Tiba di rumah sakit, Isla langsung beranjak ke toilet. Ia memilih toilet di lantai dua fasilitas kesehatan itu, di sisi klinik akupuntur, hemodialisa dan sebuah ruang gimnasium yang dipergunakan untuk physical therapy. Toilet di area itu memang selalu sepi, mungkin karena bagian itu tak pernah padat pengunjung ataupun pasien. Dan entah mengapa, Isla merasa perlu untuk menenangkan dirinya terlebih dahulu sebelum menemui seorang Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah usai jam makan siang nanti, juga mendaftarkan sang Ayah untuk berkonsultasi dengan Irgi. “Nek, lo bukan ga bisa tanpa Oki. Bukan juga berarti lo cinta mati sama dia. Lo hanya terbiasa. Terbiasa ada dia,” ucapan Gary kembali terngiang di telinga Isla. “Dan sama seperti kebiasaan lainnya, lambat laun lo akan terbiasa ga a