Ryan diam tak bergerak, napasnya terdengar bergemuruh di telinganya. Tangannya dengan gemetaran melepaskan genggaman tangannya di tangan pria yang mencoba melukainya. Reda rasa terkejutnya, Ryan menggulingkan badan pria itu dari atas tubuhnya ke samping. ‘Ya, Tuhan! Apakah aku telah membunuh pria ini? Kenapa tubuhnya sedingin es dan tidak bergerak sama sekali?” Terdengar suara beberapa langkah kaki yang berjalan mendekat, ke tempat di mana Ryan berada. Begitu sudah dekat dengannya, Ryan dapat melihat kalau yang datang adalah polisi dan pihak keamanan rumah sakit. Melihat tubuh tak berdaya di sampingnya, salah seorang dari pria dengan seragam polisi memeriksa denyut nadi pria yang masih belum dikenali identitasnya. Dengan mengenakan sarung tangan karet, polisi itupun melepas topeng yang