Chapter 20

1459 Kata
"Berdasarkan pengamatanku, seharusnya seminggu yang lalu kau turun ke bumi bersama Melios, bukan? Lalu mengapa kau tak datang pada hari keberangkatanmu, Raiga?" Saat ini, Raiga sedang diinterogasi di ruangan pribadi milik Pak Bravo, namun, bukan seorang guru yang menginterogasi Raiga, melainkan salah satu malaikat elit bernama Risa Minir. Alasan Raiga dibawa ke sana karena dugaan bahwa dia memiliki ciri-ciri yang sama dari malaikat pendendam yang sudah melegenda, semua orang di sekolahnya kini menganggap lelaki itu sebagai reinkarnasi malaikat pendendam, dan itu karena kesalahannya menunjukkan kilauan cahaya biru di dua bola matanya, itulah yang menyebabkan Melios memanggil Risa Minir, malaikat elit ke delapan, untuk mengurus masalah ini. Tentu saja, seperti yang kita tahu, Raiga adalah sosok lelaki yang tidak suka berada dalam masalah karena dia sangat pemalas, bahkan, saat ini pun, ketika Risa Minir menginterogasinya, Raiga malah tertidur dengan posisi duduk di hadapan sang malaikat kedelapan, sungguh tidak sopan. "Kau dengar aku, Raiga?" Beruntung, Risa Minir merupakan wanita yang penyabar, walaupun anak yang ditanyai tidak merespon, dia tetap menjaga suara lembutnya. Raiga sedikit membuka matanya dan menguap selebar-lebarnya, lalu berkata, "Apa kau tidak lihat? Aku sedang tidur, setidaknya tunggulah sebentar lagi, lagi pula, untuk apa aku menjawab pertanyaan yang jelas tidak perlu kujawab? Itu hanya membuang-buang wak--" SRET! Risa, dengan menarik selebaran yang ada di payudaranya langsung ditunjukkan ke muka Raiga agar anak itu membaca sesuatu yang tertulis di sana. Baru saja mata Raiga melirik ke arah selebaran yang didekatkan ke mukanya membuat wajah anak itu terkejut setengah mati, melenyapkan muka lesu yang biasanya. "Ap-Apa ini?" Raiga merebut kertas yang dipegang Risa dan membaca lebih detail sampai selesai, kemudian dia menatap wajah malaikat elit di hadapannya dengan kesal setelah membaca selebaran itu. "Kau akan melenyapkan orang-orang yang penting bagiku jika aku tidak mau menjawab pertanyaanmu? Bukankah itu sebuah ancaman? Kenapa kau melakukan hal yang mirip seperti Iblis, padahal kau seorang malaikat elit, Nona Risa?" Risa Minir tersenyum ramah pada Raiga setelah anak itu membeberkan informasi yang ada di kertas miliknya. "Maaf, tapi tidak ada toleransi untuk seorang lelaki yang tertidur saat interogasi di mulai di hadapan malaikat elit sepertiku. Jadi, mari kita ulang kembali pertanyaan yang belum kau jawab, Raiga," ucap Risa dengan suara yang manis. "Mengapa kau tidak datang pada hari keberangkatanmu untuk bertugas di Bumi bersama Melios?" Raiga menggertakkan giginya. "Saat itu, aku masih dirawat di rumah sakit karena mengalami kecelakaan." ungkap Raiga tanpa menjelaskan kecelakaan yang menimpanya pada Risa, tapi sayangnya, walaupun dia tidak memberitahu kecelakaan tersebut, wanita itu sudah mengetahuinya. "Apa maksudmu," Risa tersenyum gemas. "Kecelakaan karena ikut campur pada masalah keluarga orang lain? Begitu?" Raiga kaget mendengar sindiran itu, dia tidak percaya kalau wanita itu bisa tahu tentang sesuatu yang telah menimpanya. Sebenarnya, dari mana dia mengetahui itu semua? "Kenapa kau bisa tahu?" tanya Raiga blak-blakan. Risa menghela napasnya. "Insiden yang telah terjadi pada keluarga Turga Garelio Serro sudah diketahui oleh seluruh malaikat elit melalui pengintaian suci yang kami lakukan." "Jadi begitu," Raiga menatap malas muka Risa. "Selain menjaga masyarakat, ternyata para malaikat elit juga suka mengintip, ya? Kurasa, itu adalah tindakan yang tidak sopan, karena aku yakin, kalian juga sering mengintip seseorang yang sedang mandi, 'kan? Mengerikan." Raiga mencoba mencairkan suasana dengan mengatakan hal itu, tapi sayang sekali, Risa tidak terpengaruh pada sindiran tersebut. "Kalau begitu, kita kepertanyaan berikutnya," Risa mengeluarkan dua buah foto yang menampilkan Yuna dan Zapar sedang tersenyum pada kamera. "Hubungan apa yang telah kau buat bersama dua anak ini?" Raiga menguap untuk kedua kalinya sampai matanya mengeluarkan air. "Kami hanya sahabatan saja, tidak lebih tidak kurang." "Sahabatan?" Alis Risa mengkerut dalam sesaat. "Lalu, mengapa kau bisa disangka sebagai malaikat pendendam oleh Melios? Bukankah dia juga sahabatmu, kan?" "Kau ini bicara apa?" Raiga sedikit terkekeh. "Melios bukan sahabatku, dia itu musuhku. Setiap hal yang kulakukan, Melios pasti membencinya, begitulah yang dinamakan pembenci sejati. Lagi pula, rumor yang menuduhku sebagai reinkarnasi malaikat apalah itu, semuanya tidak benar. Aku bisa mengaktifkan kilauan mata biru, itu karena berkat Tuhan, bukan sebagai malaikat apalah itu." Risa sedikit berkedut kesal mendengarnya, tapi dia tetap menahan amarahnya untuk terus tersenyum ramah pada Raiga. "Justru karena berkat Tuhan, kau dilahirkan sebagai reinkarnasi malaikat pendendam, Raiga. Baiklah, sepertinya itu sudah cukup, sekarang, kau secara resmi akan dilenyapkan dari Surga olehku, Risa Minir, malaikat elit ke delapan." BRAK! Mendengar hal itu, Raiga langsung menggebrakkan meja tidak terima. "Aku tidak mau, aku masih ingin di surga. Setidaknya, biarkan aku untuk makan malam di rumahku sekali ini saja, aku rindu pada masakan ibuku!" Risa menggeleng. "Maaf, seperti yang sudah kubilang, tidak ada toleransi untukmu, Raiga." Dan akhirnya, kedua tangan Raiga di borgol, mulutnya disumpal oleh kain, kakinya dipasang gelang pemanas, dan lehernya dikalungkan sebuah emas yang dapat meledak dalam beberapa detik jika diaktifkan. Raiga pun dibawa oleh Risa Minir menggunakan kendaraan pribadinya yang sangat mewah, yaitu mobil sayap. Saat Raiga memasuki kendaraan tersebut, seluruh anak sekolahnya berhamburan, menyaksikan Raiga yang dibawa oleh malaikat ke delapan untuk dilenyapkan. Pak Bravo bersedih karena anak didiknya dapat masalah, Melios sedikit menyesal karena memanggil Nona Risa untuk mengurus Raiga dan semua anak kaget kalau murid satu sekolahnya adalah seorang malaikat pendendam. ☆☆☆ "Tempat apa ini?" Raiga bertanya saat dia sampai di sebuah lubang besar yang gelap. "Ini adalah tempat yang biasa kami lakukan untuk melenyapkan malaikat-malaikat yang telah berbuat kejahatan di surga. Kau adalah malaikat keseribu yang akan dilenyapkan di lubang para pendosa ini." jelas Risa dengan tersenyum damai. "Lubang ... para pendosa?" "Ya," Risa mengangguk. "Jadi, sudah siapkah kau, Raiga?" Raiga sedikit ngeri melihat lubang besar yang ada di depannya ini, dia merasa kalau semua ini adalah kesalahpahaman semata. "Jadi, aku hanya perlu meloncat ke dalam lubang ini, lalu bisa lenyap dari surga?" Raiga menyeringai. "Lantas, mengapa tidak kau contohkan saja padaku bagaimana caranya?" Risa terkejut mendengarnya. "Kau bukan lagi anak SD yang harus kucontohkan segala hal, bukan?" "Tapi aku masih belum paham bagaimana cara meloncatnya, aku takut jika melakukan kesalahan, jadi," Raiga tersenyum jahat. "Bisakah kah contohkan padaku, Nona Risa?" "Jangan bodoh," Risa tersenyum manis. "Aku ini seorang malaikat elit, tidak mudah untuk menjebakku menggunakan cara kekanak-kanakan itu, Raiga. Jika kau masih tidak melakukan perintahku, kau akan kupaksa." SYUNG~ Tiba-tiba Raiga langsung melompat ke lubang itu dengan menguap lebar. "Ah, kau terlalu banyak bicara, aku jadi bosan, 'kan? Lebih baik langsung kulakukan saja," Raiga berdecak kagum. "Wow! Aku suka sensasi jatuh! Oh, ya, bilang pada Zapar dan Yuna untuk membuat masalah di surga agar mereka dapat masuk ke dalam lubang ini bersamaku, kau dengar? Nona Risa?" Lalu, secara perlahan, suara Raiga menghilang, tubuhnya juga tertelan oleh kegelapan di lubang para pendosa itu, dan akhirnya, malaikat itu telah lenyap. Risa meneguk ludahnya terkejut. "Baru kali ini aku melihat seorang malaikat yang senang karena lompat ke dalam lubang mengerikan ini," Kemudian, Risa pergi meninggalkan tempat itu. "Syukurlah, masalah sudah selesai. Sekarang, aku bisa bersolek ria lagi di kamarku." BUG! Tiba-tiba muncul seorang gadis berambut putih panjang di depannya, menghadang jalan Risa, membuat suasana menjadi suram. "Siapa Anda?" tanya Risa dengan ramah pada gadis asing itu. "Beraninya kau ...," Gadis itu menggeram seperti kucing. "BERANINYA KAU MELENYAPKAN MAJIKANKU!" Risa tidak paham mendengarnya. "Melenyapkan Majikan Anda? Apa maksudnya itu?" "Namaku Chogo! Kucing peliharaan Raiga! Dan aku sudah mendengar semuanya dari burung penggosip kalau majikanku akan dilenyapkan! Dan ternyata kau pelakunya! AKU TIDAK TERIMA ITU!" CRAK! Chogo, nama gadis yang mengaku sebagai peliharaan Raiga, langsung melesat dan mencakar betis Risa hingga patah. "He-Hentikan!" Risa mencoba mengeluarkan kekuatannya, namun kalah cepat oleh Chogo. SET! Dan Risa berakhir tercekik oleh Chogo sampai kedua kakinya tidak menyentuh tanah. "Sekarang! Di mana Majikanku!" "Di-Dia telah lenyap," Suara Risa tegagap-gagap. "Di lubang itu." "b******k!" Chogo langsung membanting wajah Risa ke tanah, kemudian dia berlari dan memandang lubang besar yang telah melenyapkan Raiga. "Akan kukeluarkan kau dari lubang ini! Raiga!" ☆☆☆ "Eh? Kenapa perasaanku jadi tidak enak begini?" Yuna merasa gelisah saat dirinya sedang membaca buku di perpustakaan sekolahnya. "Hmm, aku merasa ada yang tidak beres, kawan!" Di sekolahnya, Zapar pun merasa hal yang sama seperti Yuna. Karena kegelisahan mereka meluap-luap, Yuna dan Zapar mengaktifkan sayapnya di atap gedung sekolahnya masing-masing, kemudian terbang menuju tempat yang menuntun mereka pada lubang besar tersebut. "Za-Zapar? Apa yang kau lakukan di sini?" Karena Zapar yang duluan sampai, Yuna terkejut melihat lelaki itu sedang merenung di tepian lubang. Yuna menghampiri Zapar. "Jadi, kau juga merasakan hal yang sama, ya, Yun?" Zapar termenung menatap lubang itu. Yuna ikut memandang lubang tersebut. "Ya," kata Yuna. "Perasaanku berkata kalau aku harus masuk ke dalam lubang ini bersamamu, Zapar. Tapi, aku tidak yakin." Saat menoleh ke samping, ternyata Zapar tidak ada di sana, membuat Yuna terkejut. "Ayo, loncatlah! Yuna!" teriak Zapar setelah dirinya jatuh ke dalam lubang sampai akhirnya lenyap tanpa bekas. Yuna merinding. "Dia melakukannya tanpa berpikir? DASAR BODOH!" Karena kesal, akhirnya Yuna pun meloncat ke lubang tersebut menyusul Zapar. ☆TAMAT☆
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN