“Maukah kau berkuda bersamaku, Nami?” Nami mendengkus, tapi ada senyum kecil di sudut mulutnya. “Aku memang mengatakan kita akan berkencan akhir pekan ini, tapi tidak dalam situasi seperti ini, kan? Kita harus menunda kencan kita.” Zhi mengulurkan tangan. “Ya, atau tidak?” Nami mengibaskan sedikit rambut hitamnya, lalu menerima uluran tangan Zhi untuk naik ke kuda. “Ini tidak dihitung kencan. Mengerti?” “Terserah.” “Kakak Zhi…” Elfa menarik begian belakang baju Zhi sebelum pemuda itu naik ke kudanya. Zhi mengusap pucuk kepala Elfa. “Berkudalah bersama Guru Ji. Itu lebih aman.” “Tapi Elfa mau sama Kakak…” “Elfa tidak percaya Kakak?” “Bukan begitu…” Elfa menyipitkan mata melihat Nami yang duduk di kuda Zhi, kemudian memeluk sang kakak. Dia berbisik, “Elfa tidak suka Kakak memeluk ga