26. Identitasnya

1964 Kata

Zen menghela napas, lantas melepaskan Keisha. "Kenapa kamu membenci saya?" Keisha diam saja, masih menunduk dan menghindari netra gelap Zen. Zen masih menunggu dengan sabar. Jika orang yang di depannya bukan Keisha, sudah dipastikan dia tidak akan memiliki kesabaran ekstra. Tapi dokter Rafa memberitahunya untuk mengikuti instingnya, maka dia harus menahan diri. Setelah konseling kemarin, Dokter Rafa memintanya untuk jangan melawan perasaan tidak nyaman itu, melainkan mengikutinya. Jika Keisha adalah kunci dari semua perasaan tidak nyaman dan memiliki koneksi dengan mimpi-mimpinya selama ini, maka dia hanya bisa terus berada di dekat gadis itu. "Lupakan apa yang barusan kukatakan,” kata Keisha. “Apa yang ingin kamu bicarakan denganku?" Zen mengernyit dengan perubahan mendadak sikap Kei

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN