Alasan

1628 Kata

Satya masih betah menatap Kirana. Dia berusaha membaca pikiran istrinya lewat sepasang mata indah yang kini juga sedang menatapnya. Sayangnya, sorot mata itu terlalu tenang untuk diselami. Bolehkan dia berbangga diri karena sang istri berusaha menjauhkannya dari penggoda? Jujur saja, sikap Kirana barusan membuatnya tersanjung dan merasa begitu diinginkan. "Mari Mbak, saya antar," ajak pelayan itu pada Ayunda yang masih menatap Satya dengan tatapan memohon. Sayangnya, Satya malah beradu pandang dengan istrinya. "Sudah ditunggu Mbak-nya tuh," ujar Ganang karena Ayunda tidak juga beranjak. Satya sedikit tersentak mendengar suara keras Ganang. Dia menoleh ke arah pria di seberangnya lalu beralih pada Ayunda. Hanya sekilas, karena setelah itu Satya kembali ke posisi awal dan menikmati es ci

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN