“Apa maksud anda ?” Aku melihat kearahnya dengan takjub, namun pria itu justru kini menatapku dengan dingin. Sir Kharald tidak seperti pria kaku yang kukenal. Eskpresinya sekarang menunjukan banyak hal yang tak bisa dijelaskan dengan simple. Sebaliknya, pria itu malah terlihat tak suka dengan dengan respon yang kuujarkan. “Ini mungkin hari terakhir kita bertemu.” Ah ya, aku sudah tahu itu. Kurasa kali ini dia disini untuk mengujarkan salam perpisahan. Bukankah begitu ? saat itulah entah mengapa aku mulai merasa mataku memburam. Meski aku tak sedekat itu dengannya, namun perpisahan seperti ini terasa cukup berat. Aku mulai mengoceh tanpa peduli dia mendengarkan atau tidak. Menyuarakan sesuatu yang mungkin masih bisa menjadi penghubung diantara aku dan dia. “Bagaimana dengan project kerj