Di bawah terik matahari, Erik memimpin rombongan kecilnya. Berdiri tegak di atas tanah merah yang sengaja ditinggikan, ia membentangkan gulungan kertas blueprint yang sejak tadi dipegangnya. Anggota timnya bergerak merapat, pasang-pasang mata mengikuti arah tangan laki-laki itu, berganti-ganti dari kertas gambar ke lokasi yang sesungguhnya. Danisa memandangnya dari kejauhan, di ambang gerbang dia berdiri, menatap laki-laki yang kini kulit wajah dan tangannya terbakar matahari. Berpeluh, memantulkan sinar terik dengan temperatur mendekati empat puluh derajat Celcius. Seperti itukah rupa suamiku dulu? Saat tangannya bak penyihir hebat, mengubah tanah lapang kering menjadi gedung-gedung mewah. Perempuan itu berdiri mematung, kedua tanggannya terlipat di d**a, menyilang rapat. Didekatnya, t