Setelah kepergian Agler, barulah Agatha juga berangkat dengan mobil yang telah Agler berikan untuknya. Gadis itu melajukan mobilnya di atas kecepatan rata-rata demi sampai lebih cepat di Cefe miliknya. Senyumanya mengembang ketika turun dari mobil, berjalan dengan santai memasuki Cafe yang lumayan sepi, mungkin karena baru jam delapan pagi. "Tumben datang jam segi," celetukan Rafael menyambut kedatangan Agatha. Gadis itu hanya merespon dengan senyuman. "Gue pinjam motor lo dong Bang, malas banget pakai mobil," ucap Agatha. "Enak malah Ga, nggak perlu panas-panasan," balas Rafael. Namun, tetap saja menyerahkan kunci motornya. "Gimana semalam? Aman?" "Nggak, motor gue kali ini di sita sama polisi, bisa di ambil kalau orang tua atau ada wali." Agatha menghembuskan nafas panjang.