Bagian delapan

902 Kata
Alessya merasa tidak enak hati. Andrean juga tidak menjenguknya hari ini, apa ia harus pulang ke rumah ya. Sandiwara yang ia mainkan di rasa sudah cukup. Clek. "Rean, kamu datang?" Tanya Alessya saat melihat suaminya datang membawakan sebuket bunga dan duduk di samping "Kita akan mendapatkan bayi. Satu tahun, beri aku waktu segitu lalu kita bisa bahagia." Ujar Rean sambil mengelus kepalanya. ''Ba... baiklah...." jawab Alessya. Andrean kemudian berdiri lalu pergi begitu saja. **** Lisa diam di dalam mobil sambil menunggu Andrean di dalam rumah sakit. Tak lama Andrean datang dan masuk lalu menjalankan mobilnya. "Kita akan ke mall, membeli peralatan sekolah baru." Kata Rean. Lisa melihat Rean dan mengangguk "Iya o..eh kak." Kata Lisa cepat hampir saja ia memanggil om. ''Kak Rean kenapa gak mau di panggil om? Padahal kan penampilan kaka seperti om om. Om- om pejabat." Kata Lisa polos. Lisa pernah lihat di tv Rean terdehem mencoba untuk menahan malu karena diejek anak berumur lima belas tahun. Lelaki itu meminggirkan mobilnya lalu menatap Lisa. Rean melepas jas kerjanya dan juga dasi. Ia membuang jas dan dasinya di belakang tak lupa ia melepas kancing lengan lalu di gulung hingga siku dan kancing lehernya hingga d**a. "Apa penampilanku seperti om- om lagi?" Tanya Rean sambil menahan kesalnya. Ia melihat Lisa yang hanya diam dan berekspresi yang tak tertebak. Lisa mengangguk kikuk dan mengacungkan jempolnya. Rean kembali menyetir mobilnya hingga sampai di tempat tujuan. sesampainya di sana Rean menggandeng Lisa tanpa memperdulikan tatapan orang lain. sedangkan Lisa ia merasa aneh karena tidak biasa. Rean dengan santai masuk ke dalam mall bersama Lisa dan menuju ke toko peralatan nulis.  "pilihlah sesuka hatimu, aku akan ke toko buku sebelah.'' kata Rean dan Lisa mengangguk. Rean berbalik lalu pergi ke bagian buku. untuk pertama kalinya ia melihat peralatan sekolah yang bagus dan banyak warnanya. Lisa mengambil kotak pensil bewarna merah muda begitupun pensil, pulpen, penghapus dan lainnya. jika dulu ia hanya bisa melihat teman sebangku memiliki peralatan bagus kini sekarang ia juga bisa. Lisa menghapus air matanya seraya tersenyum ''Tuhan dengar doa Lisa semalam ya waktu itu? terima kasih Tuhan.'' Syukur Lisa. dulu jika ia inginsekolah Lisa harus pergi ke TPA dan mengais untuk mencari pencil, tas, pulpen, bahkan pakaian sekolah. Lisa mengelilingi satu tempat itu hingga ia selesai dan mencari Rean di toko buku, Gramedia. sebenarnya sih mereka berdua berada di satu tempat hanya saja tempatnya di pisah, kiri untuk buku- buku dan kanan tempat peralatan sekolah kecuali seragam. Lisa mencari Rean hingga ia melihat sebuah kaki yang terlentang di jalan. Lisa mulai melihat hingga ia terhenti saat melihat ternyata itu Rean. lelaki itu sedang duduk bersandar sambil memakai kaca mata dan di pahanya ada  buku tentang bisnis. tapi tunggu, ia tidak membaca bukunya tetapi sedang tidur sambil menyilangkan kedua tangannya di d**a.  Lisa meletakan tas berisi peralatannya lalu berjongkok di depan Rean. "gak nyangka kalo Om setampan  ini.'' gumam Lisa sambil terus memperhatikan Rean, hingga lelaki itu membuka matanya dan Lisa tertangkap basah. ''Sudah belanjanya?.'' tanya Rean sambil melepas kaca  mata lalu berdiri. ''kamu lama sekali, hingga membuatku ngantuk, Ayo kita ke kasir setelah itu makan siang.'' Ujar Rean sambil membantu Lisa berdiri dan mengangkat belanjaan Lisa. Lisa hanya mengangguk dan mengikuti langkah Rean. **** Rean mengeluarkan kartu debitnya lalu di berikan ke kasir. sambil menunggu ia melirik Lisa yang sedang di perhatikan banyak orang. Rean hanya tersenyum sambil mengambil kartu debitnya lagi dari kasir dan membawa belanjaan. ''Terima kasih.'' kata Rean sambil membawa Lisa menuju restoran. ''Kamu tau kenapa mereka melihatmu dari tadi?'' tanya Rean. Lisa menengok dan menggeleng  ''Gak tau Om. eh kakak.'' kata Lisa sambil memperbaiki panggilan. Rean hanya memutar bola matanya kesal.  ''Karena aku seorang anak Aktor dan pengusaha terkenal. lebih tepatnya sih papahku yang lebih terkenal sedangkan aku hanya biasnya saja.'' jawab Rean. Lisa ber oh ria sambil melihat makanan cepat saji ayam goreng. ''kak, bisa kita makan di sana." kata Lisa. tiba- tiba saja ia mengingat yusuf, adiknya itu sangat suka jika lewat tempat makan ini di balik kaca. "Yusuf.'' gumama Lisa ia tertunduk kemudian menundukan pandangannya dan terus berjalan. "gak jadi deh Om.'' ujar Lisa. Rean terdiam dan membawa Lisa ke restoran langganannya. **** "saya pesan private room dan sajikan semua makanan yang ada.'' kata Rean saat di kasir. sang kasir hanya mengangguk dan mempersiapkan tempat. "silahkan pak, ruangan yang biasa bapak pakai kosong.'' jawab sang kasir. Rean mengangguk dan menarik Lisa ke sana. *** "Tadi gue  lihat laki lo jalan sama cewek, tapi ceweknya masih sangat muda Les.'' adu teman Alessya yang tak sengaja  melihat Rean di mall. Alessya yang sedang mengunyah potongan  pepaya langsung menengok dan menggedikan bahunya acuh. "terus masalahnya apa? aku tidak perduli Ayu, aku ingin berpisah dengannya. mudahan saja sebelum setahun ia mau menceraikanku.'' kata Alessya tidak suka. ayu melihat Lessya. ''Kenapa sih Loe nolak sama dia Les, ingat yang bikin lo kaya itu si Rean dan keluarganya, lo tega benget sih ngeodohi Rean sampe ke keluarganya. awas lu entar ketahuan bahaya. Oma buyut Rean itu agen rahasia kelas kakap. sekali ketahuan lu bakal hilang kaya debu sama dia.'' kata Ayu kesal karena sahabatnya itu keras kepala. ''Aku gak cinta sama dia Yu, gue tau yang buat keluarga gue kaya adalah dia tapi apa aku harus bohong Yu? gak tahan gue.'' jawab Alessya gusar. dari luar sepasang suami dan istri mendengar percakapan mereka, awalnya niat mereka ingin menjenguk tapi setelah menangkap pembicaran menantunya mereka berdua pulang dan akan menemui Rean. ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN