Hanan melangkah menghampiri Aruna yang saat ini tengah berdiri di balkon kamarnya. Ia lalu memeluk sang istri dari belakang, menopangkan dagunya di bahu Aruna. “Ini sudah malam, Sayang, lebih baik kita tidur.” “Aku belum menggantuk, Kak. Kalau Kakak mau tidur, Kakak bisa tidur duluan.” Aruna bahkan tak menatap ke arah Hanan. Hanan menghela nafas, lalu membalikkan tubuh sang istri agar menghadapnya, menggenggam tangannya. “Apa kamu kecewa, saat Brian dijodohkan dengan Iren?” Aruna hanya diam dengan masih menundukkan kepalanya. “Na, sekarang jujur sama aku. Apa kamu masih menyimpan rasa untuk Brian?” Aruna masih diam, hingga membuat Hanan geram dan akhirnya mendongakkan wajah Aruna agar menatapnya. “Apa dengan diamnya kamu, itu artinya kamu masih menyimpan rasa pada Brian?” “Maafkan