Ryan menatap tajam Karin, raut wajahnya menjadi dingin, tak ada senyuman pada roman wajahnya, “Kamu sudah merendahkan kejantanan ku! aku bukanlah pria yang lemah, apalagi pria kemayu yang melakukan segala sesuatunya dengan lembut. Aku tahu, kau sengaja mengatakan hal itu untuk memancing reaksiku, agar menyentuhmu kembali! Namun, aku sudah sadar dengan kekhilafan diriku. Aku tidak akan menyentuhmu lagi dan aku juga tidak peduli kalau kamu tetap tinggal di sini dan mendapatkan celaka, sama sekali bukan urusanku!” Ryan kemudian berjalan ke luar dari kamar Karin dan menutup pintu kamarnya dengan kasar, hingga menimbulkan bunyi yang nyaring. Karin menjadi kaget mendengarnya, tetapi ia berusaha untuk tidak mengeluarkan suara protes, yang sudah pasti sia-sia saja. “Astaga! perajuk sekali dia, s