Bab 20

745 Kata

[Udah di telpon sama, Ayu, kamu, Mas] Ku kirim pesan itu pada calon suamiku. [Dia cuma minta kerjaan, Sayang. Kasihan] balasnya. [Terus kamu kasih?] Emot mikir kutambahkan. [Kebetulan, Mela ijin keluar mau nikah.] Mataku melotot membaca pesan darinya. [Oh, kapan?] [Tadi hari terakhir kata, Dokter Key] [Ohhh] [Kenapa, Sayang?] balasnya dengan emot senyum. [Gak pa2] [Oke. Met malam, dan met istrahat calon istri] balasnya dengan emot cium. Tak kuindahkan lagi pesan darinya. Apa ini yang dinamakan cemburu? Entahlah … tapi aku tidak menyukainya. Kuletakan ponsel, lalu kembali membaringkan tubuh di kasur empuk. Bayangan Reno terus mengganggu benakku. Kenapa aku harus berfikir tentangnya di saat aku sudah menemukan seseorang yang berhati baik. Dulu waktu buruk rupa, tidak ada y

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN