Standing at Opposite Poles

1892 Kata

Menjejakkan kakinya kembali di Bandara Soekarno Hatta, Danisa langsung menuju rumah sakit. Berlari menyusuri lorong rumah sakit dengan pikiran melayang-layang tak karuan, hingga tiba di lantai empat. Danisa membuka pintu kamar bangsal VIP, sesuai arahan adiknya melalui pesan w******p. "Atalla!" Ia berlari menuju ranjang, tempat putranya terbaring, dengan abbocath—jarum infus berwarna biru, dibalut kain pelindung di punggung tangan kirinya. Mata Atalla yang semula sayu mendadak berbinar. "Mama!" balasnya memanggil Danisa. Dalam ruangan itu telah hadir pula Mami Layla dan Papi Ahmad. Mereka sudah tiba di Jakarta sejak sore hari. Sebenarnya Indri tidak berkenan memberi tahu keluarga besan tentang sakitnya Atalla. Ia sudah mengira, Layla dan Ahmad pasti akan langsung datang untuk lalu men

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN