Part 5 | Alea

1206 Kata
  "Van, kamu itu calon istriku, dan Angel adalah sahabatku, kalian sama-sama penting buat aku, jadi jangan pernah larang aku buat dekat sama Angel, sebelum aku kenal kamu, Angel yang lebih dulu hadir dalam hidupku. Dari awal, aku udah wanti-wanti sama kamu, jangan pernah permasalahkan hubungan aku sama Angel, lagipula aku tahu batas, aku hanya berlaku sebagai sahabat yang baik, enggak lebih. Kalau kamu emang enggak terima sama kedekatan aku dan Angel, lebih baik kamu bilang sama aku kalau kamu mau mundur sebelum persiapan pernikahan kita semakin matang."   Vanessa menghela napas. "Tapi, Ka—"   Azka melihat jam di pergelangan tangan kirinya. "Sekarang saatnya aku kerja, aku ke rumah sakit dulu, kamu hati-hati pulangnya. Oh iya, Van, aku sayang kamu, tapi aku juga sayang Angel, tapi kamu calon istriku, dan Angel hanya sahabatku. Jadi aku mohon kamu untuk mengerti keadaannya." Azka langsung beranjak dari tempatnya, dan mencium kening Vanessa. "Aku duluan, kamu hati-hati."   Risiko punya calon suami yang punya sahabat perempuan. Harus lebih tahan lagi, Van, jangan cemburuan.   *** Azka tidak ingin menutupi apa-apa dari kekasihnya, ia minta izin kepada Vanessa untuk mengajak jalan sahabatnya, Angel, daripada terjadi kesalahpahaman yang berujung fatal, lebih baik ia berterus terang agar hubungan mereka tetap sehat, dan tidak menimbulkan perdebatan, akhirnya Azka mendatangi rumah Vanessa untuk minta izin, tetapi tidak ada satu pun perempuan yang mau berbagi kekasih, sekalipun itu dengan sahabatnya. Apalagi mereka sebentar lagi mau menikah. "Nggak, Ka, aku enggak mau. Mana bisa kamu jalan sama Angel, di saat aku adalah calon istri kamu, enggak ada satu pun perempuan di dunia ini yang mau berbagi kekasih," ujar Vanessa dengan perasaann kesal. Azka sudah menduganya kalau Vanessa pasti tidak akan mengizinkan dirinya untuk jalan dengan Angel, sekalipun status mereka hanya sahabat. Ini adalah risiko yang harus pria itu terima sebenarnya, ia memutuskan untuk menjalin hubungan dengan Vanessa, itu artinya ia harus menerima konsekuensi waktunya dengan Angel enggak seintensitas dulu. Azka memang mencinta Vanessa, tetapi ia menyayangi Angel. "Van, Angel is my best friend, bisa enggak kamu mengalah sekali ini, aku mau jalan sama dia, paling makan, terus pergi ke tempat yang biasa kami datangi dulu, sekalian flashback tentang persahabatan kami yang terjalij belasan tahun. Kamu enggak bisa larang aku untuk jalan sama sahabat aku, aku cinta kamu dan aku sayang Angel. Kamu itu, kan? Please, jangan buat aku jadi sahabat yang buruk untuk Angel." Vanessa pikir, Azka mau dimengerti tapi tidak mau mengerti, Azka hanya memikirkan perasaan Angel, dan sama sekali tidak memikirkan perasaan Vanessa. Padahal perempuan itu hanya takut kalau Azka mencintai Angel, ia hanya takut kalau cinta Azka terbagi, mereka sebentar lagi akan menikah dan ia tidak mau kehilangan Azka sebelum ia sah jadi suaminya. Ketakutan Vanessa sangat beralasan. "Ka, please pahami aku, jangan perasaan Angel terus yang kamu pahami, ketakutan aku cuma satu, aku takit kamu berpaling, karena biar bagaimana pun kalian tetap dua manusia yang punya hati, aku rasa, rasa yang Angel punya ke kamu itu rasa lebih dari sahabat." Azka menggeleng. "Kami murni sahabat, kalau kamu takut kehilangan aku, berarti kamu ragu sama hubungan kita, kamu ragu sama perasaan aku?" Mungkin Azka memang benar, ia memang ragu, karena ia tahu tatapan Angel ke Azka itu adalah tatapan cinta, Azka saja yang tidak peka dengan perasaan Angel, tetapi Vanessa selama ini berpura-pura bodoh saja, padahal ia sudah memperhatikan gerak-gerik Angel dari lama. Mungkin bedanya, kalau Angel hanya berani mencintai dalam diam, sedangkan Vanessa lebih berani mengutarakan apa yang ia rasa. Angel terlalu bersembunyi di balik topeng persahabatan mereka. "Aku kasih kamu dua pilihan. Aku atau Angel? Kamu enggak bisa miliki dua orang yang berbeda dalam waktu yang bersamaan." Angel dana Vanessa bukan pilihan, mereka tetap dua yang sama-sama berarti untuk Azka, bagaimana bisa ia harus memilih antara cinta dan sahabat, yang jelas dari segi status saja sudah beda, jadi kenapa harus dipilih? "Van—" "Aku calon istri kamu atau Angel sahabat kamu dari TK?" sela Vanessa, perempuan itu berharap kalau Azka memilih dirinya. Azka menghela napas pelan, ia tidak mau kehilangan Vanessa, calon istrinya, juga sahabatnya, tetapi sekarang disuruh memilih di antara mereka, ini benar-benar menyebalkan. Vanessa harap-harap cemas mendengar ucapan Aza, dunianya akan runtuh jika Azka lebih memilih sahabatnya. Azka menghela napas pelan. "Kamu." Senyukan langsung terbit di bibir Vanessa, tidak menyangka bahwa Azka lebih memilih dirinya daripada Angel, yang jelas-jelas sahabat dari kecil "Oke, sekarang kamu ikut aku." Vanessa langsung mengajak Azka ke suatu tempat. *** Angel hanya gadis yang mencintai dalam diam, hanya gadis yang mengagumi dari jauh, dia dekat tapi sangat sulit untuk kugapai. Mencintai sahabat yang sudah bersamanya sejak kecil itu sangat menyakitkan, ia tidak mempunyai keberanian untuk mengungkapkannya karena ia tahu rasa ini tidak pernah terbalas. Ia nyata tapi seperti bayangan di mata Angel. Ia sudah mencintainya sejak dulu, ia lupa kapan persisnya tapi yang jelas rasa ini tidak pernah berubah, tetapi fakta menyakitkan begitu menampar Angel, ternyata Azka mencintai Vanessa, saudara tiri yang ia benci, tetapi Angel tidak bisa berbuat apa-apa, ia hanya pasrah menerima takdirnya karena yang namanya rasa tidak bisa dipaksakan. Setahun yang lalu Azka menjadikan Vanessa sebagai kekasihnya, dunia Angel hancur, sehancur-hancurnya. Pria yang ia cintai ternyata mencintai saudara tirinya. Angel membenci kenyataan itu, ia membenci Sandra yang merebut ayahnya dan ia membenci Vanessa yang merebut ayahnya, sahabatnya, sekaligus cinta pertamanya. Andai membunuh itu bukan dosa, maka dengan senang hati Angel melakukan itu kepada orang-orang yang menghancurkan dunianya, mimpi yang susah payah ia rangkai harus kandas hanya karena kehadiran orang-orang yang merebut kebahagiaannya, entah dosa apa yang Angel perbuat di masa lalu sampai Tuhan memberikan cobaan sebegitu beratnya. Andai saja Fani, mamanya masi hidup, pasti Angel bisa tumbuh dengan baik, bukan seorang perempuan yang hanya bisa menyembunyikan kesedihannya dari balik wajah dinginnya. Angel terlihat sangat tak bersahabat, bukan karena ia tak cinta, tetapi karena ia tidak bisa mau orang-orang mengasihani jiwanya yang malang, biarlah orang-orang tahu bahwa Angel adalah perempuan berjiwa keras yang angkuh. Terdengar ketukan pintu kamar membuat aktivitas Angel terhenti, aktivitas melamun maksudku. "Masuk," ucap Angel kepada orang yang ada di balik pintu. Setelah pintu terbuka, mata Angel membulat sempurna ternyata yang datang adalah Vanessa dan Azka. Ia hanya memasang wajah datar dan malas menyuruh mereka duduk. "Ada apa?" tanya Angel ketus. Lebih baik setan yang datang, daripada dua manusia yang membuatnya muak ini, terlalu menyebalkan. "Kamu enggak mau membiarkan kami duduk terlebih dahulu?" tanya Azka, berusaha terlihat ramah, mungkin kalau Azka datang sendiri, Angel akan terlihat lebih bersahabat, tetapi karena datang dengan perempuan yang ia benci jadi rasa malas itu muncul. Angel memutar matanya malas, namun tetap saja ia tahu etika ketika melihat tamu. "Baiklah, silakan duduk." Mereka pun duduk di hadapan Angel dengan senyuman yang tak pernah lepas, justru senyuman itu sangat memuakkan untuk Angel. "Jadi begini, bulan depan 'kan aku dan Azka menikah. Kami mau memintamu secara khusus untuk menjadi designernya," jelas Vanessa. "Sorry, kerjaanku banyak. Kalian bisa mencari designer lain." Bukan itu satu-satu alasan Angel menolak, tetapi lebih karena yang menikah adalah laki-laki yang dicintainya. Dengan susah payah Angel menahan rasa cemburunya, dan sekarang ia disuruh untuk merancang gaun? Benar-benar menyebalkan. "Tapi Angel, kami mau kamu," ujar Azka. Tersirat keinginan yang sangat besar, ia ingin sekali bahwa Angel yang merancang gaun untuk Vanessa, itu tandanya bahwa Angel antusias dengan pernikahan sahabatnya, ternyata Angel malah menolak dengan mentah-mentah.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN