“Ternyata disini ilmu pengetahuan benar-benar dijunjung tinggi,” ujar Mark saat ia menginjakkan kakinya kembali ke perpustakaan besar milik Assamble Academy.
“Sebenarnya sama saja seperti di bumi, hanya saja disini kita cenderung tidak mengetahui apa-apa ditambah lagi kita dibentuk di dalam lingkungan yang benar-benar baru dan mengerikan,” ujar Olfie.
Mark yang berjalan di belakang Olfie berusaha mempercepat langkahnya menyamai Olfie, Mark mendekatkan wajahnya ke Olfie untuk membisikkan sesuatu.
“Apa menurut lo disini ada sisi kelam?” tanya Mark dengan nada yang sangat rendah dan suara kecil.
“Anjir? Pikiran lo terlalu jauh nggak sih, Mark? Kita baru aja disini, tapi lo udah berpikir sejauh itu. Satu yang pasti adalah tidak semua orang yang bisa ke dunia ini, alias hanya mereka yang memiliki masalah mental saja yang terpilih. Dari itu gue rasa lo paham dimana letak sisi kelamnya, bukan?”
“Wah, lo tau darimana tentang itu? Justru gue sama sekali enggak pernah dengar.”
“Sebenarnya ini bahasa umum dan seharusnya lo tau sih karena kan lo juga jumpa dengan tukang bakso bukan sih?”
“Jelas jumpa dong..”
Mark terdiam sebentar, ada perasaan yang sangat mengganjal dipikirannya sampai ia merasa pada akhirnya paham dengan apa yang dibicarakan oleh Olfie.
“Bener-bener! Gue sekarang paham apa yang lo maksud. Wah! Kenapa gue nggak kepikiran tentang hal itu dari dulu ya?”
“b**o! Kita baru dua harian disini,” ucap Olfie seraya menoyor kepala Mark.
“Lo mau kita cari tentang apa disini?” tanya Olfie mengubah topik agar mereka kembali fokus ke tujuan awal.
“Tentang sejarah akademi ini, kira-kira ada nggak sih?”
“Gue rasa nggak bakal ada sih, kalau ada, nggak mungkin profesor nyuruh kita untuk mencari tentang asal usul sungai Emerald. Itu akan menjadi tugas yang ringan dan bahkan bisa dibilang menjadi pengetahuan umum jika sejarahnya emang ada,” jawab Olfie.
“Jadi apa dong?” tanya balik Mark yang sekarang sudah buntu.
Olfie menghentikan langkahnya, ia mengelus dagunya berpikir seraya melihat-lihat sekitar, siapa tau bakal dapat inspirasi yang menguntungkan baginya untuk memberikan ide yang bagus. Olfie berpikir keras kira-kira buku apa yang akan berhubungan dengan tugas mereka sampai sebuah pikiran random muncul.
Olfie terlihat menjentikkan jarinya dan menatap Mark dengan keadaan mata yang berbinar, “Bagaimana kalu kita cari tentang filosofi emerald yang berkaitan dengan bahasa yunani? Dan baca buku yang diberikan oleh prof Edward kemarin? Gue rasa itu akan sangat banyak membantu.”
“Gue nggak bawa bukunya,” ucap Mark.
“Bentar, gue ambil dulu.”
Olfie membuka portal kecil dengan kekuatan sihirnya dan menarik sebuah buku dari dalam portal itu. Buku itu merupakan buku yang diberikan oleh Edward kepada mereka, buku besar yang berisi kunci sihir dengan bahasa khusus yang diciptakan oleh pihak dari Assamble Academy.
“Gimana? Mau baca yang mana dulu? Ini? Atau kita pinjam buku tentang filosofi yunani?” tanya Olfie denan sebelah alisnya yang naik.
“Gue rasa lebih baik kita menuntaskan buku ini dahulu, lo juga udah paham kan? Tentang bacaan buku yang ada di dalam ini?” tanya Mark.
Olfie mengangguk dengan senyuman kecutnya, “Ya udah sih, tapi kan buku ini isinya tebal banget gila! Seyakin itu lo bisa menuntaskannya?”
Tentu saja Olfie terkejut dengan pernyataan Mark yang diucapkan dengan sangat entang, bukan meremehkan apa yang dikatakn Mark, hanya saja Olfie merasa itu terlalu berlebihan dan memaksakan kemampuan di luar batas wajar. Itu tidak boleh dinormalisasikan menurut Olfie.
“Nggak ada salahnya kan mencoba? Kita usaha dulu cari yang sesuai kata kunci, yang paling penting sih gue rasa kita harus cari tentang kekuatan kita dulu?” saran Mark dengan ragu.
“Lo yakin udah siap nerima semuanya? Gue rasa kekuatan ini kunci penting dari kita bisa betah tinggal disini dan bagaimana keadaan kita untuk ke depannya disini. Gue rasa secara perlahan aja deh, yaudah yuk kita ke ujung perpus!” seru Olfie dengan menarik lengan Mark memasuki portal.
“Apa lo nggak ngerasa capek bolak balik pakai portal mulu?” tanya Mark dengan nada yang terdengar serius.
Olfie melihat Mark dengan kedipan beberapa kali, “Lo khawatir? Hahahahahah! Nggak nyangka gue orang yang dingin kayak lo bisa khawatirin seseorang,” ucap Olfie dengan setengah tertawa.
“Wajar bukan sih? Lagipula gue dengar-dengar efek samping dari kekuatan yang kita miliki bukan main-main. Gue cuma bertanya aja untuk memastikan,” ujar Mark.
“Sejauh ini gue belum ngerasain apapun, meskipun seharusnya ada gejala yang menarik karena semua energi gue sendiri gue pakai untuk menghubungkan dua jarak yang berbeda dalam satu waktu,” jawab Olfie dengan jujur dan mengambil posisi duduknya yang nyaman di sebuah bangku panjang.
Mark menyusul Olfie dan duduk di sebelah Olfie, Mark membuka buku tebal itu dengan membaca beberapa untuk melihat daftar isi yang kira-kira sesuai dengan topik yang akan mereka cari.
“Setidaknya lo harus waspada, balik lagi ke awal, kita tidak tau apa-apa dan bahkan rasanya kaya baru terlahir ke dunia baru. Jadi harus banyak belajar dan wasdapa akan banyak hal, kita nggak tau kan tempat ini seperti apa? Bahkan bisa jadi merupakan tempat yang buruk.”
Mark memberikan sedikit pendapatnya dengan nada lembut khas miliknya, Olfie yang melihat itu dengan memandangi ketampanan Mark dari samping merasakan ketenangan yang luar biasa. Ia juga baru sadar cowok yang dua hari menempel dengannya itu sangat tampat dan menenangkan.
“Gue rasa lo ada benarnya juga dan tidak sepenuhnya salah. Okedeh, lain kali gue akan hati-hati dan mempertimbangkannya. Itu berarti seharusnya kita membaca informasi tentang kekuatan kita berdua dahulu bukan?” ucap Olfie mengubah topik.
“Jangan dulu, kita harus fokus ke tujuan awal. Setelah itu selesai, baru kita cari tau sembari mengeksplornya lebih lanjut, karena kalau kita hanya mencari tau tanpa mencoba mewujudkan apa yang akan dikatakan buku ini, itu hanya membuang waktu yang berguna,” ujar Mark.
“Hmm oke deh, eh tapi Mark. Gue jadi kepikiran tentang perkataan lo tadi, waktu mayoritas dari kita semua bertemu dengan tukang bakso itu. Bukankah ia bilang akan menawarkan sejuta fantasi yang indah? Tapi gue belum merasakan apapun sejak tawarannya itu dilontarkan, malah gue ngerasa seakan semua ini terlalu mengekang. Mana kita serasa berada di dunia baru yang terbatas dan bahkan gue rasa langit yang ada di atas cuma rekaan semata. Kita seakan berada di sebuah kurungan dan bukan alam semesta yang tidak terbatas, pemikiran seperti ni membuat gue menjadi sangat sesak.”
Mark memperhatikan Olfie dan reaksi tubuhnya saat ia berkata seperti itu, Mark menemukan tangan Olfie yang mendadak bergetar hebat dan deru napasnya yang menjadi cepat. Mark juga merasakan denyut nadi Olfie sangat cepat hanya dengan meningkatkan kepekaan Mark, banyak hal sekarang yang muncul di kepala Mark, tetapi ia membuang itu untuk tidak terlalu menyimpulkannya dengan cepat.
“Olfie, lo bisa deep breathing sekarang. Coba tenangkan pikiran lo dan buang jauh-jauh semua pemikiran buruk lo, oke? Kita sekarang harus fokus ke tugas yang diberikan oleh prof Edward.”
Ucapan Mark dalam sekejap membuat kondisi Olfie berubah drasti. Bukan secara perlahan, tetapi Olfie dalam hitungan detik langsung kembali ke kondisinya semua yang tenang tetapi cerah.
“Oke, mari kita fokus!” seru Olfie dengan semangat dan senyuman yang membuat matanya melengkung seperti bulan sabit.
Hal itu tentunya membuat Mark masih kaget bukan main dan merasa ada sesuatu yang benar-benar sangat spesial dari Olfie dan ia ingin mencari tau apa sesuatu itu.