Arlo memasuki ruangan rawat inap Cyra saat dia mendengar suara tangis dari anak perempuannya itu. Lelaki itu menjadi panik untuk sesaat dan langsung masuk dengan cepat ke dalam ruangan itu hanya untuk menemukan Cyra yang tengah menangis di atas ranjang pasien ditemani Ema yang tengah duduk tenang di sampingnya. “Kenapa dibiarin nangis sih?” Arlo berjalan mendekat mencoba untuk mengambil Cyra untuk menenangkannya. “Berhenti!” Ema mengangkat tangannya ke arah Arlo membuat pria itu mengerem langkahnya. “Aku sedang melatihnya,” lanjut Ema. “Melatih apa?” “Sabar dan konsisten,” jawab Ema. “Ema, dia bayi yang baru akan berusia dua tahun. Biarkan saja dia melakukan apa saja,” ujar Arlo keberatan. Ema menggeleng. “Justru karena dia masih kecil, kita harus mengajarinya dari sekarang. Dia sud