Hari ini hari termalas bagiku untuk berangkat ke kampus. Kenapa? Karena hari ini jadwalku harus diantar sama Bang Bagus. Kalian tahu, bukan ... kalau Bang Bagus itu menyebalkan. Kerjaannya selalu sensi dan bicara sepedas bon cabe level dua puluh. Kalau bisa tukar sopir, aku mau sama Bang Robi, Bang Nam, atau Bang Jimi saja.
Aku juga masih kesal pada Bang Jun. Dia kemarin memberiku kerjaan yang tidak masuk akal, menghitung ketumbar. Setelah itu dia bertanya aku tidak peka atau pura-pura tidak peka. Aku jawab, maksud Abang apa? Kalian tahu dia jawab apa? Dia cuma bilang kalau ada rambutku yang rontok dan masuk ke dalam toples ketumbar. Benar-benar tidak penting, 'kan?
Sepanjang perjalanan aku memilih untuk diam. Aku malas berbincang dengan Bang Bagus. Moodku sudah tidak bagus, bagaimana n
