“Kenapa sampai sekarang, Nanda terus mengabaikanku? Setiap telepon bahkan sekadar pesan dariku enggak ada yang dia respons. Dari kemarin loh. Padahal andai dia terlalu sibuk dengan pelanggan prianya, harusnya dia tetap ada waktu buat aku. Kirim WA kek, apa gimana. Lah ini, langsung menghilang.” Sempat sangat kesal dan berkeluh kesah karena Nanda yang tak lagi selalu ada untuknya, Fero jadi berpikir lain.
“Oh iya ... jadi pelac*ur ... sepertinya memang gampang-gampang susah. Nyatanya banyak pelac*ur yang berakhir merega*ng nyawa hanya karena dirasa kurang memua*skan pelanggannya.” Berpikir demikian, Fero jadi khawatir, jangan-jangan, Nanda juga mengalami hal serupa.
Fero sungguh peduli kepada Nanda. Karena sedikit banyaknya, ia memang ada rasa kepada Nanda. Apalagi ketimbang Tasya istri s
