"Rea, mas datang." Bram bersimpuh di batu nisan di sebuah area pemakaman. Matanya menatap sendu nama yang tertera di situ. Andrea Maharani. Tiga belas tahun sudah berlalu semenjak kepergian istrinya. Meninggalkan dirinya yang harus menduda di usia muda, juga seorang anak perempuan cantik yang waktu itu berusia lima tahun. Usia yang masih sangat membutuhkan kasih sayang ibunya. Bram memutar kembali memori bersama Andea. Ada banyak kenangan indah baginya, walaupun dia tahu, mungkin wanita itu tidak merasakan hal yang sama. Mereka dijodohkan. Bram yang waktu itu masih kuliah, diminta ayahnya untuk menikah. Dia yang masih sibuk belajar merasa terkejut atas permintaan orang-tuanya. Padahal saat itu dia tidak memiliki pacar sama sekali. Bram anak baik-baik. Walaupun statusnya anak seorang pe