nurutin salah nggak di turutin malah salah. Beli kantong doraemon di mana sih, ini?" gumam papa Yozico.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN