Bagian empat

318 Kata
Andrean duduk di salah satu tempat duduk yang tersedia, ia memilih di pinggir jendela agar bisa melihat keluar. ''Pak Andrean? maaf saya terlambat.'' ujar seorang pria. Andrean hanya mengangguk lalu mempersilahkan dirinya duduk. ''langsung saja, aku sedang mencari tau seorang gadis. gadis remaja yang suka mengamen di persimpangan jalan. ini fotonya.'' Andrean mengeluarkan hpnya dan memperlihatkan foto Adelisa. Andrean sempat membidikan kameranya melalui kaca spion mobil.  lelaki bernama Yuan melihat foto itu lalu membuat sebuah sketsa yang mirip di kertas.  "tidak sulit pak, beri saya waktu tiga hari untuk mencarinya.'' jawab Yuan saat selesai membuat sketsa wajah. Andrean memasukan hpnya ke dalam jas lalu mengangguk ''Cari tau semuanya tentang dia dan jangan sampai ada yang terlewatkan.'' kata Andrean. **** Adelisa berjalan pelan saat sampai di depan rumahnya, ia mengintip di balik kaca jika ibunya sedang bejongkok lalu bapak memukul b****g ibunya. Adelisa hanya diam ia segera menegakan tubuhnya lalu terduduk di lantai.  "Tuhan bantu Ade supaya bisa bantu ibu dan adik- adik.'' doa Adelisa.  ''Nak, kenapa tidak masuk?'' tanya seorang bapak- bapak yang lewat. Adelisa berdiri lalu menunjuk ke dalam rumah. Pak Arianto mengintip di balik jendela dan hasilnya mengejutkan.  "Astaghfirullah, yaudah Adelisa kerumah saya dulu ya.'' Pak Arianto seorang pak RT setempat. Adelisa mengeleng ''Adik saya di dalam pak.'' ujar Adelisa. pak Arianto menghela nafasnya. "kerumah saja dulu, nanti kembali ke rumah.'' Pak Ariyanto membawa Adelisa kerumahnya. Sementara di rumah Adelisa, Erangan sang ibu tak luput diam saat bapak menyumpal mulut ibu dengan bola kasti usang dan mengikat tangannya ke belakang lalu di telanjangi serta menungging, a**s dan vaginyanya di sumpal timun serta pare yang sedikit lagi akan masuk keseluruhan ke milik ibu. ibu tak berdaya ia melihat yusuf yang tidak mengerti apa- apa. ''Hahaha... bagaimana rasanya hah? diamlah aku akan memfotomu lalu melelangmu di media sosial. agar hidup kita tidak miskin terus.'' kata bapak. ia merasa puas bisa menyiksa ibu Adelisa. ibu Adelisa hanya bisa menangis.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN