… Kamar Gaza., Dia sudah memijit kening yang sebenarnya tidak berdenyut. Hanya saja hal yang digumamkan oleh Syefa benar-benar membuatnya penasaran. “Jangan kecewakan aku, Clave. Aku tahu kau tidak pernah bertindak gegabah,” gumamnya sambil berjalan menuju meja kerja yang terletak tidak jauh dari posisi ranjang utamanya. Gaza mengambil ponsel yang tergeletak disana. Lalu ia segera menghubungi seseorang. “Haahhh …” Dia menghela panjang napasnya, lalu berjalan menuju ruangan ganti pakaian. Seseorang yang ia hubungi belum menjawab panggilan teleponnya. Dia melempar kasar handuk putih kecil ke arah wadah pakaian kotor. Setelah itu, dia kembali berjalan keluar dari sana dan kembali menuju ruang tidur utama. Berulang kali dia menghubungi ses