“Jeffrey! Yash, gue nggak nyangka lo nikah paling dulu di antara kita semua. Padahal lo ibarat primadona sewaktu masih sekolah dulu.” Apakah Lana perlu memasang wajah manis lagi setelah berjam-jam menyalami tamu undangan dan merasa tubuhnya remuk luar dalam? Tentu tidak. Lana sungguh sudah muak! “Gue lebih kaget kalau lo yang nikah duluan, Nan,” komentar Tyas menggeleng kecil. Lalu tawa lelaki bernama Yanan tersebut mengudara. “By the way, selamat, ya—uhm—Lana?” Yanan sedikit menjeda ucapannya saat mengucapkan nama Lana, berpikir. “Gue nggak nyangka Jeffrey akhirnya berlabuh ke seorang perempuan yang sangat jauh dengan belahan hatinya—“ “Nan!” tegur Tyas, mendesis kecil. Lalu tatapan lelaki itu beralih pada Lana dan tersenyum ramah. “Selamat atas pernikahan kalian, ya. Semoga langgeng