Bagian tujuh

544 Kata
Esok pagi... Andrean membuka tabletnya dan duduk di ruang makan. ia membaca berita hari ini sambil menunggu Lisa membuat sarapan.  Seseorang misterius mati di gedung dan tak di temukan jasadnya. Andrean mengambil kopi s**u lalu menyeruputnya. ia sudah tau akan ada kabar pria itu mati nantinya di surat elektronik kabar. Lisa membawakan sepiring nasi goreng Ikan asin. Andrean yang sudah mencium aroma makanan langsung meletakan tabletnya dan memajukan sedikit kursinya ke depan.  ''Makasih.'' ujar Andrean. Lisa hanya mengangguk dan ikut duduk. ''Om, Lisa boleh sekolah? sudah dua hari bolos dan seragamnya di rumah.'' kata Lisa. Andrean menatap Lisa sambil mengunyah makanan. Andrean tidak memikirkan hal ini, ia ingin mengurung Lisa tapi sepertinya tidak untuk kali ini ''Baiklah kamu akan sekolah tapi nanti. aku akan memindahkan kamu ke sekolah baru jadi tunggu ya.'' jawab Andrean. Lisa mengangguk dan berdiri ''Mau kemana?.'' tanya Andrean. ''Mau ke taman, tadi Paman Andika sedang menanam dan Lisa ingin membantunya.'' jawab Lisa kemudian pergi meninggalkan lelaki tampan itu sendiri di ruang makan. *** ''Paman.'' panggil Lisa. Pria cukup tua itu berbalik dan tersenyum. ''Pagi Lisa, kemarilah... kau lihat ini,'' ujar Andika ia sedikit menggeser tubuhnya dan Lisa menghampiri dan berjongkok ''Apa itu paman?'' tanya Lisa saat melihat danau buatan di penuhi teratai di pinggirnya dan berbunga ''Ini namanya Lotus Lisa.'' jawab Andika. ''Kenapa Lotus hidupnya di lumpur, paman?'' tanya Lisa ia kemudian melihat pamannya yang sedang melihat lotus itu. "Karena bunga lotus mampu merubah air yang kotor menjadi jernih dan tetap harum meski ia hidup di lumpur, Lisa'' jawab paman Andika. Lisa kemudian ber oh ria lalu hendak mengambil lotus tersebut. ''Kalo gitu Lisa mau jadi lotus paman, biar hidup keluarga lisa bisa tetap jernih dan harum meski keluarga Lisa tidak baik- baik saja.'' jawab Lisa yang sudah mengambil bunga tersebut lalu di telakan kembali. Andika hanya tertawa kecil sambil mengacak rambut Lisa. ''Sebaiknya kau berdiri dan masuk ke dalam.'' Andika berdiri lalu di ikuti Lisa dan masuk ke dalam rumah. "Oh iya paman, semalam  kan Lisa masak untuk Om terus Om sentuh bibir Lisa pakai mulutnya, terus Lisa tanya tadi itu apa terus Om itu bilang untuk periksa mulut Lisa. katanya ada ulat gak di mulutnya gitu.'' cerita Lisa polos. Andika langsung terkaget dan mengedipkan matanya beberapa kali. andika tidak menjawab ia hanya terus berjalan masuk ke dalam.  sesampainya di sana Andrean berdiri sambil menyilangkan tangannya di d**a.  ''Tuan.'' sapa Andika. andrean menggaruk pelipisnya. pasti Lisa bercerita tentang semalam terlihat gestur tubuh Andika yang sedikit tergugup. ''Tolong urus sekolah Lisa yang baru. daftarkan ia di SMA negeri.'' Ujar Andran dan Andika mengangguk lalu mengambil hpnya dan menelfon sambil melangkah pergi. ''Lisa, ayo ikut dengan Om.'' kata Andren. Om? Andrean keceplosan mengatai dirinya Om. ''Mau kemana Om?'' tanya Lisa. Andrean melihat Lisa ''Jangan panggil aku Om, panggil saja kakak.'' kata Andrean. Lisa langsung melihat penampilan Andrean dan menatap wajahnya lekat. Lisa sedikit tersenyum masam ''Kakak...'' panggil  Andrean.  ''itu lebih baik, sekarang kita pergi keluar.'' kata Andrean sambil menggandeng Lisa. ''Iya om.'' jawab Lisa tanpa sadar. Andrean langsung menatap Lisa tajam, ia memeluk Lisa dan melumat bibirnya langsung. ''Itu hukuman jika kamu memanggil diriku Om lisa." Kata Andrean setelah melepaskan ciuman mereka. ''Hukumannya periksa ulat di gigi Lisa om?" Tanya Lisa. Andrean melepaskan pelukannya dan berjalan duluan. Ia merutuki kebodohannya ini.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN