Kirana masuk melewati Satya yang berdiri di sisi ranjang. Menaruh nampan di meja yang ada di sudut kamar, tepat di sisi jendela balkon. Lalu duduk bersandar di kasur sambil memainkan ponsel.
"Sat …! Satya! Kamu dengar aku, kan?"
Samar-samar, ia dapat mendengar seseorang di seberang telepon berteriak memanggil nama Satya. Namun, Kirana berusaha untuk tidak peduli dengan apa yang mereka bicarakan meski egonya sebagai istri sedikit tersentil.
Berbeda dengan Satya yang termangu melihat sikap Kirana. Ada perasaan tidak enak jika sampai gadis yang berstatus istrinya itu mendengar percakapan mereka tadi.
Sungguh, meski belum yakin memiliki perasaan untuk Kirana, tetapi dia menghargai posisi Kirana sebagai istri. Terlebih gadis itu sudah berusaha menjalankan salah satu kewajibannya.
Kirana be
