Iren menarik selimut untuk menutup tubuhnya. Tubuhnya semakin bergetar, saat isak tangis semakin terdengar di ruangan yang berukuran cukup luas itu. Dimana tubuh mungil yang bahkan sudah tak berpakaian lengkap itu kini terbaring di atas ranjang dengan posisi meringkuk seperti bayi dalam kandungan. Rasa sakit yang Iren rasakan saat ini, pastinya akan dirinya ingat seumur hidupnya. Masih dengan tergugu, Iren menatap pintu kamar yang belum lama ini ditutup dengan sangat kasar oleh Brian. Pria yang bahkan belum sempat memenuhi haknya sebagai seorang istri. Apa kurangnya aku, Kak? apa! kenapa kamu tega melakukan ini sama aku? kenapa! Apa yang belum lama terjadi di kamar itu masih teringat jelas di pikiran Iren. Dimana saat Brian menciumnya dengan sangat kasar, bahkan melepas pakaiannya sa