TAUFIK MELIHAT PENYESALAN GALIH

1031 Kata
“Jadi karena Listy sebagai peran utamanya sudah tidak mau dan dia memberitahu kami itu saat dia sudah mengembalikan semuanya. Dia memberitahu kami saat dia sedang perjalanan menuju bandara untuk ke Jogja, lalu kami harus bilang apa Mas?” “Kalau dia sebelumnya konsultasi pada kami tentu tidak seperti itu caranya, tentu saya ingin membicarakannya baik-baik, tapi semua saya rasa wajarlah Listy melakukan hal tersebut. Karena dia juga emosi.” “Siapa yang tidak emosi melihat calon suaminya sedang bergumul seperti itu terlebih kata-kata Galih sangat menusuk malah menyalahkan Listy sebagai dasar semua perbuatan busuk yang dia lakukan.” “Jadi wajarlah semua dia lakukan.” “Bukan karena dia anak perempuan saya. Bukan. Tapi kita berkaca bahwa apa yang Listy lakukan itu adalah wajar sebagai seorang perempuan yang tertampar disalahkan oleh orang yang bersalah,” Prabu menjelaskan apa yang dia dan istrinya rasakan dan pahami. “Bisa kamu bercerita pada kita semua bagaimana Listy bisa ada di tempat itu dan membuat video tersebut?” tanya Seruni penasaran. “Semua sudah tahu kan aku dapat undangan 10 hari lalu. Undangan VIP untuk pemutaran premiere perdana film yang aku tulis. Undangan VIP itu tentu aku ingin bagi dengan kekasih hati dong,” ucap Listy menjawab apa yang Seruni tanyakan. “Diam-diam aku ke apartemen Galih. Aku pencet bel tiga kali. Bayangkan Aku pencet bel tiga kali dan aku menunggu 10 menit. Aku pikir dia sedang di kamar mandi.” “Kurang sabar apa aku? Aku menunggu 10 menit. Aku berpikir dia sedang di kamar mandi,” kata Listy mengulang tentang berapa kali dia memencet bell apartemen Galih. “Tapi karena tidak ada perkembangan, ya sudah aku berpikir apartemen kosong dan aku ingin menaruh undangan itu di meja kamarnya saja sebagai kejutan saat dia kembali dari bekerja nanti.” “Jadi aku masuk sudah memegang kamera untuk merekam bahwa aku menaruh undangan tersebut. Jelas ya kamera memang sudah ada di tangan aku. Begitu aku buka pintu aku melihat semuanya, ya sudah aku rekam saja semua sampai selesai. Lalu kamera aku masukkan di tas.” “Tanpa aku sadar kalau ponselku itu masih merekam. Jadi hanya suara yang terakhir terdengar. Rekamannya gambarnya hanya hitam karena ada di dalam tas aku. Itu yang terjadi dan aku memang membuat Galih babak belur. Semua bisa mendengarkan teriakan gundiknya Galih juga permintaan Galih agar aku berhenti menghajarnya.” “Itu sebabnya di part terakhir video itu hanya hitam tapi suara tetap clear. Karena ponselku berada di tas.” “Kalau Tante sama Om atau Mas Taufik mau komplain nggak apa, aku akan bayarkan kok semua biaya rumah sakitnya,” jelas Listy. Seruni merasa sedih Listy menyebutnya TANTE, padahal sejak Galih membawa Listy ke rumah, Seruni sudah minta dipanggil MAMA dan Listy juga mematuhinya. “Enggak sih, nggak perlu dibayarkan kok. Kami cuma pengen tahu kok bisa seperti itu, karena kami tadinya menduga kamu mau naruh undangan pernikahan kalian, ternyata kamu mau naruh undangan pemutaran film,” ucap Taufik. “Undangan pernikahan memang sudah aku ambil satu hari sebelumnya dan aku sudah bayarkan semuanya Mas.” “Aku juga sudah bilang sama Galih soal kamu bayarkan semua uang DP yang dia berikan dan Galih juga kecewa karena kamu menanggung semua uang tersebut. Tentu tidak etis seperti itu. Jadi ini kami kembalikan, itu uang dari kami, bukan dari Galih. Mohon jangan ditolak karena itu uangmu.” “Biar bagaimanapun kami pihak laki-laki harus membayarkan itu semua. Maaf jadi semua harus kami kembalikan. Kami keluarga Galih tidak mau berhutang pada kamu. Galih yang sudah sangat bersalah,” ucap Mahendra dengan memberikan bukti setor tunai, sehingga tak ada nomor rekening untuk dikembalikan, dan yang menyetorkan adalah M Taufik Pradana Harsana SH MPh. Taufik memang selesai S2 hukum tapi bekerja sebagai pialang saham walau dia juga punya law firm kecil yang tak diketahui umum karena Taufik tak mau ndompleng nama besar Seruni. “Mas sadar, Galih sudah merasa sangat bersalah, jadi dia mohon maaf. dia berniat mengembalikan semua yang kamu bayarkan, tapi mas cegah karena yakin kalau Galih yang mengembalikan, kamu pasti akan tak terima. Jadi kami keluarga yang mengembalikan uang itu,” kata Taufik. “Tolong jangan dikembalikan karena itu sangat menyiksa buat aku dan Galih.” “Lalu uang undangan pernikahan, pelunasannya juga sudah dibayarkan dikembalikan ke rekeningmu.” Lama mereka bicara soal pembatalan pernikahan intinya Seruni mau pun Mahendra memohon agar Sutikno Prabu dan Widuri tidak memutus hubungan kekerabatan mereka. Biarlah mereka menjadi teman kalau tak bisa jadi saudara atau pun sahabat. Setidaknya mereka jangan bermusuhan karena biar bagaimanapun mereka pernah kenal dekat. “Terima kasih sudah mau datang ke sini,” kata Widuri saat mengantar tamunya pulang. “Iya Mbak, dan sekali lagi kami mohon maaf,” jawab Seruni. Mereka pun kembali ke rumah. ≈≈≈≈≈≈≈≈ Seperti dugaan Taufik, ternyata Listy mengembalikan semua makanan yang dulu diantarkan oleh keluarga Seruni. Tapi makanan itu tidak dikembalikan ke Seruni saat dia datang ke rumah Listy, melainkan diantarkan ke rumah Seruni saat Seruninya pergi dan yang menerima adalah Galih! Sepertinya Listy sudah mengatur si pengantar agar datang ketika Seruni sudah berangkat. Pengaturan yang sangat cermat. Galih hanya bisa meneteskan air mata karena dia benar-benar sudah tak punya harga diri. Bahkan makanan pun dikembalikan oleh Listy. Benar-benar dalam bentuk hantaran lamaran. Dihias dengan pita, sama persis dengan yang dulu Seruni buat dan dibawa sebagaai hantaran lamaran. Begitu Seruni keluar bersama Mahendra dan Taufik makanan itu datang. ≈≈≈≈≈≈≈≈ Taufik memeluk Seruni yang menangis tanpa suara melihat anekan hantaran tertata di meja makan begitu mereka pulang dari rumah Listy. Sungguh miris rasanya. Semua sama persis dengan hantaran yang dia bawa, bentuk hiasan mau pun size nya. Sepertinya Listy membuat dengan teliti berdasarkan dokumen foto yang dia miliki. Seruni yakin, Listy melakukannya tanpa sepengetahuan Widuri dan Prabu. Seruni bisa merasakan sakit yang Listy alami. “Mama enggak perlu sedih. Kita kan sudah prediksi ini akan terjadi. Please Mama jaga kesehatan,” bisik Taufik. Setelah berhasil membujuk Seruni, Taufik ingin bicara dengan Galih. Sejak hari Kamis datang ke rumah, Galih hanya merenung di kamar, wajahnya makin pucat dan sering Taufik lihat matanya bengkak seperti habis menangis. Taufik sadar adiknya sangat terpukul dengan kejadian yang diakibatkan ulahnya. Karena jiwa Seruni mulai tergoncang akibat saudara dan banyak rekan mencibirnya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN