..**.. Sebenarnya, Gaza tahu bahwa Syefa tampak terpaksa mengiyakan keinginannya. Namun, Gaza tidak sebodoh itu untuk mengajaknya jalan berdua saja. Ia memanggil satu perawat untuk menemani langkah mereka menuju taman. Selain membuat Syefa tetap nyaman, dia juga tidak mau kalau Syefa merasa sungkan karena kursi roda yang didorong olehnya. Tidak sedikit yang menjadi pertanyaan di benak Gaza, kenapa dia sangat serius sekali memantau perkembangan kesehatan Syefa secara langsung. Apalagi dia juga sering berinteraksi dengan Tim Medis dan Psikolog untuk menanyakan apa-apa saja yang menjadi kendala kesembuhan Syefa. Selama langkah mereka menuju taman, Gaza enggan melontarkan sepatah kata pun. Sebab dia sendiri juga merasa tidak nyaman jika perbincangan mere