6. Zhidian dan Lingkaran Iblis

1634 Kata
“Nah, Bocah, beri tahu aku, siapa namamu?” Zhi segera membuat empat dinding es saat Pembicara kembali melangkah ke dekatnya. Pembicara tertawa. “Jangan takut, aku tidak akan menyakitimu selama kau mau bekerja sama denganku.” Zhi diam-diam kembali menyerang tiga yang tersisa dengan kristal es, tapi sekali lagi, kristal itu hanya seperti mainan bagi tiga sosok berhoodie. “Ckckck… bukan jawaban yang bagus, Bocah,” kata si Pembicara. Tiba-tiba dinding es yang dibuat Zhi mencair dan Pembicara dengan mudah meraih lehernya, untuk kemudian mencekiknya. “Aku masih bersikap baik karena berpikir akan menemukan penerus untuk tuanku. Sangat jarang ada yang bisa meningkatkan elemen dasar air sebaik dirimu. Kau bahkan bisa mengendalikan kabut dan menciptakan es di usiamu ini.” Pembicara menarik Zhi mendekat, kemudian berbisik di telinganya. “Suatu hari, kau pun mungkin bisa mengendalikan darah.” Zhi berusaha keras membebaskan diri, tapi pihak lain malah semakin mencekiknya. “Sekarang kau mau bergabung denganku, Bocah?” Zhi sekali lagi membuat kristal es dan menyerang Pembicara sekalipun dia tahu serangannya tidak akan berhasil. Pembicara menjadi kesal dan semakin mencekiknya. Sebelum Zhi semakin kehabisan napas, tiba-tiba ada bola api yang menyerang Pembicara sehingga cekikannya pada leher Zhi terlepas. Walau bisa memadamkan bola api dengan airnya, tapi Pembicara terlihat sangat marah. “Siapa yang menyerangku?!” teriak murka si Pembicara kepada dua rekannya, tapi keduanya menggeleng bersamaan. Mereka menunjuk Elfa yang telah membantu Zhi berdiri. Pembicara tiba-tiba tertawa. “Ya ampun, anak-anak Carl benar-benar mewarisi gen orangtuanya dengan baik. Tapi, gadis kecil,” dia melepas tudung hoodie, menampakkan bekas luka bakar pada sebagian wajahnya, “aku benci pengendali api.” Tiba-tiba Pembicara membuat kristal es dan menyerang Elfa. Dua serangan kristal masih bisa diuapkan oleh Elfa dengan bola api merahnya, tapi yang ketiga gagal dan menghujam jantungnya. “Argh!” erang Elfa, kemudian muntah darah setelah terjatuh beberapa meter dari tempatnya berdiri sebelumya. Mata Zhi terbelalak melihat Elfa tak bergerak. Apakah dia akan kehilangan adiknya lagi kali ini? Tangan Zhi gemetar. Benaknya kosong. Suara di sekitar seolah menghilang. Tidak! Dia tidak mau kehilangan adiknya lagi! “Aku pasti membunuhmu!” teriak Zhi. Zhi menyerang Pembicara dengan kekuatan kristal es berulang kali. Awalnya hanya puluhan kristal tajam, kini ada ratusan. Gagal dengan kristal, dia juga mengendalikan kabut di sekitar untuk mengurung Pembicara. Karena pada dasarnya Pembicara memiliki elemen dasar yang sama dengan Zhi, ditambah dia lebih unggul dan berpengalaman dalam pertarungan dengan sihir, maka Zhi seperti mainan baginya. Pembicara tertawa terbahak-bahak. “Ini cukup seru. Begini saja, Bocah, jika kau bisa melukai dahiku, aku akan membebaskanmu dan adikmu.” Zhi tiba-tiba merasa sangat pusing karena penggunaan mana secara berlebihan dalam waktu dekat. Saat dia pikir tidak bisa lagi mengeluarkan kekuatan, sesuatu tiba-tiba mengalir ke seluruh tubuhnya. Dia tidak menyadari kalungnya telah bersinar, dan sebuah tanda setengah lingkaran berwarna hitam telah muncul di dahinya. Detik berikutnya, Zhi kehilangan kesadaran. Pembicara terbelalak saat melihat Zhi berdiri tegak sembari menyeringai. Yang membuatnya terkejut adalah aura hitam yang menyelimuti tubuh bocah itu. Sebelum bisa melakukan apa-apa, dia ditendang cukup jauh sampai punggungnya menabrak pohon dengan keras. Pembicara pun muntah darah. Zhi bergerak sangat cepat, hampir seperti teleportasi. Dia kemudian menginjak perut si Pembicara. Dari tangannya muncul bola hitam berukuran sangat kecil. Dia melemparkan bola hitam itu ke kening si Pembicara, dan hancurlah kepala si Pembicara dengan otak yang berserakan. Tubuhnya juga meleleh seperti lilin yang dipanaskan. Dua sosok berhoodie ungu yang menyaksikan Pembicara telah tewas, kini mencoba melarikan diri. Sayangnya, sebelum mereka mampu melangkah, keduanya juga tewas seperti Pembicara. Ailee menyaksikan kekejaman Zhi dari jauh. Dia merinding dan sangat ketakutan. Segera dia sembunyi dan membekap mulut rapat-rapat. Zhi menyadari keberadaan Ailee. Dia juga hendak menyerang gadis itu, tapi sebelum melempar serangan, Elgar dan tiga anak buahnya muncul di sana. “Kalian tidak apa-?” tanya Elgar yang langsung berhenti mendekati Zhi ketika merasakan mana negatif yang kuat dari tubuh anak lelaki itu. “Menjauh darinya!” titahnya pada tiga anak buahnya. Hanya satu yang dekat dengan Elgar yang berhasil selamat. Dua lainnya menjadi korban Zhi berikutnya. “Kau cepat pergi dari sini dan panggil tim penyegel. Ingat, rahasiakan dari yang lain!” titah Elgar kepada anak buahnya yang selamat. “Baik, Tuan,” kata si anak buah sembari pergi dengan masih menyisakan rasa takut. Elgar menghindari serangan bola hitam Zhi. Dia melompat dari satu pohon ke pohon lain sampai beberapa pohon tumbang dan terbakar. Sebisanya dia menggiring Zhi menjauh dari Elfa yang terluka dan Ailee yang bersembunyi di pohon. Melihat ayahnya pergi, Ailee segera menghampiri Elfa yang tak sadarkan diri. Dia kemudian menahan pendarahan yang terus keluar dari area sekitar jantung Elfa. Jika kristal es sedikit lebih dalam, Elfa mungkin sudah mati sekarang. Tampaknya gadis itu sempat menguapkan kristal es yang menyerangnya agar tidak menekan jantungnya lebih dalam. Sementara itu, Zhi terus menyerang Elgar sampai hampir membakar hutan. Karena targetnya selalu berhasil menghindar, dia kini mengubah strategi dengan melepaskan banyak bola hitam kecil seukuran bola pingpong ke langit, kemudian mengendalikan bola-bola itu sesuka hati untuk menyerang Elgar. Karena sudah kelelahan paska bertarung dengan para penculik, dan sempat pula menghirup racun dalam kabut, gerakan Elgar melambat. Satu serangan gagal dia tepis, menyebabkan tangan kirinya sedikit tergores bola hitam. Tangannya pun terbakar dan meleleh. Sebelum membakar seluruh tubuhnya, Elgar memotong tangannya dengan pedang, masih sambil menghindari serangan Zhi berikutnya. Usaha Elgar untuk mengulur waktu, nyatanya berhasil. Tim penyegel yang terdiri dari sepuluh orang, akhirnya muncul di area kebakaran. Mereka segera mengeluarkan energi mana dari dalam tubuh, dan membentuk sepuluh dinding tebal di sekitar Zhi, kemudian melanjutkan membaca mantra. Kesepuluh dinding mengeluarkan sinar merah. Zhi berteriak, dan berguling-guling di tanah. Ailee yang melihat Zhi kesakitan, segera mendatangi ayahnya. “Jangan menyakiti Zhi, Ayah.” “Sst! Jangan khawatir, dia akan baik-baik saja. Dia sedang dirasuki oleh iblis. Tim penyegel akan mengeluarkan iblis itu dari tubuhnya dan menyegelnya.” “Apa Zhi benar-benar akan baik-baik saja setelah ini?” “Tentu saja. Bagaimana Elfa?” “Ada wanita yang mengaku dari Dusk Healer. Dia melakukan pertolongan pertama kepada Elfa, kemudian membawanya pergi ke Balai Pengobatan. Oh, astaga! Ayah terluka! Ayah…” “Tidak apa-apa. Ini akan segera membaik.” “Tapi lengan ayah sudah tidak ada…” Elgar jongkok, mengusap kepala putri bungsunya, kemudian memeluknya. “Pengobatan sekarang sudah hebat. Menumbuhkan tangan yang putus hanya masalah kecil bagi Dusk Healer. Ibumu anggota Dusk Healer, jadi tidak ada yang perlu dicemaskan.” Ailee mengangguk. “Ayo kita pergi.” “Bagaimana dengan Zhi?” “Mereka akan menjaganya dengan baik setelah iblis itu keluar dari tubuhnya.” Sebelum keduanya pergi, salah satu dari sepuluh penyegel mendatangi Elgar. “Lapor, Tuan, saya Balwi, Ketua Kelompok Penyegel.” “Ada apa?” “Ada sedikit keanehan, Tuan. Seperti ritual biasanya, kami melakukan pengeluaran paksa terhadap iblis yang mengambil alih tubuh anak itu, dan kelihatannya berhasil.” Elgar melirik Zhi yang sudah tergeletak tak sadarkan diri. “Kerja bagus. Lalu apa masalahnya?” “Tidak ada iblis yang keluar.” “Kalau tidak ada yang keluar, lalu bagaimana anak itu bisa kembali normal?” “Itulah yang saya bingung, Tuan. Kami sudah memastikan anak itu kembali normal, tapi benar-benar tidak ada iblis yang keluar dari tubuhnya.” “Apa mungkin iblis itu keluar dengan cepat dan lolos dari pandangan kalian?” “Rasanya mustahil ada yang bisa lolos dari Sepuluh Dinding Penyegel, Tuan.” Elgar menepuk bahu Balwi. “Tidak ada yang mustahil. Mungkin kemampuan iblis ini setingkat raja iblis, sehingga kalian pun terkecoh. Lihat saja, api hitam yang dia buat telah menghancurkan hutan sampai separah ini. Tidak masalah kalau gagal menangkapnya, selama anak itu baik-baik saja.” “Baik, Tuan,” kata Balwi masih sambil memikirkan kasus langka ini. “Kalau iblis setingkat raja iblis memasuki raga seorang anak manusia, anak itu akan mati hanya setelah dua menit sang iblis di raganya. Apa mungkin anak ini sangat kuat sampai bisa menahan raja iblis dengan cukup lama di dalam tubuhnya? Tapi… meski begitu, anak ini tetap akan terkena dampak dari kekuatan besar yang tidak mampu ditampung tubuh lemahnya.” Balwi masih merenung bahkan setelah rekan-rekannya melepas sepuluh dinding penyegel. “Argh! Ini memusingkan. Aku harus menguji tingkat mana anak ini.” “Hei, Balwi, jangan pusing. Anak ini putra Carl. Tentu saja dia memiliki kemampuan hebat seperti ayahnya.” “Jangan bodoh! Tuan Carl hanya punya satu putri. Identitas anak ini masih misteri sampai sekarang.” *** Zhi mengerang sakit ketika baru membuka matanya. “Kak Zhi! Kakak sudah sadar? Apa ada yang sakit, Kak?” Zhi mengernyit, masih menilai situasi sekitar. “Kita di rumah, Kak,” kata Elfa sembari menyodorkan segelas air. Zhi menerima gelas, dan meminum airnya sampai tandas. “Bagaimana kita bisa sampai di sini?” “Kakak tidak ingat?” Zhi menggeleng. “Elfa juga tidak ingat dengan jelas, tapi kata Ailee,” Elfa lebih mendekat kepada Zhi, kemudian berbisik, “Kak Zhi dirasuki iblis dan membunuh tiga orang jahat itu. Dusk Healer dan tim penyegel pun datang dan membawa kita ke balai pengobatan.” Zhi memerhatikan sekitar. Ini benar kamarnya. “Kakak baru saja dipindahkan karena sudah seminggu tidak sadarkan diri.” “Selama itu?” Zhi tiba-tiba ingat sesuatu. “Bagaimana keadaanmu? Bukankah kau terkena serangan kristal es?” Elfa tersenyum lebar sampai deretan gigi putihnya yang rapi itu terlihat. “Aku baik-baik saja setelah dirawat oleh orang-orang Dusk Healer. Lihat!” Gadis itu tanpa malu membuka baju bagian dadanya dan menunjukkannya kepada Zhi. “Bahkan bekas lukanya tidak ada lagi.” Zhi memalingkan mukanya yang agak panas karena melihat pemandangan gunung kembar sang adik. “Jangan sembarangan membuka bajumu di depan pria.” “Tapi, kan, Elfa hanya menunjukkannya kepada Kakak.” “Aku juga seorang pria.” “Tapi kalau dengan Kakak Zhi, harusnya tidak apa-apa.” “Aku yang kenapa-kenapa.” “Memangnya Kakak Zhi kenapa?” ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN