“Di bagian mananya?” tanya gadis yang berada di samping Mark itu dengan merperhatikan sekitarnya melihat tanda-tanda keberadaan seseorang.
Mark tidak yakin dengan apa yang ia lihat sebelumnya, jadi dirinya mencoba kembali memejamkan matanya mengosongkan segalanya dan hanya memfokuskan inderanya pada keberadaan aura yang sama dengan aura mereka berdua.
“Tidak ada! Auranya hilang dalam sekejap, apa ini disengaja?”
“Kemungkinan, gue juga udah yakin pasti kita akan lebih diuji dari yang lain.”
“Kenapa begitu?” tanya Mark.
“Lebih karena kekuatan kita berdua spesial? Lo nggak ngerasa? Hanya lo seorang yang memakai jubah putih dan gue seorang yang memakai jubah hitam. Menurut lo apalagi kalau bukan kita orang yang spesial?”
“Jadi, nama lo siapa?” tanya Mark.
Mark merasa sedikit risih berbicara dengan seseorang tetapi ia sendiri tidak mengetahui nama orang tersebut.
“Olfie, lo Mark kan?” tanya balik Olfie memastikan.
“Lo kok bisa?”
“Tadi gue denger lo dipanggil dengan nama itu sama teman-teman lo. Lo juga yang tadi buat musim di Assamble Academy berubah kan? Hanya dalam hitungan detik doang.” Olfie menjelaskan kepada Mark.
“Lo udah lama disini?” Mark bertanya kembali.
Olfie melirik Mark yang berada di sampingnya itu, membuat Mark terpana dengan kecantikan alami yang dimiliki oleh Olfie. Kulitnya yang seputih salju dengan rambut panjang bewarna putih miliknya, rahangnya yang tegas dengan mata belok miliknya membuat siapa saja pasti akan terus menatap Olfie tanpa merasa bosan sedikitpun.
“Gue baru datang sehari sebelum lo datang kesini. Kalau lo penasaran kenapa gue banyak tau tentang Assamble Academy, itu karena gue baca buku panduan yang ada di perpustakaan seharian dari kemarin,” ujar Olfie.
“Terus? Lo udah tau tentan kekuatan milik lo?”
“Itu cukup rumit karena hampir sama seperti lo yang kemungkinannya terlalu luas. Sebenarnya ada buku panduan tentang kekuatan sihir, cuma kemarin gue telat datang ke perpustakaan jadi nggak dapat sama sekali.”
“Habis?!” beo Mark.
“Iya habis. Lo terkejut bukan? Pasti lo juga mikir kalau orang-orang disini seperti berandalan yang tidak memiliki minat baca yang tinggi sama sekali. Kalau lo berpikir begitu, itu kesalahan besar, karena nyatanya di dunia nyata mereka merupakan anak unggulan alias tanpa kekurangan sama sekalipun.”
Mark berusaha mencerna setiap perkataan Olfie dengan hati-hati, mereka juga masih melanjutkan berjalan sambil bercerita tanpa berniat untuk mencari siapa pembimbing mereka, Pada akhirnya juga pembimbing mereka itu juga akan menyerah untuk terus bersembunyi dan menghampiri mereka berdua.
“Jadi? Konsep Assamble Academy apa?”
Satu pertanyaan simpel yang keluar dari bibir Mark membuat Olfie menghentikan langkahnya sesaar. Ia menghelakan napasnya dan melihat ke langit-langit disana ia hanya menemukan ranting dan dedaunan pohon yang sangat lebat.
“Gue rasa tempat ini memiliki tujuan untuk menemukan jati diri? Konsepnya kurang lebih seperti itu, percaya nggak percaya, mereka semua yang masuk kesini merupakan orang yang memiliki masalah mental dan sosial,” ungkap Olfie.
Mark yang emang sudah sering membaca buku mengenai berbagai ilmu psikologis dan kejiwaan langsung mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Olfie, hanya saja karena di Assamble Academy sendiri merupakan sekolah sihir, penyederhanaan konsepnya sedikit membuat bingung dan ambigu.
“Kalau dilihat dari reaksi lo, berarti lo udah paham ya?” tanya Olfie.
“Kurang lebih,” jawab Mark.
Mark tiba-tiba merasakan tubuhnya dipenuhi oleh perasaan yang tidak bisa dijelaskan olehnya sendiri. Ia merasakan ada rasa aneh pada tubuhnya yang menjalar dan hawa panas yang sontak membuatnya refleks menolak Olfie yang berada di sampingnya, setelah itu Mark melompat ke belakang untuk menghindari suatu serangan yang datang kepada mereka berdua.
“Refleks lo bagus juga,” puji Olfie merasa terselamatkan oleh tindakan Mark.
“Jadi? Tadi itu apa?”
Mark dan Olfie melihat ke arah serangan datang dari belakang mereka, kemudian melihat ke depan apa yang menyerang mereka barusan.
“Walaupun transformasi burungku tidak akan membunuh kalian, tetapi refleks kalian cukup bagus,” puji seseorang yang sekarang ada di hadapan Mark dan Olfie.
“Oh iya, perkenalkan! Aku guru pembimbing kalian! Panggil saja Prof Edward” seru Edward kepada kedua murid di hadapannya dengan menggosok-gosok lensa kacamata miliknya, lalu memakainya setelah ia merasa sudah bersih.
Mark dan Olfie membungkukkan badan mereka secara bersamaan memberi hormat, “Hallo Profesor, salam kenal!” ucap mereka berdua bersamaan.
“Sinkronisasi yang bagus. Baiklah, sekarang jawab pertanyaaku. Kenapa kalian berdua tidak berusaha mencariku sama sekali?” tanya Edward merasa dirinya tidak diperlukan oleh kedua murid barunya itu.
“Itu karena Prof terus menyembunyikan diri dari kami semua. Bagaimana mungkin kami bisa menemukannya?” jawab Olfie jujur.
“Kau jujur sekali, bagus! Jadi sekarang, apa kalian sudah tau kekuatan kalian masing-masing?” tanya Edward menatap Mark dan Olfie secara bergantian.
Keduanya menggeleng secara bersamaan dan itu membuat wajah Edward berubah menjadi masam karena kedua murid di depannya itu ternyata benar-benar seperti tidak berniat untuk melakukan apapun.
“Tidak apa-apa, sebenarnya memahami kekuatan langka seperti kalian emanglah sulit. Aku sepetinya membawa buku panduan sihir terbaru Assamble Academy, kalian pasti belum mendapatkannya.”
Edward merogoh tas selempang sedangnya dan mengeluarkan dua buku besar yang cukup tebal dari sana, keduanya memiliki jenis yang sama dan juga warna yang senada. Edward memberikan buku itu kepada Mark dan Olfie satu-satu.
“Untuk hari ini, tugas kalian adalah memahami kekuatan kalian sendiri dengan membaca buku yang kuberikan. Oke? Aku pergi dulu!” ucap Edward mengucapkan salam perpisahan.
Dalam sekejap, Edward langsung menghilang di hadapan Mark dan Olfie hanya menyisahkan kabut tebal yang membuat Mark dan Olfie meringis untuk memahami semua yang terjadi kepada mereka.
“Sains dan teknologi? Apa ada penjelasan untuk sihir menghilang seperti yang baru saja dilakukan oleh profesor?” Mark menanyakan pendapat Olfie.
“Mungkin seperti teleportasi yang kita lakukan tadi?” jawab Olfie.
“Benar, teleportasi tadi pun sebenarnya tidak masuk akal sama sekali. Apa Assamble Academy memiliki penjelasan untuk ini? Lagipula seharusnya lo dapat menjelaskannya bukan?” Mark menoleh kepada Olfie yang kemudian refleks menggeleng itu.
“Satu-satunya jawaban dari gue hanya teleportasi, untuk kemungkinan lain gue tidak tau sama sekali. Kalau ditanya bagaimana perpindahan zat dan molekulnya, atau pertanyaan seperti mengapa hanya beberapa orang tertentu yang dapat melakukannya. Jujur untuk menjawab itu, gue angkat tangan. Oke, sekarang ayo balik ke asrama masing-masing,”
“Iya-iya gue paham. Lo bisa kirim gue ke kamar gue nggak?” tanya Mark saat Olfie sudah berbalik untuk bersiap pergi dari sana.
“Pegang tangan gue,” perintah Olfie menjulurkan tangannya.
Mark langsung menurutinya dan dalam sekejap dirinya sudah berada di depan pintu kamarnya tanpa merasakan gejala apapun.