"Ini untuk, Non …." "Iya. Seperti biasa, bilang kalau Mbok yang masak, Ya! "Kenapa nggak terus terang aja, sih, Mbak?" "Mbok tau 'kan, dia nggak bakalan mau makan masakan Kirana kalau bukan karena paksaan Ibu," terang Kirana sambil menaburkan daun seledri di atas sup iga. "Biarin aja kayak gini, Mbok. Yang penting dia makannya lahap." Kirana tidak pernah melupakan kewajibannya untuk mengurus keluarga, meski Satya pernah memintanya berhenti. Cukup dua hari dia melihat suami dan kedua putri tirinya makan seperti orang sakit, tidak memiliki selera. Terbiasa melihat mereka makan dengan lahap, membuat hati Kirana teriris saat melihat ketiga orang itu makan dengan porsi kecil. Jadi, setelah pulang dari Malang, Kirana diam-diam memasak untuk Belva dan Satya—dengan tetap membuat menu lain un