Jeffrey berdecak menemukan Yanan tergeletak begitu saja di sofa panjang ruangan VIP. Botol-botol minuman berserakan, kulit kacang, dan juga... s**t, kondom! Memang dasar otak s**********n. Bisa-bisanya Yanan melakukan hal itu di tempat seperti ini. Jeffrey mendudukkan bokongnya di sofa yang lain di ruangan itu. Menuangkan alkohol ke dalam seloki, lantas menenggaknya hingga tandas. Alkohol terasa manis di saat hari-hari begitu pahit. Sekarang Jeffrey paham mengapa Lana sangat menyukai minuman tersebut. “Lo udah di sini?” Yanan masih memiliki sedikit kesadaran sepertinya. Jeffrey sama sekali tidak menjawab, malah kembali menenggak minumannya entah gelas yang ke berapa. “Ada masalah?” tanya Yanan, mendudukkan dirinya dengan susah payah, lantas menatap Jeffrey lekat, berusaha mengumpulkan