Gitu cogan? Jijik!

1080 Kata
Gak usah sok sok an pakek saya kamu deh! Jijik gue dengernya. Sharena Mikaila Anindiatama "Ikut saya," ucap Benua dengan nada dinginnya. Semua orang yang berada dimeja Rere nampak melongo karena dua kata yang diucapkan oleh Benua. Pasalnya Benua biasanya menggunakan kata lo-gue dan anti dengan yang namanya cewek. Ini? Dengan gampangnya Benua menarik tangan Rere dan mengganti sebutan gue menjadi saya. "Eh? Siapa Lo tarik tarik gue?! Gue emang cantik, tapi gak gini juga caranya njing!" Ucap Rere kepada Benua yang terus manarik tangannya. Sontak keduanya menjadi pusat perhatian karena Benua yang terus menarik tangan Rere tanpa memperhatikan teriakan Rere dibelakangnya. Akhirnya Benua melepaskan tangan Rere dan membawanya ke taman belakang sekolah. "Ngapain lo bawa gue kesini? Sori sori aje ni gue gak doyan sama cowok model kayak Lo!" ucapnya seraya memandang jijik kearah Benua. Jangan tanya kenapa Rere bersikap seperti itu kepada Benua, lantaran ia masih teringat jelas kejadian saat Benua menabraknya suatu dikoridor tadi. "Kamu beneran gak inget saya?" "Lha situ oke? Lo kan yang nabrak gue dikoridor tadi?! Tanpa nolongin gue kan!" Jawab Rere dengan nada yang terkesan kasar. "Bukan, bukan itu yang saya maksud, sebelumnya kita pernah ketemu. Kamu belum mengingat saya?" sekali lagi Benua meyakinkan Rere. "Gak!" Setelah mengucapkan kalimat itu Rere langsung pergi tanpa memperdulikan Benua yang terus memanggil manggil namanya. "Sok akrab banget sih tuh cowok, pakek megang megang tangan gue segala, udah gak perawan lagi kan tangan gue!" Dan seperti itu kira kira yang diucapkan Rere pada dirinya sendiri saat menuju kelasnya. Bel istirahat kurang lima belas menit lagi, jika Rere kembali ke kantin maka ia harus bertemu dengan cowok sialan tersebut dan makin memperburuk mood nya hari ini. Ia pun memutuskan untuk pergi ke koperasi siswa untuk membeli sebotol air mineral dan roti bungkus. Jangan salah koperasi di SMA Cempaka juga menjual makanan ringan tidak hanya menjual peralatan sekolah saja. Setelah sampai didepan kelasnya ia langsung mendapatkan tatapan yang sulit diartikan dari kedua sahabatnya. Rere memang sudah menduganya, jika ia kembali kekelas maka ia langsung diintrogasi oleh Manda dan Karin. Dan benar saja mereka berdua sudah duduk di meja nya. Dengan langkah malas Rere menghampiri kedua sahabatnya yang sedang menatapnya itu. "Re Lo gak diapa apain kan sama tuh cowok?! Lo dibawah kemana aja sama dia? Terus Lo tadi ngapain aja sama tuh cowok?" Berbondong bondong pertanyaan yang dilontarkan oleh Karin yang langsung dihadiahi pelotan tajam dari Manda. Karena Manda tau kalau mood Rere hari ini sangat buruk dan langsung mendapat rombongan pertanyaan dari Karin. "Lo gapapa Re?" Tanya Manda Rere menganggukkan kepalanya yang berati ia tidak kenapa-napa. "Gue heran sama tuh cowok, mendadak beda banget sama pas waktu dia nabrak gue dikoridor tadi. Masa nih ya dia tanya ke gue inget dia apa kagak? Ya gue jawab inget soalnya dia kan yang nabrak gue dikoridor tadi, terus dia jawabnya bukan," jelas Rere panjang lebar tentang kejadiaannya tadi. "Terus terus?" Tanya Karin yang sangat tertarik dengan apa yang diceritakan oleh Rere. "Katanya gue sama dia pernah ketemu, tapi kok gue gak inget ya? Segala pakek saya kamu gitu ngomong nya. Jijik sumpah gue" tambah Rere sambil bergidik membayangkan gaya bahasa Benua padanya. "Hmm mungkin gak sih dia sebagian dari masa lalu Lo?" Ucap Manda dengan telunjuk diatas kepalanya yang menandakan dia sedang berfikir. "Nah iya tuh! Benar juga kata Manda." balas Karin dengan memihak Manda. "Gak ah! Ngaco aja Lo" jawab Rere acuh tak acuh. Setelah itu Rere melanjutkan ucapannya kembali yang mampu membuat keduanya kaget walaupun hanya sesaat. "Gue nanti pulang," ucapnya dengan nada santai tapi mampu membuat keduanya kaget. "Lo serius re?!" "Yap! Gak mungkin juga kan gue dirumah Lo terus terus an?" "Gue sih Sans ae, tapi kalau itu udah keputusan lo, gue dukung." "Makasih kalian berdua emang sahabat gue yang paling top deh" balas Rere yang kemudian langsung memeluk kedua sahabatnya. Teeeeeet....... "Ye si Indro t*i ngerusak momen aja deh," ucap Karin sedikit sebal lantaran Indro memencet bel disaat mereka sedang seperti ini. Indro adalah guru yang bertugas di bidang kesiswaan yang mengurusi anak anak nakal dan sekaligus orang yang menentukan kapan bel pulang, istirahat dan sebagainya. Didepan kelas sudah ada Bu Tatik guru matematika yang masih muda dan sangat cantik tetapi galaknya nauzubillah. Sambil berkacak pinggang dan tangan kanannya yang membawa penggaris kayu itu pun berjalan menuju bangku Aldrin ketua kelas X-2 . Nama lengkapnya adalah Julian Aldrin Nathaniel namanya memang rada bule, dan wajah Aldrin juga bisa dibilang Tampan tak jarang juga banyak kakak kelas yang mengincarnya, tak lupa juga ia adalah seorang badboy. Jangan heran Aldrin seorang badboy tapi bisa menjadi ketua kelas. Karena kelas X-2 adalah tempat troublemaker berkumpul. "Aldrin!!! Bangun kamu! Sudah berapa kali saya ingatkan?! jangan tidur di waktu pelajaran saya!" Teriak Bu Tatik tepat di telinga Aldrin. Sedetik kemudian Bu Tatik menggebrak meja Aldrin menggunakan penggaris yang sedari tadi dibawanya. Brakkk!! "Eh depan gue ada pocong!" ceplos Aldrin tanpa memperhatikan jika didepannya terdapat Bu Tatik yang masih setia berkacak pinggang. "Siapa yang kamu sebut pocong?! Saya?!" Tegas Bu Tatik siap melayangkan penggaris terhadap Aldrin "Bukan saya loh Bu yang bilang," ucap Aldrin dengan mengangkat kedua tangannya layaknya seorang penjahat yang ketauan oleh polisi. "Lari keliling lapangan lima belas putaran! Sekarang!" pintah Bu Tatik kepada Aldrin. Aldrin menghela nafas pasrah dan segera keluar kelas untuk menjalankan hukumannya. "Sudah! Jangan ada yang mencontoh Aldrin! Cepat buka buku paket kalian halaman 175." Teeet tet...... Bel yang ditunggu tunggu seluruh siswa SMA Cempaka pun akhirnya berbunyi. Gerbang yang mulanya sepi pun seketika menjadi ramai karena siswa siswi yang berdesak desakan untuk cepat pulang. "Gue pulang dulu. Makasih ya man tumpangannya," pamit Rere pada keduanya. "Iya gue juga, duluan ya man. Nyokap gue Udah didepan nih," kemudian disusul Karin. Dan tinggal lah Manda seorang diri lalu bergegas menuju parkiran. "Yah gue sendiri lagi, gapapa laa sampek rumah terus bobok cantik deh gue," gumam Amanda dalam hati. Berbeda halnya dengan seorang cewek yang sedang menunggu kendaraan umum di halte pinggir jalan. Dari arah berlawanan nampak angkot berwarna hijau yang melintas dijalanan sekolah. Dan langsung diberhentikan oleh Rere. Jangan salah, Rere memang orang kaya tapi ia lebih suka naik angkot ketimbang naik taksi dengan alasan ongkos angkot lebih murah daripada taksi. Perlahan lahan Rere masuk kedalam angkot dan langsung duduk ditengah tengah ibu ibu yang sedang menggendong anaknya. Didalam angkot, yang dilakukan Rere hanya memikirkan apa yang terjadi jika ia sudah dirumah. Dan yang bisa dilakukan Rere saat ini hanya menarik nafas panjang pasrah apapun yang akan terjadi nantinya. Rere Lo cewek kuat.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN