Pertama

1400 Kata

“Ki, nanti kamu ma—” Suara Astika yang membuka pintu tanpa mengetuknya lebih dulu membuat cumbuan sepasang pengantin baru itu terlepas. Satya dan Kirana salah tingkah, wajah mereka memerah dengan nafas terengah. Keduanya menunduk dan sesekali saling melirik, sebelum akhirnya Satya memilih untuk menghadap ke arah balkon. Rasanya terlalu malu untuk melihat ke arah pintu. Sama seperti dua orang berlainan jenis yang baru saja melakukan ciuman panas, Astika pun terkejut. Untuk beberapa saat dia tercenung setelah melihat adegan panas secara langsung. Sampai dehaman Satya menyadarkannya. “So–sorry, Mama kira Satya lagi mandi. Jadi, Mama langsung nyelonong aja. Nggak taunya kalian lagi —-” “Kenapa, Mah?” potong Kirana menghentikan ucapan Astika yang ia yakin tidak akan di-filter. “Oh, anu, i

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN