Lana terdiam takjub menatap bangunan megah yang berdiri kokoh di hadapannya. Sebuah rumah berwarna cream yang terdiri dari tiga lantai dan memiliki halaman yang cukup luas. Ya, bisa dipakai sebagai lahan untuk bersepeda pagi-pagi atau sore. “Ini rumah kamu?” tanya Lana, menanyakan pertanyaan yang jawabannya sudah jelas. “Rumah kita.” Lana mencibir kecil saat Jeffrey mngucapkan kalimat tersebut dengan wajah datar. Bisa-bisanya. “Bagus, kan? Kamu suka?” tanyanya lagi, seraya berjalan memasuki bangunan tersebut. Saat masuk, sungguh, udara panas di luar seketika lenyap, bergantikan dengan sejuknya ruangan dan wangi bunga lavender yang menguar menenangkan. “Ya-ya. Yang penting saya bisa tidur dengan nyaman,” kilah Lana, malas untuk memuji. Meski hatinya tak henti-henti berdecak kagum sejak