Persiapan Meeting

1410 Kata
Drrt .. handphone Wika bergetar di dalam saku bajunya. "Ya Fit," jawab Wika menerima panggilan dari Fitri yanmed. "Dok dicari sama Pak Aryo Wadir," jawab Fitri di sambungan telepon. "Pak Aryo nya masih disana?" tanya Wika lagi. "Sekarang sedang ke ruangan dokter Nino, dok." "Mampir aja atau memang nyari ada keperluan Fit?" "Ada keperluan katanya dok." "Oke saya naik ke atas sekarang, makasih ya Fit," ucap Wika mengakhiri pembicaraan.. Wika mematikan layar gawainya dan menyimpannya lagi di saku. "Maaf ya aku duluan ... dicari sama pak Wadir," pamit Wika pada Rezy dan Arumi. "Eh ... gue sekalian pamit juga deh Wik, mau ke bengkel juga," ucap Rezy entah betul atau hanya alasannya saja. "Ya gue ditinggal sendiri dong," protes Arumi. "Buru-buru amat nih Rezy, temenin dong Arumi makannya belum selesai, masak ditinggal sendirian," ucap Wika sambil mengedipkan satu matanya ke arah Rezy tanpa diketahui oleh Arumi. Tentu saja Rezy menahan geram, dia merasa dijebak oleh Wika padahalkan tidak begitu, Wika benar - benar ada keperluan. "Tungguin gue sampai selesai makan, pamali tahu nggak ninggalin orang lagi makan, lagian kayak banyak acara aja lo," ucap Arumi dengan nada agak ketus. Sudahlah dia yang minta ditemani, malah pake galak. Rezy cuma bisa diam dan duduk menatap kepergian Wika yang masih saja terlihat tersenyum, awas aja kamu Wika ancam Rezy dalam hatinya. Wika kembali menaiki lift ke lantai lima dan langsung menuju ke ruangan Yanmed. "Pak Aryo masih di ruang dokter Nino Fit?" kata Wika yang baru saja duduk. "Masih dok, ada dokter Malik juga.Tadi mereka bertiga." Wika akhirnya memutuskan untuk bergabung saja di ruang Dirut. Sekretaris dokter Nino yang baru bernama Fathia melihat kedatangan Wika. "Lagi ada pertemuan apa ya?" tanya Wika sebelum mengetuk pintu ruangan dokter Nino. "Nggak ada yang penting sih agendanya dok, Pak Wadir lagi menghadap aja." jelas Fathia. Wika pun mengetuk pintu ruangan, langsung dapat jawaban dari dalam dan dipersilahkan masuk. Begitu melihat kepala Wika muncul dibalik pintu ruangan, dokter Nino langsung memanggil Wika untuk masuk bergabung dengan mereka. "Sini Wik kebetulan udah ditunggu dari tadi," panggil dokter Nino. Wika merasa bersyukur dia berinisiatif untuk datang ke ruangan tersebut karena ternyata dia sudah ditunggu. Dia mengambil kursi untuk duduk di sebelah Pak Aryo. "Alat penunjang medik kita sudah mau datang, ini pak Aryo mau nyiapin kegiatan untuk demo sekaligus promosi untuk Jakarta dan Bandung, tolong dibantu timnya pak Aryo." "Siap." "Nanti PIC nya namanya Jenny salah satu manager saya, dia yang bikin konsep acara sekaligus mengatur semua kebutuhan bersama timnya, kami mohon kerjasama yanmed untuk menyiapkan sdmnya membantu tim marketing untuk product knowledge nya dok." Jenny? Nama yang bagus ... semoga orangnya sebagus namanya, bukan seperti orang yang aku kenal dulu, bisik Wika dalam hatinya. "Acaranya disini pak?" tanya Wika. "Ya, acara demonya disini dan Bandung. Tapi kita akan banyak promo juga, seperti talkshow di radio, TV ataupun mengadakan seminar - seminar yang berhubungan dengan pemakaian alat ini dok." "Owh menarik. kapan itu rencananya?" "Satu setengah bulan dari sekarang, untuk Bandung dua minggu setelahnya. Nah kegiatan talkshow dan pameran akan kita mulai tiga Minggu dari sekarang setelah Jenny presentasi ke pak Dirut dulu," jelas pak Aryo. "Fathia bisa tolong ke sini sebentar," panggil Dokter Nino pada sekretarisnya melalui intercom. " Baik dok segera." Pintu ruangan terbuka setelah mendengar ketukan dua kali dari luar. Fathia sekretaris Dokter Nino pun masuk. "Fathia tolong jadwal saya hari jumat jam 09.00 pagi meeting dengan Ibu Jenny dari Departemen Pak Aryo. Pesertanya saya, dokter Malik, Pak Aryo dan dokter Wika dan timnya Ibu Jenny." "Baik dok," Jawab Fathia sambil mencatat perintah dokter Nino. "Kita pakai ruang rapat yang di sini aja soalnya tidak perlu pakai slide sepertinya." "Baik dok. Ada lagi dok?" "Saya rasa cukup." "Baik Saya permisi," pamit Fathia lalu pergi keluar ruangan. "Oke saya mau praktek dulu ke bawah, kalau tim Jenny nanti mau berhubungan langsung dengan yanmed silakan koordinasi sama dokter Wika aja ya Pak Aryo." "Baik dok terima kasih banyak atas bantuannya sampai ketemu hari Jumat pagi." "Sama-sama." Dokter Nino beranjak dari kursinya, semua ikut berdiri karena memang mau keluar dari ruangan. "Lo nggak praktek Lik?" "Iya nanti satu jam lagi." "Gue duluan ya." pamit dokter Nino. "Ya oke, Wik ...bisa diskusi sebentar?" "Ya om ..."jawab Wika mengikuti dokter malik keruangannya. Pak Aryo pun pamit pada dokter Malik dan dokter Wika. * "Jenny di panggil pak Aryo," Suara Tika membuatku mendongak. " Thank you Tik, " jawabku yang langsung menutup layar laptopku. Aku langsung menuju ruangan Pak Aryo yang berada di ujung berlawanan dari posisi ruanganku. 'Tok...tok.. Sekretaris Pak Aryo mengetuk pintu dan aku berdiri di belakangnya. " Jenny Pak," ucapnya memberitahukan kedatanganku dan mempersilahkan aku masuk. Aku yang masuk langsung mengambil posisi duduk di depan meja Pak Aryo. "Saya baru ketemu dengan pak Dirut dan kepala bagian yanmed untuk acara itu Jen ... Jumat kamu sama tim presentasi langsung ya, jam sembilan pagi." "Baik pak." "Tolong siapin semua materi dan siap dikirim ke email mereka saat presentasi nanti, tapi siapkan hard copy nya juga empat rangkap buat back up ya." "Baik pak, segera saya siapkan." "O ya nanti undangan meeting akan dikirim sama sekertaris pak Dirut." "Ya pak, nanti saya cek, ada lagi pak?" "Nggak cuma itu aja, makasih." "Sama - sama pak," jawabku dan langsug berdiri untuk keluar ruangan pak Aryo. "Ehm Jen .." "Ya pak," Aku berbalik badan lagi sebelum mencapai pintu, mungkin ada yang lupa disampaikan. "Saya dapat undangan dari dokter Sari, apakah kamu dapat juga?" "Owh pernikahan dokter Sari, ya dapat untuk satu divisi pak, keroyokan."jawabku sambil tersenyum. "Apakah kamu bisa pergi dengan saya?" Aku agak terkejut mendengar ajakan itu, agak aneh ... atau mungkin biasa saja untuk di lingkungan pekerjaan seperti ini? Aku belum paham aturan main disini. "Saya memang berencana pergi dengan teman - teman yang lain pak, karena dokter Sari mengundang kami langsung walau satu undangan buat ramai - ramai." "Kalo gitu kita bisa pergi bersama - sama." "Bapak nggak pergi sama ibu?" "Nggak," jawab pak Aryo cepat. "Owh baik pak, saya akan bilang sama teman - teman nanti," jawabku mempercepat urusan dari pada aku bingung dengan situasi ini. "Oke" "Saya permisi pak," ucapku kali ini benar - benar pamit keluar ruangannya. Sebelum kembali ke ruanganku, aku mampir dulu ke kubikel Tika, dan ternyata dia sedang menyantap rujak dengan Ani dan Ema. "Rujak Jen ..." Tika menawariku. "Terimaksih, aku masih full banget rasanya," tolakku sambil memegang perut. "Kenapa pak Bos, masih soal acara?" "Iya, kita presentasi depan pak Dirut Jumat pagi, udah siap kan?" "Siap doong, kita semua atau perwakilan aja?" "Semuanya, kita cuma berempat ... biar Dirut tahu wajah - wajah yang siap kerja keras," jawabku bermaksud melucu dan berhasil, mereka tertawa. "Btw aku agak bingung nih .." ucapku lagi. "Kenapa Jen," tanya Ani. "Pak Aryo bilang mau ikut kita ke acara dokter Sari, apa itu nggak aneh ya? Kenapa dia nggak pergi sama istrinya?" "Ckkk ... nggak ada yang bilang sama Jenny pak Aryo duda ya?" ucap Ema tentu saja dengan suara pelan, takutnya tembok didekat kami berkuping. "Serius? Ah ... pantas waktu aku tanya dia tadi langsung dijawab dengan kata 'nggak' cepat sekali." "Jadi pak Aryo mau bareng kita?" "Iya ... apakah itu biasa disini?" "Biasa nggak biasa deh, pak Aryo gabut kali kalo pergi sendiri, takut terjebak dalam keramaian." "Ya mungkin aja, berarti dia dikawal kita berempat?" tanyaku memastikan. "Auto jadi juragan minyak dia nanti, eh tapi sebenarnya dia ngajak lo doang atau rombongan lenong juga nih Jen?" tanya Ema. "Rombongan lenong?" "Aiiis .. itu rombongan kesenian itu lho, ada musik ada tari ada drama di betawi." "Trus apa hubungannya sama kita?" "Hubungan kemanusiaan." jawab Ema gemas. "Lo kalo mau ngelucu liat - liat dulu Ma ... keselkan? Mana ada di Amerika istilah rombongan lenong." ucap Ani sambil tertawa dikuti Tika. "Lha Jenny kan SMA nya disini, masak nggak ngerti sih ... please lah Jen ...lo harus banyak mengerti supaya kalo gue ngelucu lagi lo paham." ucap Ema dengan wajah memelas. "Oke ... tell me more about the joke later ya ... tapi nanti, kita kerja dulu sekarang," jawabku sambil tertawa lantas berdiri dan hendak kembali ke ruanganku. "Nanti gue beliin bukunya ya Jen ...bisa dibaca dan dihapalin, sahut Ema, dia memang yang paling bersemangat karena dia yang paling suka bercanda. Aku mengangkat jempolku tanpa menoleh. Sebelum benar - benar masuk ruangan aku menoleh lagi ke arah Tika," O ya lupa Tik ... minta nama - nama di yanmed dan kontak personnya ya ... biar nanti abis meeting kita tinggal konfirmasi aja." "Siappp booss," jawab Tika.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN